77 Warga Bintan Terserang DBD di Tahun Ini, 2 Anak Meninggal Dunia

Konten Media Partner
15 Desember 2022 20:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Gama AF Isnaini. Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Gama AF Isnaini. Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan mencatat sebanyak 77 warga Bintan terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2022. Dari jumlah tersebut dua korban di antaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinkes Bintan, Gama AF Isnaini, mengatakan korban meninggal dunia akibat DBD itu masih berusia anak-anak.
"Dua anak yang masih berstatus pelajar meninggal dunia karena DBD di tahun ini. Yaitu dari Tanjungpermai, Kecamatan Seri Kuala Lobam dan Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur," ujarnya, Kamis (15/12).
Adapun kasus DBD di 10 kecamatan antara lain Kecamatan Bintan Timur menjadi penyumbang terbesar yaitu 38 kasus. Disusul Bintan Utara 14 kasus, Seri Kuala Lobam 11 kasus, Teluk Sebong 5 kasus, Toapaya 4 kasus, Gunung Kijang 2 kasus, Bintan Pesisir 2 kasus, dan Tambelan 1 kasus.
"Kalau Kecamatan Teluk Bintan dan Mantang tidak ada kasus di tahun," jelasnya.
Gama menyatakan sejumlah kecamatan di Kabupaten Bintan merupakan wilayah endemik. Sehingga, terdapat kasus DBD di sana. Terlebih masuk musim hujan, banyak nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, DBD juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan warga di Kabupaten Bintan selain COVID-19.
Oleh karena, masyarakat diimbau untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yaitu ikut serta dan ikut peduli membersihkan lingkungan dan melakukan gerakan 3M plus.
Kemudian menggalakan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) dengan mengktifkan terus juru pemantau jentik (Jumantik) dengan gerakan 1 rumah 1 jumantik di setiap pemukiman warga. Sehingga dapat mencegah perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan DBD.
"Kami meminta masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup sehat dan bersih. Ingat, lebih baik cegah dari pada mengobatinya," ucapnya.