Konten dari Pengguna

Imlek Ceria di Bumi Segantang Lada

Tim kepripedia
Semua Tentang Kepulauan Riau - kepripedia.com
5 Februari 2019 12:02 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim kepripedia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perayaan Imlek Kepulauan Riau

Menjelang perayaan tahun baru Imlek di salah satu kawasan Batam (Foto: Instagram/@Yorkx3008)
zoom-in-whitePerbesar
Menjelang perayaan tahun baru Imlek di salah satu kawasan Batam (Foto: Instagram/@Yorkx3008)
ADVERTISEMENT
Kepripedia.com - Kepulauan Riau, bumi Bunda Tanah Melayu yang juga dijuluki sebagai bumi segantang lada, yang berbatasan langsung dengan laut Natuna Selatan (dulunya bernama laut Cina Selatan), memiliki toleransi yang tinggi bagi kaum minoritas, khususnya Etnis Tionghoa. Sudah tertanam rasa toleran sejak dulu, dari tahun-tahun dimasa kerajaan Riau-Lingga dan Johor-Riau-Lingga. Keceriaan Imlek di bumi segantang lada ini, bukan saja hanya ditahun babi. Bahkan sebelum Imlek memiliki legalitas di orde baru dan orde lama sebelum masa reformasi, Imlek yang biasa disebut Konyen oleh masyarakat melayu ini sudah cukup terjaga toleransinya di Kepulauan Riau. Untuk tahun 2019 atau tepat di tahun babi, beberapa kabupaten/kota yang ada di Kepulauan Riau tradisi mudik Imlek begitu ceria dirayakan disini. Tidak saja menarik Etnis Tionghoa sendiri, namun pemandangan ini juga menjadi incaran bagi turis-turis asing untuk melihat suasana Imlek di malam pergantian tahun baru China. " Hampir 95 persen kamar kami penuh wisatawan dari luar, sekarang tinggal tersisa empat kamar dari seratusan lebih kamar yang tersedia," kata Tammy Dara Putri salah satu pengelola resort di kota Industri Batam, Kepulauan Riau. Mereka yang datang rata-rata memesan pada tanggal 4 sampai 6 Februari 2019, ada yang berasal dari Prancis, Singapura, India, dan wisatawan lokal nusantara sendiri. Tingginya minat dihotel-hotel atau resort ini karena beberapa resort menyediakan hiburan spesial Imlek, baik itu kembang api, buffet dinner, lucky draw, lucky ang bao hingga karaoke.
ADVERTISEMENT
Di Kota Tanjungpinang yang merupakan Ibukota Provinsi Kepri, data Pos Imigrasi Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SPB) Tanjungpinang mencatat sebanyak 2.439 wisatawan mancanegara yang masuk lewat pelabuhan itu terhitung mulai tanggal 1-3 Februari 2019. Daniel Maxrinto, Kepala Pos Imigrasi Pelabuhan SBP Tanjungpinang mengatakan para wisatawan yang paling dominan tersebut antara lain berasal dari negara-negara tetangga seperti didominasi warga Singapura, Malaysia dan China. Mereka berkunjung ke tempat wisata Pulau Bintan dan juga para kerabat yang ada di daerah Tanjungpinang dan Bintan.
Suasana pasar malam di Tanjungpinang menjelang perayaan Imlek (Foto: instagram/@rifqi_godex)

Ajang Silaturahmi dan Toleransi

Pergantian Tahun Baru Imlek 2570 di Kepulauan Riau juga dimanfaatkan oleh sebagain masyarakat Etnis Tionghoa untuk mudik menemui para kerabat mereka, di Lingga, Bintan, Batam, Tanjungpinang, Natuna, Anambas dan Karimun. Hampir semua kabupaten/kota di tujuh wilayah tersebut dipadati perayaan Imlek. Uniknya lagi rasa toleransi yang tinggi cukup terjaga disini, terbukti pada malam pergantian tahun baru Imlek yang diwarnai dengan pesta kembang api disejumlah daerah di Kepulaun Riau tersebut berjalan cukup antusias, aman dan tertib. Tidak lepas dari kaum mayoritas yang juga sangat menghargai perayaan imlek. Di bumi segantang lada ini, Etnis Tionghoa tidak semuanya beragama Budha dan Konghucu, sebagian besar dari mereka, juga ada yang beragama Nasrani dan Islam. Bagi mereka larangan agama tetaplah harus dipatuhi, namun tali silaturahmi antar kerabat tetap mereka jaga. Malam tahun baru Imlek jadi momen tersendiri untuk mereka saling menyapa para sanak saudara yang ada dari jauh.
ADVERTISEMENT
Saptono Mustaqim salah satu anggota DPRD Provinsi Kepri mengaku, dirinya sudah bertahun-tahun yang lalu menjalankan ibadah haji dan menjadi muslim yang taat, selain itu juga sering menjalankan ibadah umrah sebagai pengakuan terhadap Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Di perayaan Imlek, dirinya tak menghindar untuk tetap berkumpul dengan para sanak-saudara dan keluarganya yang berbeda kepercayaan dengannya. " Tapi beberapa prosesi keagamaan saya tidak ikut, hanya saat makan malam mereka selalu menyediakan makanan khas daerah. Mirip lebaran Idul fitri itu yang saya santap, dan sekedar berbagi pengalaman dan cerita karna Imlek itu hanya kepercayaan nenek moyang bukan kepercayaan suatu agama," ujar anggota DPRD Kepri yang juga mantan wakil Bupati disalah satu kabupaten di Kepri ini. Meski berlangsung cukup aman dan damai serta rasa toleransi yang tinggi, pengamanan di setiap wilayah dijaga dengan ketat oleh aparat kepolisian dan aparat dari satuan lainnya. Hal ini untuk memastikan agar para warga, yang merayakan Imlek mendapatkan rasa aman dan nyaman, apalagi ada beberapa warga asing yang datang ke Kepri. Kapolda Kepri Irjen Pol Andap Budhi Revianto mengatakan, semua personil di jajaran Polda Kepri, baik ditingkat Polres, Polsek dan Pos-Pos Polisi melakukan piket jaga dimalam pergantian tahun baru Imlek hingga pada perayaan Cap Go Meh nanti. "Saya ucapkan selamat Imlek dulu sebelumnya, kalau keamanan kita pastikan semua petugas bekerja 24 jam mengamankan perayaan Imlek sampai Cap Go Meh nanti," ujarnya kepada Kepripedia.
ADVERTISEMENT
Penulis : Wak JK
Editor : Hasrullah