Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
3 Kunci Sukses Kampanye Lingkungan Greenpeace dalam Merebut Hati Masyarakat
15 April 2022 20:28 WIB
Tulisan dari Kenny Meigar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penulis: Kenny Meigar dan Salsabila Firdhausiyah
Ketika berbicara tentang organisasi lingkungan, sebagian besar dari kita memikirkan satu nama yang sama, Greenpeace. Bagaimana strategi komunikasi kampanye yang Greenpeace lakukan sehingga berhasil menjadikan Greenpeace sebagai organisasi lingkungan terbesar di dunia?
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, Greenpeace cukup agresif mengkampanyekan isu pelestarian alam. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan hutan tropis dengan jumlah satwa yang tergolong terancam punah, dimana 10 diantaranya merupakan endemik Indonesia. Dengan aksi dan nilai yang dibawa oleh Greenpeace, mereka telah berhasil memenangkan hati masyarakat Indonesia untuk terlibat dan didukung dalam setiap kampanye.
Greenpeace telah berhasil melakukan banyak kampanye sosial, seperti kebijakan No Deforestation yang menargetkan bank swasta dan berhasil menekan bank ini untuk menghentikan pinjaman kepada pelaku deforestasi di Indonesia. Bahkan, kampanye tersebut mendapat dukungan hampir 500.000 orang dari seluruh dunia. Keberhasilan Greenpeace harus menjadi tolak ukur bagi organisasi lingkungan lainnya dalam melakukan berbagai kampanye dan aksi sosial.
ADVERTISEMENT
Berikut tiga prinsip komunikasi dari kesuksesan kampanye yang Greenpeace berhasil lakukan;
Semakin Personal, Semakin Efektif
Greenpeace berulang kali menggunakan pesan dengan intonasi personal dalam kampanyenya, salah satunya adalah gerakan adopsi orangutan. Alih-alih menggunakan kata “ayo berdonasi” atau “mari kita bantu”, mereka memilih untuk mengatakan “ayo adopsi” orangutan Indonesia. Cara ini digunakan oleh Greenpeace untuk membangun hubungan personal antara masyarakat dan Orangutan. Mereka yang mengadopsi akan menerima sertifikat adopsi atas nama mereka dan berhak mendapatkan update berkala dalam bentuk video eksklusif orangutan yang mereka adopsi.
Contoh lain dari komunikasi personal adalah video kampanye di media sosial. Greenpeace mengeluarkan video kartun sebagai bagian dari kampanye perusakan habitat orangutan akibat dampak tata kelola yang buruk di perkebunan kelapa sawit. Video kartun ini menampilkan percakapan antara seorang anak kecil dengan orangutan yang memasuki kamarnya. Setelah dikisahkan, ternyata anak kecil itu tahu bahwa orangutan itu lari dari habitatnya yang rusak akibat pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang buruk. Di akhir video, bocah lelaki itu menulis pesan “Save my friend” di mana ia menganggap orangutan tidak hanya sebagai hewan, tetapi juga sebagai teman dekat yang harus dilindungi bersama.
ADVERTISEMENT
Lakukan dengan Cara yang Mudah dan Menyenangkan
Selain melakukan protes langsung seperti demonstrasi jalanan dan mengeluarkan laporan tahunan, Greenpeace juga berkampanye dengan cara yang menyenangkan. Greenpeace menginisiasi Summer Fest 2.0 pada Agustus 2019, di Bali sebagai kampanye transisi energi yang terbarukan. Inisiatif festival datang dari masyarakat sekitar Celukan Bawang.
Penggunaan batu bara berdampak pada penghidupan nelayan dan petani kelapa serta mencemari laut dan udara Bali. Festival ini bertujuan meningkatkan kesadaran generasi muda untuk terhadap penggunaan energi terbarukan dan mengakhiri penggunaan batubara melalui konser musik dan pentas seni.
Konser ini merupakan festival pertama di Indonesia yang penggunaan 100% listriknya berasal dari energi terbarukan. Untuk memeriahkan acara ini, Greenpeace Indonesia mengundang komunitas lingkungan, seni dan sosial lokal. Melalui kampanye yang kreatif dan menyenangkan ini, Greenpeace berhasil menarik audiens yang sangat besar hingga 100 ribu pengunjung.
ADVERTISEMENT
Greenpeace menggundakan pendekatan komunikasi dengan memicu motivational appeal masyarakat setempat yang ingin memiliki kehidupan yang tentram dan bebas dari dampak lingkungan akibat kegiatan penambangan batubara.
Dalam kegiatan ini Greenpeace mencoba memperkuat pesan bahwa apa yang dilakukan oleh Greenpeace selaras dengan harapan masyarakat. Greenpeace mengatakan untuk mencapai keinginan tersebut harus dilakukan secara masif dan terstruktur, namun juga bisa dibalut dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
Diajak, Jangan Diperintah
Kita cenderung membenci orang yang memberi tahu kita apa yang harus dilakukan. Menurut terapis kesehatan perilaku Jane Pernotto Ehrman, reaktansi psikologis adalah apa yang para ahli gambarkan sebagai sensasi atau dorongan untuk memberontak. Ini adalah reaksi otak kita ketika kita percaya bahwa kebebasan kita sedang terancam atau bahwa pilihan kita sedang dibatasi. Saat aturan atau batasan diberlakukan, respons ini bisa membuat kita merasa frustrasi, khawatir, atau marah.
ADVERTISEMENT
Memahami hal ini, Greenpeace mencoba mengomunikasikan kampanyenya dengan mengutamakan ajakan yang persuasif, daripada memberi perintah. Greenpeace selalu menyampaikan bahwa berkontribusi dalam aksi sosial Greenpeace adalah bagian dari kebaikan yang lebih besar untuk pelestarian alam.
Dalam kampanye sampah laut, Greenpeace berhasil melaksanakan kegiatan Beach Clean Up dan Audit Merek Plastik di Pulau Seribu yang berhasil melibatkan dan menyadarkan banyak orang untuk turut serta menjaga laut Indonesia dari sampah plastik. Greenpeace tidak memberikan perintah untuk tidak membuang plastik ke laut, melainkan mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam kegiatan relawan. Kategori sampah plastik yang ditemukan, antara lain kemasan dan botol plastik, masih mendominasi.
Hal yang sama juga diterapkan dari sisi media relations yang dilakukan. Greenpeace memiliki program kunjungan bersama media ke wilayah yang lingkungan alamnya sedang mengalami kerusakan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan langsung kepada media agar media mendapatkan liputan eksklusif mengenai isu lingkungan. Greenpeace juga mengajak para jurnalis untuk mendalami isu yang sedang dikampanyekan dan melihat langsung bagaimana sebenarnya perusakan alam itu terjadi. Kegiatan ini biasanya berlangsung selama 3 sampai 5 hari di beberapa kota seperti Riau, Bali, Bandung, Papua, dan Kalimantan.
ADVERTISEMENT
Ketiga prinsip komunikasi persuasif tersebut merupakan kunci sukses kampanye Greenpeace dalam memenangkan hati masyarakat. Sudah seharusnya ketiga prinsip tersebut juga diterapkan oleh organisasi lingkungan lainnya. Kita dapat berharap dengan komunikasi yang persuasif, isu pelestarian lingkungan bisa lebih mendapat perhatian publik yang lebih besar dalam beberapa tahun mendatang.