Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
Mengenal Bolu Berendam, Hidangan Berbuka Legendaris di Kepri
12 Mei 2019 12:07 WIB
ADVERTISEMENT
Rasanya manis dan sarat nilai historis. Hidangan legendaris bernama Bolu Berendam ini begitu melekat di hati masyarakat Kepulauan Riau, khususnya saat Ramadan.
ADVERTISEMENT
Hidangan ini sedang menjadi tren menu takjil, bersaing dengan berbagai menu jajanan lainnya di Kepulauan Riau.
Meskipun kini sudah sulit ditemukan, namun penikmat Bolu Berendam tetap ramai. Di Kabupaten Lingga, misalnya, kue bahulu (bolu) ini cukup banyak dipesan.
"Jarang memang dijual di tempat kue, tapi yang pesan banyak," ungkap Mahani (65), pembuat Bolu Berendam.
Kue bercita rasa manis ini menjadi salah satu hidangan yang digemari oleh orang Melayu tempo dulu. Sayangnya, kini sudah tidak banyak warga di Kepri yang bisa membuat Bolu Berendam.
Bolu Berendam dengan cita rasa yang asli masih bisa ditemui di beberapa pedesaan di Kabupaten Lingga. Salah satunya di Desa Kote, Kecamatan Singkep Pesisir.
Dari pengakuan Mahani, pesanannya semakin banyak ketika menjelang Idulfitri. Biasanya kebanyakan pemesan adalah warga yang akan kedatangan keluarga yang mudik ke kampung halaman.
ADVERTISEMENT
"Kite buat pakai telur ayam kampung, lebih berase, di situ khasnye," terangnya dengan logat Melayu.
Bahan dasarnya berupa terigu, gula, dan sedikit daun pandan. Agar tidak menghilangkan rasa aslinya, proses memasaknya pun dikukus menggunakan cara tradisional atau lebih dikenal dapur kayu menggunakan kayu api.
Cetakannya juga menggunakan loyang khusus berbahan tembaga--yang sekarang sangat jarang dijumpai.
"Selain Ramadan, biase dipesan pas hajatan masyarakat, maulid nabi, orang kawin, dan kenduri surau (masjid)," tambah Mahani.
Hafsah, salah satu pembeli Bolu Berendam, punya alasan sendiri kenapa menyukai kue ini.
"Bolu Berendam ini sedap, manis, orang tua kita dulu buka makanannya seperti ini, pokoknya manis," ujar Hafsah.
Namun menurutnya, kini generasi muda sudah asing dengan kue legendaris tersebut, terlebih pembuatnya yang sekarang sudah sangat minim.
------
ADVERTISEMENT
Penulis: Hasrullah
Editor: Wak JK