Konten Media Partner

Kala Guru Honorer di Lingga Mengadu Nasib Menjadi PPPK Setelah Lama Mengabdi

16 September 2021 15:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi para guru di Lingga bersama para murid. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi para guru di Lingga bersama para murid. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Setelah dinyatakan lulus administrasi, setidaknya ada 413 orang calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) formasi guru di Kabupaten Lingga, Kepri yang mengikuti pelaksanaan uji kompetensi.
ADVERTISEMENT
Setelah bertahun-tahun mengabdi di daerah, lowongan PPPK bak cahaya terang untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka.
Namun, tak semudah seperti sistem pengangkatan pada masa-masa dulu, ada sejumlah ujian kompetensi yang harus dilampaui hingga dapat memperoleh posisi guru PPPK.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lingga, Junaidi Adjam, tak sedikit para guru yang telah mengabdi lama mengeluhkan hasil uji kompetensi pertama yang tak sesuai harapan, karna dibawah ambang batas.
"Tapi satu sisi, nilai manajemen, sosial kultural dan wawancara masih memberi harapan untuk bisa lolos sebagai guru PPPK," ungkap Junaidi Adjam, Kamis (16/9).
Junaidi selaku kepala dinas yang sudah bertahun-tahun menaungi bidang pendidikan di Kabupaten Lingga ini faham betul bagaimana kerja dan halang rintang yang dilewati para guru tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar guru-guru tersebut bahkan sudah mengabdi lebih dari 10 tahun dan bertugas di daerah terpencil dan pelosok yang jauh dari jangkauan keramaian, aksesbilitas, jaringan telekomunikasi, listrik, transportasi dan lain sebagainya.
"Mereka adalah pahlawan yang patut untuk diperjuangkan hak-haknya sebagai manusia dan juga sebagai orang yang telah mencerdaskn anak-anak bangsa di wilayah terpencil sekalipun," tambah pria yang akrab disapa Pak Jun ini.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lingga, Junaidi Adjam bersama guru-guru menyeberangi lautan. Foto: Istimewa.
Menurutnya, seleksi kompetensi memiliki maksud untuk menguji kompetensi guru dari segala aspek pedagogi atau seni menjadi guru, sosial, kepribadian, hingga sisi profesionalitas.
Namun demikian, paradigma yang turut penting diperhatikan adalah mempertimbangkan pengabdian. Kadisdik Lingga ini menilai para guru itu tidak saja fokus pada umur diatas 35 tahun, namun masa kerja, tempat mengabdi selama ini, kehidupan sosial ekonomi, bahkan hingga komitmen dalam sumbangsih ke pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Mereka mampu bertahan walau dengan penghasilan di bawah standar kehidupan. Semoga ini menjadi pertimbangan Kementerian Pendidikan," tutupnya.
Sebelumnya diketahui, peserta awal yang dinyatakan lulus administrasi sebanyak 413 orang dari quota 441 orang seperti yang ditentukan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan dan Dikti.
Dari hari pertama, Senin (13/9) sampai hari ketiga, Rabu (15/9) uji kompetensi berjalan lancar. Namun, dari jumlah peserta, ada 7 orang yang dinyatakan gugur karena tidak hadir dan tidak dapat memberikan alasan berupa bukti fisik. Sementara yang sakit 4 orang, meninggal dunia 1 orang, dan mengalami musibah 1 orang.