news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Penggali Kubur di Batam

Konten Media Partner
17 Oktober 2019 8:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Penggali Kubur di Batam
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Siang itu, Badut, pria berusia 35 tahun asal Jawa Tengah, terlihat sedang mendorong gerobak berisikan peralatan galian untuk membuat lubang di tanah, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sungai Temiang, Kota Batam.
ADVERTISEMENT
Badut menekuni pekerjaan sebagai penggali kuburan, di kawasan tersebut, sambil menggali salah satu pemakaman yang akan diisi jenazah, kepripedia menyempatkan diri untuk berbincang ringan dengan pria Jawa yang ramah dan bertutur kata halus tersebut.
Badut mulai menjalani profesi mulia tersebut sejak tahun 2001. Hingga sekarang, pria yang mengaku sudah berisitri dan beranak tersebut, menjalani profesi tersebut tidak semata-mata karena uang, namun ada harapan imbalan amal yang akan diterimanya kelak.
Badut memang bukan pendakwah, namun dari kisahnya bersama dengan satu rekan lainnya, Agus, rekannya menggali kubur mengatakan bahwa profesi tersebut, selalu mengingatkannya akan kematian yang selalu dekat, sehingga membuatnya takut untuk berbuat kejahatan atau keburukan.
Butuh waktu sekitar tiga jam untuk menyelesaikan liang lahat, bahkan lebih bagi kuburan khusus yang beragama Kristen.
ADVERTISEMENT
"Kalau kuburan beragama Islam hanya beberapa jam saja, tiga jam lebih cepat," sebutnya.
"Tanah di Batam ini kan tanah timbunan rata-rata jadi ketika kami sedang menggali, ada juga sedikit terkendala karena keras, meski kita sudah punya mesin untuk menggali tanah, di sana lah sedikit terkendala," kata Badut saat ditemui, Rabu (16/10).
Pria yang kini menetap di Batam dan tinggal di kawasan TPU Sei Temiang ini, sempat menceritakan kisah mistisnya, karena ketika malam tiba berbagai macam suara aneh bersaut di telinganya. Namun, suara itu tidak mereka hiraukan dan itu hal yang biasa terjadi.
"Selagi niat kita ikhlas untuk bekerja sebagai penggali kuburan, tentu kita akan mendapatkan pahala dari Allah SWT," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Meski dirinya menganut agama Islam, namun tidak ada masalah baginya untuk membuat pemakaman Kristen, karena baginya keyakinan itu dilakukan saat menjalankan ibadah saja, dan tolong menolong itu wajib dibuat semua umat, agama apapun.
Belasan tahun berkerja sebagai penggali kuburan dirinya, mengaku tidak pernah melihat wujud yang mengerikan, hanya kalau suara berbagai macam.
"Tidak pernah saya yang dengar hal gaib di kawasan pemakaman Kristen maupun yang Islam," ucapnya.
Badut mengaku, dalam satu bulan, khusus untuk kuburan Kristen ada sekitar 30-an kuburan yang digali, dan jumlah itu lebih sedikit jika dibandingkan dengan pemakaman Muslim
"Kan memang penduduk paling banyak kan Muslim. Makanya lebih sibuk saat di pemakaman Muslim sana," katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk upah yang ia peroleh dari gali kubur diberikan oleh yayasan untuk kuburan dewasa Rp 200 ribu dan untuk anak-anak sekitar Rp 150 ribu.
Tak banyak harapan laki-laki Jawa ini, dirinya hanya berharap ke depan fisiknya tetap tegar dan sehat, agar selalu berbuat amal kebaikan dan bisa berkerja sebagai penggali kuburan dengan ikhlas dan tulus.
Penulis: Zalfirega
Editor : Wak JK