Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Spesial Konten
ADVERTISEMENT
![Kerangka karang buatan / F. Dok Kepripedia](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1553949071/wdriutzoig1qf3owmvgy.jpg)
Rusaknya karang alami akibat, pola tangkap yang salah dan rendahnya kesadaran masyarakat yang melakukan aktifitas yang merusak karang begitu marak saat ini, kondisi tersebut menjadikan komoditas ikan jadi berkurang karena tidak ada tempat untuk mencari makan yang selama ini di dapat dari karang-karang yang ditumbuhi tanaman laut.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut membuat para masyarakat pemancing yang hobi melaut, membuat ide inisiatif untuk pelestarian terumbu karang yang ramah lingkungan dengan membuat karang buatan agar tumbuhan laut bisa tumbuh dan ikan-ikan menjadi mudah didapat.
Hilangnya persebaran ikan dibeberapa titik di perairan Lingga khususnya di Pulau Singkep ini, karena kerusakan karang dan perkembang biakan ikan laut terganggu akibat pukat troll (Sejenis pukat harimau -red).
Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatannya, berikut ini hasil bincang-bincang kepripedia dengan salah satu pembuat karang buatan dengan seorang kapten kapal bernama Zainal, yang menjadi pemodal utama dalam pembuatan rumpun atau karang buatan.
"Sudah ada dua titik dilaut Singkep ini kita letakkan rumpun kita," ujar Andi Pratama (32), tangan kanan Kapten Zainal untuk mengelola karang buatan saat dikunjungi kepripedia, Jumat (29/3).
ADVERTISEMENT
Andi mengaku proses pembuatan hingga meletakkan rumpun atau karang buatan kedasar laut bukan lah hal yang mudah. Selain waktu yang panjang, ia juga harus melibatkan rekan-rekannya belasan orang ketika akan menenggelamkan rumpun tersebut.
Namun ia meyakini bahwa hasil dari karang buatan yang ia kerjakan kini akan bermanfaat untuk menjaga abrasi pantai, sekaligus menjadi lahan untuk menangkap ikan.
"Jadi rumpun ini kita buat semacam rumah ikan alias karang buatan, ikan akan bermain di situ, kita tinggal mancing saja," jelas Andi penuh optimis.
Dari dua titik dan sekitar 4 rumpun yang ia letak, modal yang telah dikeluarkan berkisar belasan juta rupiah. Bahkan beberapa bahan untuk pembuatan rangka karang saja, bisa menghabiskan jutaan rupiah. Misalnya pemanfaatan barang bekas, seperti kerangka kapal lama, dan kepala mobil.
ADVERTISEMENT
Selain itu, harga bahan yang digunakan sebagai pemberat untuk menenggelamkan rumpun juga tidak sedikit. Seperti pasir yang telah dimasukkan kedalam karung dan batu pondasi merah.
"Saya kira pak Zainal (Pemodal) menghabiskan belasan juta juga untuk ini, sedangkan rangka kapal saja sudah 4 jutaan," ungkapnya.
Adapun kedalaman laut lokasi karang buatan ditempatkan sesuai dengan ketinggian rumpun yang ditenggelamkan. Namun, dari kedua titik rumpun yang mereka kelola, kedalaman air sekitar sepuluh meter.
"Kalau rumpun terlalu tinggi, nanti kena jaring ikan nelayan bawal (sebutan untuk penangkap ikan bawal)," jelas Andi.
Salah satu yang sudah digunakan untuk menangkap ikan ialah rumpun yang diletakkan sejak September 2018 lalu. Cukup dengan memancing di lokasi karang buatan, ikan-ikan dasar laut yang mulai jarang ditemui kini banyak didapati di karang buatan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ada ikan senggarat, ikan sela, pokoknya banyak ikan-ikan bawah lah," Tutur Andi sembari menunjukkan foto tangkapan ikannya dari lokasi karang buatan.
Reporter / Penulis : Aulia / Hasrullah
Editor : Wak JK