Kementan Bidik Pasar Cina, Ekspor Produk Sagu dari Kabupaten Lingga

Konten Media Partner
21 Mei 2020 7:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pihak Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjungbalai Karimun  Melihat ponanaman sagu di Kabupaten Lingga. Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Pihak Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjungbalai Karimun Melihat ponanaman sagu di Kabupaten Lingga. Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjungbalai Karimun membidik potensi ekspor sagu dari Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau menuju negara Cina.
ADVERTISEMENT
Selain kebutuhan sagu di Lingga terbilang surplus, nilai ekonomi yang bisa dihasilkan dari ekspor ke negeri tirai bambu itu juga memiliki peluang besar untuk kembangkan.
Dalam skala ekspor, pasar Cina mampu membeli dengan harga berkisar Rp 25.000/kg, sementara harga jual pada skala domestik yang didapat dari petani hanya Rp 6.000/kg.
Oleh karena itu, Karantina Pertanian Tanjungbalai Karimun mengirimkan sample ekspor yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari di negara tujuan.
"Semoga setelah pandemi berakhir, pihak otoritas negara Cina dijadwalkan untuk melihat langsung untuk ketelusuran produk. Dan kami siap mengawal,”ujar kepala Stasiun Karantina Pertanian Karimun, Drh Priyadi, dalam keterangan yang diterima kepripedia, Rabu (21/5).
Untuk kemampuan ekspor, tercatat perkebunan tanaman sagu di Kabupaten Lingga memiliki luas 3.314 hektar dengan jumlah produksi yang dihasilkan mencapai 2.608,4 ton.
ADVERTISEMENT
"Dengan begitu, perlu dilakukan gebrakan untuk menembus pasar ekspor," ungkap Priyadi.
Sementara dalam skala domestik, akselerasi permintaan terhadap komoditas sagu asal Kabupaten Lingga sempat terkoreksi pada triwulan I tahun 2020 sebanyak lebih dari 50%.
Tercatat hanya 1.264 ton dengan nilai barang sebesar Rp. 7,58 miliar sejak bulan Januari hingga April 2020. Sedangkan, pada periode yang sama tercatat 2.931 ton pengan nilai ekonomi mencapai Rp. 17,58 miliar.
"Penurunan ini bukan karena produksi, melainkan adanya kendala transportasi yang tidak beroperasi akibat pembatasan moda transportasi guna pencegahan penyebaran COVID-19," jelasnya.
Untuk itu, kata dia, dalam kaitan ekspor nantinya juga akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas harga di tingkat petani sagu sebagai ragam baru komoditas ekspor di wilayah kerja Karantina Pertanian Karimun.
ADVERTISEMENT
"Itu juga sejalan dengan Gerakan Tigakali Lipat Ekspor, Gratieks yang digagas oleh Menteri Pertanian RI, maka sinergisitas untuk mendorong peningkatkan ekspor dengan berbagai pihak sangat diperlukan," jelasnya.