Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Bukan Sekadar Rumput Liar, Ternyata Ilalang Bisa Jadi Herbal Berkhasiat
16 Agustus 2020 18:14 WIB
ADVERTISEMENT
Dengan bentang lautan yang begitu luas, tak heran jika Provinsi Kepulauan Riau banyak menghasilkan olahan dari laut. Bahkan tidak sedikit masyarakatnya memproduksi makanan dari hasil laut tersebut, lalu dijual dan menjadi penguatan ekonomi bagi keluarga.
ADVERTISEMENT
Ternyata bukan hanya hasil laut, tumbuhan yang tertanam di daratan Kepri juga dapat dimanfaatkan untuk usaha kecil menengah. Misalnya, alang-alang atau yang sering juga disebut ilalang yang dipandang hanya sebagai rumput liar atau tanaman pengganggu.
Kebanyakan masyarakat di Indonesia bagian timur, menggunakan daun alang-alang yang dikeringkan sebagai bahan atap rumah dan bangunan lainnya. Bahkan, serat halus pada malai bunganya dipakai sebagai pengganti kapuk untuk mengisi bantal atau alas tidur. Selain itu juga kerap digunakan untuk obat tradisional.
Baru-baru ini Tim Kepripedia mendatangi sebuah Desa di Kabupaten Bintan, Desa Air Glubi. Disana terdapat seorang ibu rumah tangga yang sedang mengembangkan ilalang ini menjadi teh herbal yang kaya dengan khasiat. Siapa sangka tanaman dengan nama latin imperata cylindrica ini dapat bermanfaat untuk kesehatan manusia.
ADVERTISEMENT
Perempuan itu bernama Dwi Cahyaningsih. Ide ini ia dapatkan semenjak bergabung bersama Kelompok Binaan Pemanfaatan Toga (Tanaman Obat Keluarga) dari Dinas Kesehatan. Dalam kelompok ini mereka dianjurkan untuk memanfaatkan tanaman obat herbal sebagai obat untuk memenuhi keperluan keluarga. Semenjak itulah tepat 2 tahun yang lalu, ia mulai mencari tanaman apa yang dapat bermanfaat bagi keluarganya hingga kepada orang lain disekitarnya.
"Intinya kembali ke alam. Saya dengar orang nyari akar ilalang untuk obat. Kemudian saya mencari tau tentang akar ilalang dengan pergi ke Kijang dan searching di Google tentang akar ilalang. Terrnyata banyak sekali manfaatnya. Saya mulai mencoba untuk membuatnya." jelas Dwi.
Dengan bermodalkan tekad dan keyakinan. Keraguan yang awalnya menakuti Dwi dapat terkalahkan. Ia terus mengembangkan teh ilalang yang ia produksi secara otodidak. Awalnya ia sempat ragu teh miliknya ini dapat diterima oleh masyarakat. Itu disebabkan bahan yang dia gunakan terbuat dari tanaman pengganggu yang tidak lazim untuk dikonsumsi. Namun, semenjak dari pihak Dinas Kesehatan datang dan mencicipi teh tersebut, barulah ia semakin yakin.
ADVERTISEMENT
"Ada datang kunjungan dari Dinas Kesehatan bertanya apa saja tanaman yang sudah dijadikan obat. Dengan ragu, kami sampaikan bahwa kami telah membuat minuman dari akar lalang. Dari dinas tersebut minta untuk dibuatkan dan dibilangnya enak. Kemudian setiap ada pertemuan, saya bawa minuman tersebut untuk dipromosikan." terangnya.
Dwi membuat teh lalang dengan 2 macam teh, yaitu teh tubruk dan teh celup. Harganya pun sangat terjangkau. Dibandrol mulai dari harga Rp10 ribu hingga Rp 15 ribu perkantong dan baru didistribusikan sekitar Kota Kijang saja.
"Saya ingin teh ilalang ini menjadi minuman sehari-hari yg di konsumsi semua orang. Saya juga dapat memproduksinya dengan jumlah besar, sehingga bisa menjadi lapangan usaha." harap Dwi.
ADVERTISEMENT
Proses Pembuatan Teh Lalang
Dalam proses pembuatan Teh Lalang, Dwi dibantu teman kelompok Toga yang ia gabungi di Gedung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Cara membuat teh dari lalang juga sangat mudah.
Dwi menjelaskan, pertama-tama akar lalang yang ia kumpulkan dicuci bersih menggunakan air. Kemudian dipotong-potong lalu dijemur. Setelah kering, lalang tersebut dihaluskan dan ditambah kayu manis, kencur, kunyit dan daun pandan. Campuran herba tersebut sangat bermanfaat untuk obat panas dalam, mencegah keputihan, obat darah tinggi, membantu mengatasi kencing manis, bantu redakan mimisan, bantu obati asma, mengatasi susah buang air kecil dan membantu menjaga kesehatan jantung.
Cara menyajikannya juga cukup mudah. Seduh 1 sachet teh herbal akar alang menggunakan air panas. Lalu diamkan beberapa saat agar teh larut. Teh lalang pun siap diminum dengan tambahan gula atau pun tanpa gula.
Dukungan Pemerintah
Bupati Bintan, Apri Sujadi sangat mengapresiasi usaha yang ditekuni Dwi. Dia mengatakan pemanfaatan rumput ilalang tersebut sangat membantu dalam penguatan ekonomi keluarga, terutama di masa pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
"Ketika ilalang dianggap merusak pemandangan dan mengganggu tanaman lainnya, ternyata rumput liar ini bermanfaat untuk kesehatan yang berhasil diproduksi warga. Ini luar biasa," ucap Apri.
Apri juga yakin usaha rumahan ini akan semakin berkembang. Sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan sejumlah keluarga setempat. Untuk saat ini peminat teh lalang bukan hanya masyarakat setempat. Tapi, juga mulai meluas dan disukai masyarakat luar daerah. Dalam mendukung usaha Dwi, Pemerintah Kabupaten Bintan telah memberikan pembinaan mulai dari aspek kesehatan, kemasan hingga pemasaran.
"Kami mendukung penuh usaha ini. Kami yakin usaha ini berkembang pesat," katanya.