BMKG: Perbedaan Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Lain

Konten Media Partner
18 Desember 2019 14:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerhana Matahari di Amerika Serikat Foto: REUTERS/Mike Blake
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana Matahari di Amerika Serikat Foto: REUTERS/Mike Blake
ADVERTISEMENT
Gerhana Matahari Cincin (GMC), salah satu fenomena langka yang akan terlihat pada 26 Desember 2019 nantinya diprediksi juga akan terlihat di wilayah Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana matahari merupakan peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh Bulan, sehingga pencahayaan matahari tidak semuanya sampai ke Bumi.
"Fenomena ini salah satu akibat dinamisnya pergerakan Matahari, Bumi, dan Bulan terjadi pada saat fase bulan baru," tulis keterangan resmi BMKG.
Sedangkan gerhana bulan, terjadi ketika cahaya Matahari terhalang oleh Bumi. Pada posisi ini, mengakibatkan cahaya matahari tidak sampai ke bulan secara menyeluruh, terjadi pada saat fase purnama.
Kedua gerhana tersebut dijelaskan oleh BMKG sebagai suatu peristiwa yang dapat diprediksi dengan tingkat akurasi tinggi.
Sementara itu, Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada tepat pada posisi segaris. Pada posisi ini, piringan Bulan yang teramati dari Bumi terlihat lebih kecil dari pada piringan Matahari.
ADVERTISEMENT
"Akibatnya saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin. Gelap dibagian tengah, dan terang dibagian pinggiran," jelas BMKG.
Tidak semua wilayah di Bumi dapat melihat fenomena setiap 12 tahun sekali ini. Diantaranya yang dapat mengamati ialah Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Srilanka, Samudra India, Singapura, Malaysia, Samudera Pasifik dan Indonesia.
Sedangakan di Indonesia, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebutkan setidaknya enam provinsi yang dapat mengamati GMC ini, termasuk Kepulauan Riau yakni Kota Batam dan Tanjungpinang.