Cerita Githa, DJ di Kota Batam yang Bertahan Eksis di Masa Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
16 Oktober 2021 17:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DJ perempuan di Kota Batam, Githa Charamoy. Foto: Dok Pribadi Ghita
zoom-in-whitePerbesar
DJ perempuan di Kota Batam, Githa Charamoy. Foto: Dok Pribadi Ghita
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Githa Charamoy, seorang disc jockey perempuan (Female DJ) di Kota Batam, Kepulauan Riau yang masih bertahan eksis meski dilanda pandemi COVID-19 dalam 2 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Wanita berparas cantik ini sudah mulai berkarir di dunia hiburan sejak umur 17 tahun. Ia merintisnya mulai dari penyanyi saweran. Nasib baik, di tengah perjalanannya, ia bertemu dengan teman yang menawarkannya untuk berkecimpung menjadi seorang DJ.
Tanpa pikir yang panjang, Gita sapaan akrabnya, langsung memanfaatkan tawaran tersebut. Meski dinilai potensial, ia sadar sebagai pendatang baru tentu agak canggung ketika berada di pentas-pentas yang besar dan menyatu dengan para DJ senior lainnya.
Memulai itu, karirnya semakin melejit dan mulai diidolakan banyak pengemar. Ia lincah memainkan alat musik, memukau para pencinta hiburan malam di Kota Batam.
"Industri dunia hiburan ini keras, banyak yang cemooh saya tak bisa menggapai karir DJ seperti sekarang dan tantangan berat. Ini saya lalui dan tak hiraukan ucapan orang-orang," ujar Githa kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalan waktu, dari hobi musik yang ditekuninya, Githa telah banyak menerima job-job. Ia pun mengaku menerima bayaran manggung di luar kota sebesar Rp 10 juta per malam. Namun jika manggung di Kota Batam, penghasilannya di kisaran Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per malam.
"Hasil dari jerih payah itu untuk keperluan ia sehari-hari hingga membantu keluarga. Kalau main (manggung) di dalam kota wajar ya, segitu," ucap wanita berumur (22) tahun yang juga dipanggil Yugita ini.
Githa Charamoy seorang disc jockey perempuan (Female DJ) di Kota Batam. Foto: Dok Pribadi Ghita.

Diterpa Pandemi COVID-19

Sejak masuk pertengahan 2020 lalu, virus corona mulai masuk di tanah air, termasuk di Kota Batam. Hingga kini pun aktivitas masyarakat masih baru merangkak untuk kembali pulih.
Di rentang 2020-2021 ini pun menjadi masa sulit bagi Ghita. Job DJ kian berkurang karena dampak COVID-19 ikut memukul sektor industri hiburan di Batam. Sementara kebutuhan hidup yang tak sedikit juga harus dipenuhi.
ADVERTISEMENT
Apalagi diberlakukannya PPKM Darurat (saat ini PPKM Level 4), membuat pekerja hiburan malam harus terpukul mundur.
Pada masa-masa ini pun, ayah Ghita wafat dan sang ibu memilih untuk menikah lagi. Mau tak mau, Githa harus menjadi tulang punggung bagi seorang adik kandungnya.
Walau terasa berat, Githa mengaku tak ingin berkecil hati. Baginya, hidup semacam rangkaian doa yang panjang. Jika mengeluh, tentu berat untuk mencari jalan keluar dari semua persoalan. Terlepas dari tuntutan. Beruntung ia bisa mencari pendapatan di luar manggung sebagai DJ.
"Jadi untung aja ya, di tengah kondisi serba sulit ini, saya ada endorse menghasilkan cukup untuk makan meski tak banyak kerja di rumah," ucap wanita asal Garut itu.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kasus COVID-19 saat ini kian melandai. Pemerintah pun telah melonggarkan aktivitas masyarakat, usaha-usaha mulai diperbolehkan buka seperti biasanya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Angin segar yang dilepas pemerintah akan membuat geliat ekonomi di industri hiburan bisa kembali bangkit seperti sedia kala. Mengingat, sinyal dari pemerintah untuk menggalakkan industri pariwisata di Batam juga sedang gencar-gencarnya.
"Saya pun ke depan juga berniat untuk membuka salon kecantikan dan studio DJ sendiri. Jadi, ada penghasilan tambahan dan tinggal monitor saja dari rumah," imbuh dia.