Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten Media Partner
Balai Pelestarian Cagar Budaya Gali Tapak Istana Kedaton di Pulau Penyengat
31 Mei 2022 20:31 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tapak Istana Kedaton yang terletak di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang kini tengah diteliti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Proses penggalian atau dikenal dengan istilah ekskavasi ini dilakukan untuk memperjelas cagar budaya tersebut.
Menurut Kepala BPCB Sumatera Barat, Teguh Hidayat, Tapak Istana Kedaton yang merupakan istana dari Yang Dipertuan Muda Riau X, Raja Muhammad Yusuf Al Ahmadi periode 1858 hingga 1899 ini nyaris terpendam oleh tanah.
Padahal, situs sejarah ini dapat berpotensi menjadi media pembelajaran bahkan kajian akademik terkait struktur dan arsitektural bangunan masa lalu.
Oleh karena itu, dilakukan eskavasi agar fisik situs tersebut bisa terekonstruksi lebih jelas dan kembali terlihat hidup.
"Tak tutup kemungkinan, Istana Kedaton ini dapat menjadi daya tarik utama di Penyengat selain Masjid Sultan," kata Teguh, Selasa (31/5).
Ia juga menyebutkan, masih banyak situs sejarah di Pulau Penyengat yang belum terungkap. Di antaranya Istana Bahjah, Istana Laut dan lainnya yang belum di telusuri.
ADVERTISEMENT
Teguh menilai, jika semua situs tersebut dapat diungkap, tentunya akan turut memperkaya objek sejarah di Pulau Penyengat. Selain itu situs yang ada juga menjadi bukti kebesaran di masa lalu dan akan sangat bermanfaat bagi saat ini dan nantinya.
"Jika kita komitmen, baik masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi ini," kata dia.
Terakhir ia menjelaskan, bahwa ekskavasi Istana Kedaton menjadi langkah awal dari upaya pelindungan sejarah secara komprehensif.
Pihaknya pun berharap upaya ini dapat berlanjut secara periodik, sekaligus bersamaan dengan pemanfaatan untuk kajian akademik dan proses merdeka belajar.
"Proses eskavasi ini juga melibatkan masyarakat setempat sebagai pekerja. Pengerjaannya ditarget selama 2 minggu," jelas Teguh.