Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Jangan Takut Kotor: Bermain di Alam Baik untuk Mental Anak
1 Mei 2025 15:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kenni Olandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Yuk, jangan buru-buru panik kalau anak pulang dalam keadaan dekil, celana sobek, atau bau matahari. Bisa jadi, hari itu justru hari terbaik dalam hidup kecilnya”.

Anak Butuh Alam, Bukan Hanya Layar
ADVERTISEMENT
Di zaman sekarang, pemandangan anak-anak yang asyik menatap layar tablet lebih umum daripada yang berlarian di lapangan. Kita sering menganggap bermain di luar itu berisiko—takut kotor, takut jatuh, takut sakit. Padahal, justru di situlah anak-anak belajar banyak hal yang tak diajarkan di buku atau YouTube: tentang keberanian, kreativitas, dan ketahanan mental.
Mungkin kita lupa bahwa tubuh anak memang didesain untuk bergerak, bereksplorasi, dan berantakan. Alam adalah tempat paling alami untuk itu. Bermain di tanah, memanjat pohon, atau sekadar mengejar kupu-kupu adalah pengalaman yang membentuk karakter mereka. Jadi, alih-alih berkata “Jangan main kotor-kotor!”, mungkin kita bisa mulai bilang, “Hati-hati ya, tapi nikmati mainnya!”
Main di Alam, Hati Lebih Tenang
Alam punya efek menenangkan yang luar biasa. Anak-anak yang sering bermain di luar biasanya lebih jarang rewel, lebih fokus, dan lebih bahagia. Bukan tanpa alasan. Saat mereka menyentuh rumput, mencium aroma tanah, atau mendengar suara burung, tubuh dan pikiran mereka ikut rileks.
ADVERTISEMENT
Berbagai riset menunjukkan bahwa interaksi dengan alam bisa menurunkan stres, kecemasan, bahkan risiko depresi pada anak. Ketika mereka lepas dari rutinitas harian dan tekanan sekolah, alam menjadi ruang bebas yang memberi mereka napas lega dan ruang untuk jadi diri sendiri tanpa tuntutan.
Belajar Bersosialisasi Lewat Main Lumpur
Selain menyehatkan mental, bermain di alam juga memperkuat kemampuan sosial anak. Di luar rumah, mereka bertemu teman, belajar berbagi, bernegosiasi, dan menyelesaikan konflik kecil seperti rebutan ayunan atau giliran main. Itu semua adalah pelajaran hidup yang tidak bisa digantikan oleh aplikasi belajar online.
Main kotor-kotoran, membangun benteng dari pasir, atau bermain bola bersama teman juga membentuk kerja tim dan empati. Anak belajar bahwa mereka bukan pusat dunia, dan bahwa bermain bersama jauh lebih seru daripada bermain sendiri.
ADVERTISEMENT
Dari Kotor Jadi Peduli Lingkungan
Ketika anak-anak akrab dengan alam sejak kecil, mereka juga tumbuh dengan rasa peduli terhadap lingkungan. Mereka jadi tahu bahwa membuang sampah sembarangan bisa merusak sungai tempat mereka biasa bermain, atau bahwa memetik bunga sembarangan bisa mengganggu kehidupan serangga kecil.
Anak yang dekat dengan alam akan lebih mudah peka. Mereka tahu bahwa pohon bukan sekadar hiasan, dan bumi ini bukan sekadar latar belakang foto. Mereka belajar mencintai dan menjaga, bukan hanya menikmati.
Yuk, Biarkan Mereka Kotor Sekali-sekali
Bermain di luar itu bukan sekadar kegiatan fisik. Itu adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan mental, sosial, dan spiritual anak. Jadi, saat anak pulang dengan baju kotor, lutut lecet, atau rambut bau matahari, lihatlah senyum puas mereka. Itu tanda mereka bahagia. Dan bahagia adalah fondasi utama dari tumbuh kembang anak yang sehat.
ADVERTISEMENT
Daripada terus melarang, lebih baik kita temani. Duduk di bawah pohon, mendengar cerita mereka tentang petualangan hari ini. Karena pada akhirnya, kenangan masa kecil yang paling berharga bukan yang diambil dari kamera, tapi yang tertanam di hati saat bermain bebas, tertawa lepas, dan tak takut kotor.