Mati atau Hidup Dugong Perlu Penanganan Khusus

Konten Media Partner
17 Mei 2019 4:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dugong yang terdampar di salah satu kawasan, di Kepri / F.  wwfindonesia.com
zoom-in-whitePerbesar
Dugong yang terdampar di salah satu kawasan, di Kepri / F. wwfindonesia.com
ADVERTISEMENT
Dugong atau Duyung merupakan mamalia laut anggota sirenia, yang disebut sebagai lembu laut yang hingga kini masih bertahan. Dilansir dari beberapa referensi, Mamalia yang satu ini bukan merupakan jenis ikan karena cara hidup yang menyusui dan merupakan kerabat evolusi dari gajah.
ADVERTISEMENT
Wilayah Indonesia yang memiliki luas lautan, dikenal sebagai negara maritim sehingga menjadi jalur migrasi mamalia laut yang beraneka ragam. Berbagai kejadian fenomena sering terjadi, dengan temuan mamalia laut di hamparan pantai, yang terdampar di beberapa wilayah di Indonesia.
Hal ini tentunya menjadi salah satu indikasi yang menunjukkan adanya permasalahan dengan pengelolaan laut di Indonesia.
Salah satunya yang terjadi di salah satu provinsi yang memiliki, luas lautnya lebih luas dari daratan, yaitu Kepulauan Riau yang masih menyimpan banyak misteri, mamalia laut, salah satunya adalah ekosistem dugong (duyung) yang beberapa kali ditemukan dalam kondisi hidup atau mati.
Kasus-kasus penemuan Mamalia laut di beberapa wilayah seperti Kabupaten Bintan, Karimun dan, Lingga dan Tanjungpinang sudah sangat kerap kali terjadi.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, kondisi ini sangat minim perhatian dari berbagai pihak salah satunya adalah pemerintah, sebagai pengambil kebijakan dalam menjaga berbagai ekosistim yang ada di wilayahnya.
Koordinator Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Padang (BPSPL) Satuan Kerja Tanjungpinang, Iche Muhammad Riskan mengatakan kejadian terdamparnya beberapa mamalia laut ini, disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat dan instansi terkait, dalam melakukan upaya penyelamatan.
Kemudian kurangnya koordinasi antar lembaga terkait, juga menjadi pemicu tidak adanya perhatian khusus terhadap beberapa kejadian terdamparnya mamalia laut yang langka.
“Kecepatan dan ketepatan dalam penanganan mempunyai kontribusi besar akan keselamatan mamalia laut terdampar tersebut. Misalnya dugong. Jika cepat dan tepat penanganan akan memberikan peluang yang lebih besar juga bagi mereka untuk kembali hidup di alam bebas.” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Iche, saat menangani dugong yang terdampar dan sudah mati juga memerlukan penanganan yang khusus. Karena memiliki banyak jenis virus dan bakteria yang ditemukan di dalam bangkai tubuh mamalia laut tersebut.
“Sebaiknya hati-hati jika ingin menyentuh dugong yang sudah mati. Virus dan bakterinya berakibat fatal bagi manusia dan hewan peliharaan. Sangat tidak disarankan untuk dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil, anak-anak atau orang yang sedang mengalami luka di tubuhnya,” tutur Iche.
Jika ada masyarakat yang menemukan, sebaiknya ikuti beberapa langkah yang terbaik yakni mengembalikannya ke laut. Pertama mencatat detail jenis mamalia laut tersebut, jenis kelamin, panjang, lebar,kondisi mamalia laut saat itu, lokasi, waktu dan kondisi alamiah saat itu. Jangan lupa lakukan dokumentasi baik foto maupun video.
ADVERTISEMENT
“Setelah itu lakukan tindakan yang sesuai dengan prinsip DO NO HARM adalah menenggelamkan mamalia laut yang telah mati tersebut. Tutupi bangkai dengan jaring,” tambahnya.
Untuk memindahkan tubuh bangkai mamalia ke laut lepas, Iche menyarankan lepaskan dikedalaman minimum 20 meter. Sedangkan cara penanganan oleh Tim Disposal (Pembuangan) memiliki prosedur yang tak kalah teliti dan sangat memperhatikan keselamatan. Mereka semua harus dipastikan menggunakan masker, pakaian dari plastik di seluruh tubuh, serta sarung tangan plastik. Serta tidak ada yang bagian tubuh yang terluka.
“Baik tim penyelam dan tim darat yang akan membantu membungkus dan mengikat dugong dengan jaring, harus menggunakan pakaian plastik di seluruh tubuh mereka. Sebelum menggunakan wetsuit, menutupi bagian wajah termasuk telinga, kecuali mulut dan mata.” jelasnya Iche.
ADVERTISEMENT
Saat menenggelamkan bangkai dugong, tim penyelam tidak boleh membuka masker dan regulatornya. Iche mengatakan jika dilakukan saat berada di air sekitar bangkai mamalia laut itu, bakteri yang berbahaya dapat masuk ke dalam tubuh penyelam.
Terakhir, setelah selesai melakukan proses disposal. Semua orang yang menyentuh bangkai mamalia laut tersebut melakukan pembersihan diri dengan mandi karbol (alkohol) untuk membersihkan bakteri dari tubuhnya.
Penulis : Mily
Editor : Wak JK
Evakuasi Dugong di Tanjungpinang