Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten Media Partner
Melihat Kampung Baru, Kesederhanaan di Tengah Mewahnya Wisata Lagoi
6 Juli 2019 10:42 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
ADVERTISEMENT
Lagoi merupakan kawasan wisata terpadu dan juga eksklusif di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Sebagai lokasi yang dekat dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura, Lagoi begitu banyak diminati wisatawan mancanegara. Tak heran, banyak sekali turis asing yang berkunjung ke sana.
ADVERTISEMENT
Di tengah kemewahan resort-resort berbintang yang ada di Lagoi, terdapat satu dusun yang keadaannya begitu kontras. Kampung Baru namanya, bak desa yang tertinggal jauh dengan kemewahan yang dimiliki oleh fasilitas-fasilitas megah di Lagoi.
Tim Kepripedia mencoba menelusuri Kampung Baru yang berada di Lagoi, Desa Sebong Pereh, Kecamatan Teluk Bintan. Di sana, kehidupan masyarakatnya begitu jauh berbeda dan tidak semaju kawasan wisata di Lagoi.
Saat berkeliling, kami ditemani salah satu warga bernama Wahidah. Ia mengatakan Kampung Baru merupakan sisa perkampungan yang masih ada di pembangunan kawasan Lagoi dan berdiri sejak tahun 1965.
“Waktu semua pemilik tanah lain menjual tanahnya ke investor Lagoi, pemilik tanah Kampung Baru saja yang tidak menjualnya. Makanya, ini menjadi satu-satunya kampung yang masih ada,” ujarnya.
Kehidupan Masyarakat Kampung Baru
Kehidupan pedesaan masih sangat terasa di kampung ini, meskipun sekelilingnya sudah berdiri resort-resort mewah. Rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu menjadi tempat tinggal masyarakat sekitar, lebih kurang ada 40 kepala keluarga yang hidup di sana.
ADVERTISEMENT
Layaknya kampung pesisir lainnya, masyarakatnya masih banyak yang bekerja sebagai nelayan.
“Rata-rata nelayanlah. Tapi, ada juga yang bekerja di resort dekat sini,” kata Wahidah.
Bahkan, penggunaan listrik di Kampung Baru ini sangat terbatas. Setiap hari hanya bisa menikmati selama 5 jam saja dari mesin diesel. Listrik akan mulai menyala mulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB.
Keadaan tersebut sangat jauh berbeda dengan kawasan lain di sekitarnya yang terang benderang dengan cahaya lampu saat malam hari.
Selain listrik, yang menjadi kesulitan adalah saat anak-anak Kampung Baru menuntut ilmu. Wahidah menuturkan banyak yang harus bersekolah jauh dari desa.
“Di sekitar kampung sebenarnya ada sekolah, namun biaya yang ditanggung orang tua sangat mahal dibanding sekolah-sekolah negeri yang berada di luar kawasan Lagoi. Jadi, mau tidak mau ya memilih yang mampu kami bayar,” ungkapnya.
Akses Masuk Yang Sulit
Kampung Baru berada di tengah-tengah resort mewah, yaitu Banyan Tree, Cassia Bintan, dan Angsana. Untuk masuk ke perkampungan cukup sulit. Warga harus melewati pintu yang diportal di kawasan Banyan Tree yang dijaga petugas keamanan. Namun, masyarakat luar yang ingin masuk harus mendapatkan izin terlebih dahulu. Jadi, tidak bisa bebas keluar dan masuk.
ADVERTISEMENT
Setelah masuk melewati portal, sebelum sampai ke gerbang kampung, pemandangan lapangan golf dengan rumput-rumput hijau membentang luas dan indah. Lalu, terdapat papan jalan yang mengarahkan ke Kampung Baru.
Perbedaan pun mulai terlihat sampai ke pintu masuk. Sepanjang jalan masih berbentuk tanah. Kiri dan kanan dipenuhi hutan yang rimbun, seperti belum tersentuh.
“Ada jalan lain menuju ke sini selain ini. Jika hujan, kondisi jalan lebih parah dan akan sedikit sulit dilewati karena licin dan becek,” ungkap Wahidah.
Dengan keadaan tersebut, Wahidah berharap agar jalan menuju Kampung Baru dapat diperbaiki agar saat kondisi hujan tidak rusak dan dapat dilalui dengan lancar. Ditambah lagi minat wisatawan lokal dan mancanegara yang datang berkunjung meningkat. Jalanan yang bagus sangat dibutuhkan untuk mempermudah akses warga dan wisatawan.
ADVERTISEMENT
“Karena selama ini kami lewat dari kawasan Hotel Banyan Tree. Kami tidak ingin terus menerus merepotkan petugas. Karena, kalau mau masuk harus menelepon petugas dulu supaya dibuka portalnya,” jelas Wahidah.
Kampung Baru Punya Potensi Wisata
Meskipun letaknya diapit resort-resort dan akses yang sulit, Kampung Baru memiliki spot yang tidak kalah bagus. Terdapat pantai berpasir putih dan halus membentang dan masih satu garis dengan pantai Banyan Tree. Hamparan indah itu seperti sepenggal surga yang tersisa untuk Kampung Baru.
Hembusan angin sesekali membuat deretan pohon kelapa yang ada melambaikan nyiurnya. Bekas jejak ban kendaraan ATV terlihat jelas di pasir pantai. Kata Wahidah, itu bekas kendaraan saat tamu resort datang ke Kampung Baru.
ADVERTISEMENT
Di dekat pantai, terdapat pelantar dengan material kayu sepanjang 253,5 meter dengan lebar 2 meter dan ujung pelantar berbentuk ‘T’ seluas 3×1 meter.
Baru-baru ini, warga mengecatnya dengan bermacam-macam warna, seperti merah, kuning, hijau, ungu, dan biru. Kehadiran penuh warna itu menambah lagi kecantikan Kampung Baru. Wahidah mengatakan Kampung Baru direncanakan menjadi destinasi wisata berkelanjutan.
"Semoga itu menjadikan kampung kami lebih maju dari sekarang dengan potensi yang Kampung Baru punya. Butuh dukungan dari pemerintah dan kepedulian mereka untuk mewujudkan itu," tutur Wahidah.
Konservasi Penyu
Ada pemandangan menarik dari pantai Kampung Baru. Ternyata, tempat ini menjadi lokasi konservasi penyu yang dikelola Kelompok Konservasi Penyu Lagoi Indah atau Bintan Sea Turtle Conservation. Kelompok tersebut menjadi pemerhati penyu yang berada di lokasi pariwisata lagoi, tepatnya di daerah Kampung Baru.
ADVERTISEMENT
Sebuah rumah berwarna hijau menghadap pantai menjadi tempat konservasi penyu. Di depannya tersedia kolam penampungan penyu.
“Kelompok ini sudah ada dari tahun 2013 lalu. Ketuanya bernama Lalu Sabri. Dia orang yang paling aktif dalam melindungi penyu. Setiap tahun di sini kita ada kegiatan pelepasan tukik ke laut,” jelas Wahidah.
Sayangnya saat berkunjung ke sana, Tim Kepripedia tidak menemukan tukik yang menetas. Kata Wahidah, musimnya telah berlalu. Tukik sudah dilepaskan semua ke laut.
Datanglah ke Kampung Baru. Rasakan suasana berbeda di sini. Jika beruntung, anda dapat melepaskan tukik-tukik secara langsung ke laut dan merasakan hasil laut yang segar dari nelayan setempat.
Penulis : Mily
Editor : Wak JK