Melihat Peluang Batam Menjadi Wilayah Wisata Medis

Konten Media Partner
30 September 2021 16:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Sakit BP Batam di Sekupang dalam progres pengembangan wisata medis atau medical tourism. Foto: dok. Humas BP Batam.
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Sakit BP Batam di Sekupang dalam progres pengembangan wisata medis atau medical tourism. Foto: dok. Humas BP Batam.
ADVERTISEMENT
Wisata medis (medical tourism), terdengar tidak asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Sebabnya, tidak sedikit warga Indonesia yang sengaja ke luar negeri hanya untuk berobat.
ADVERTISEMENT
Dalam catatan yang diperoleh kepripedia dari berbagai sumber, Malaysia menjadi tujuan negara yang paling sering didatangi warga Indonesia khususnya di Kepulauan Riau untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Namun, ini menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat itu sendiri, mampukah Indonesia menjadi destinasi wisata medis layaknya Malaysia yang terkenal dengan segala fasilitas dan teknologinya yang berstandar tinggi ?
Impian ini tampaknya mulai menjadi nyata di Indonesia. Misalnya saja di Surabaya yang akan dijadikan pilot project. Itu karena kota terbesar kedua di Indonesia ini memiliki fasilitas sekaligus rumah sakit yang unggul dan kelas yang berkualitas berskala internasional.
Sementara untuk Kepulauan Riau memiliki peluang yang juga lebih tinggi. Hal ini mengingat secara geografis Kepri merupakan provinsi di Indonesia yang paling dekat dengan Malaysia dan Singapura. Datang dan pergi ke kedua negara ini tak butuh waktu dan perjalanan yang lama. Jadi, sekedar datang berobat pun begitu mudah dan murah karena kedekatan jaraknya.
ADVERTISEMENT
Mengambil kesempatan itu, Batam di Kepulauan Riau juga bermimpi mengembangkan medical tourism ini yang kini tengah dipersiapkan. Tepat pada pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Sehat (KIS) di Sekupang.
Pengembangan KEK ini merupakan bagian dari rencana pembentukan Indonesia Health Tourism Board (IHTB), yang bertujuan mengembangkan wisata medis atau medical tourism nasional. Sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, beberapa waktu lalu.
Bahkan, dalam suatu kesempatan, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, juga menunjukkan memiliki harapan yang tinggi dengan adanya rencana pengembangan KEK KIS untuk menangkap potensi pasar kesehatan Indonesia. Yang diketahui sebelum pandemi, pasien yang berobat ke luar negeri mengalami peningkatan dari tahun 2015 hingga 2019.
ADVERTISEMENT
Keseriusan untuk menangkap peluang ini pun sudah dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar pada pertengahan September lalu.
Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto Pranoto, saat FGD itu juga menyebutkan bahwa rencana pengembangan KEK KIS di Sekupang, Batam ini diharapkan dapat menangkap peluang wisatawan medis.
“Pengembangan KEK KIS ini juga dapat menciptakan ekosistem medis yang mendukung kawasan kesehatan seperti industri farmasi, alat kesehatan dan jasa akomodasi," kata Enoh waktu itu, dikutip dari keterangan resmi.
Sebagai pendukung, BP Batam juga membangun destinasi wisata baru yang akan diintegrasikan dengan KEK KIS yaitu Taman Rusa dan Taman Kolam Sekupang sebagai destinasi olahraga dan rekreasi dengan campuran konsep urban dan alam terbuka. Serta Kawasan Agribisnis dan Agro Marina.
ADVERTISEMENT
Bedasarkan data yang diperoleh, KEK Kesehatan ini direncanakan dibangun dengan luas daerah sekitar 42 hektar. Semua pelayanan dan hingga fasilitas kesehatan akan dibangun dan disiapkan bertaraf internasional dan modern.
Dengan begitu, warga Sumatera akan lebih memilih kembali, apakah akan menyeberang ke Batam atau ke luar negeri.
Menyambut rencana wisata berskala internasional ini Kepala Dinas Pariwisata Kepuluan Riau, Buralimar, menilai pengembangan wisata medis ini akan banyak mendongkrak kedatangan wisatawan di sela tujuan datang berobat.
"Kalau bicara arus globalisasi sah-sah saja bikin medical tourism. Yang penting, kita bersaing dengan baik. Kualitas medis di Indonesia dan negara luar tidak kalah," ujarnya.
Menurutnya, peluang tersebut bisa diraih apabila dapat memenuhi beberapa hal. Selain teknologi dan fasilitas yang modern dan berstandar internasional, juga harus memenuhi manajemen pelayanan yang terbaik (hospitality). Selain itu rasa percaya (trust), dan juga kualitas (quality) yang benar-benar terjamin.
ADVERTISEMENT
"Mungkin yang perlu diperhatikan adalah hospitality-nya yaitu kenyamanan. Disamping itu mungkin harganya bersaing, juga bagaimana kita mendapatkan kepercayaan mereka." jelas Buralimar.