Konten Media Partner

Menikmati Keindahan Panorama Pulau Karas di Kepulauan Riau

16 Juli 2019 20:04 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah penduduk di pinggir laut Pulau Karas. Foto: Mily
zoom-in-whitePerbesar
Rumah penduduk di pinggir laut Pulau Karas. Foto: Mily
ADVERTISEMENT
Membahas keindahan pesona alam di Batam, Kepulauan Riau, memang tidak akan ada habisnya. Di balik gugusan pulau-pulaunya yang indah, tersimpan sebuah pulau yang kaya akan pesona.
ADVERTISEMENT
Tim Kepripedia berkesempatan mengunjungi salah satu pulau yang tergolong memiliki keindahan tiada tara di Batam, Pulau Karas namanya. Pulau ini layak masuk dalam daftar destinasi wisata para traveler.
Ketika Kepripedia baru tiba di sebuah dermaga yang namanya dijadikan nama beberapa tempat penginapan di sana, kami melihat barisan rumah di pesisir yang berjejer rapi di tepian pantai.
Kemudian, mata kami tertuju ke pohon kelapa yang menjulang tinggi, daunnya melambai-lambai diterpa angin selatan. Kebetulan saat itu awan begitu cerah, sehingga air laut tampak sangat jernih, membuat hati ini jatuh cinta pandangan pertama kepada Pulau Karas.
Suasana hangat juga begitu terasa, karena kami disambut senyuman ramah dari masyarakat setempat. Suasananya terasa begitu menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Suasana di Pulau Karas
Bagian bongkahan dari Batu Pak Silat di Pantai Ketapang. Foto : Mily
Tatanan rumah-rumah di Pulau Karas begitu rapi dan bersih. Letaknya mengelilingi pulau, sehingga mudah ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Walau matahari terik, tetapi kami tidak merasakan kepanasan berlebih, sebab di sekeliling rumah-rumah ada pohon-pohon rindang.
Berbagai macam buah-buahan tumbuh subur bersama jenis tumbuhan lainnya. Uniknya, meski banyak fauna yang hidup di Pulau Karas, kami tidak menemukan seekor anjing pun. Menurut warga, tidak anjing ada yang bisa hidup lama di Pulau Karas.
Sejarah Pulau Karas
Pelabuhan di Pulau Karas. Foto : Mily
Pulau Karas merupakan salah satu pulau kecil yang masuk dalam wilayah administratif Kota Batam. Tidak jauh dari sana, terdapat pulau-pulau kecil lainnya, yakni Pulau Karas Kecil, Pulau Mubut, Pulau Abang, Pulau Galang, Pulau Petong, Pulau Pangkil dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Menurut masyarakat setempat, nama Pulau Karas berasal dari kata "Keras", merujuk pada kisah-kisah zaman dahulu. Konon dulu ada dua orang anak raja yang merupakan pemimpin bajak laut (Lanon) yang sangat terkenal di perairan Kepri. Mereka membajak kapal-kapal dan seisinya. Termasuk menculik para bangsawan, pendekar dan orang sakti.
Lalu, setelah diculik, tiap-tiap dari mereka diadu (sabung) di Selat Penyabung yang letaknya di Jembatan 6 Barelang. Setelah mendapatkan pemenang, kemudian mereka dipindahkan ke Pulau Karas dan dinikahkan dengan putri-putri yang juga korban penculikan.
Keramahan Penduduk dan Kuliner Lezat Pulau Karas
Sajian masakan dari masyarakat khas Melayu. Foto : Mily
Penduduk setempat sadar bahwa Pulau Karas menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Mereka juga menyadari pariwisata adalah aset berharga bagi daerahnya, sehingga keamanan lokasi dan keramah-tamahan warga adalah modal utama mendapatkan kepercayaan wisatawan.
ADVERTISEMENT
Keramah-tamahan warga Pulau Karas membuat kami serasa berada di kampung sendiri. Misalnya, saat bersinggah ke rumah warga, sapaan dan senyuman mereka tampak begitu tulus.
Nasrun, salah satu warga asli pulau Karas, yang mengiringi Kepripedia menjelajah Pulau Karas, mengatakan keramahan warga merupakan perilaku turun menurun dari nenek moyangnya.
Pria yang juga warga asli Pulau Karas ini mengatakan kesopanan telah menjadi bagian dari budaya mereka, sebab mereka adalah keturunan bangsawan. Mereka juga tidak sungkan untuk menyajikan makanan lezat dari hasil tangkapan warga yang kebanyakan adalah nelayan.
Ikan salai tamban asam pedas, ikan karang, dan sotong masak hitam disajikan pada kami. Masakan khas daerah Melayu itu begitu sempurna mengisi perut yang sedang keroncongan.
ADVERTISEMENT
Destinasi Wisata Di Pulau Karas
Pantai di Pulau Karas Kecil. Foto: Mily
Pulau Karas juga memiliki keunikan, termasuk gugusan pulau-pulau di sekitarnya, yang masing-masing pulau dihiasi keindahan panorama alam yang berbeda-beda. Saat ini, beberapa pulau disekitar perairan Pulau Karas dijadikan sebagai destinasi wisata.
Jika ingin merasakan sensasi liburan tanpa diganggu, bisa mendatangi Pulau Karas Kecil yang berada di depan Pulau Karas. Disana, pendatang akan disajikan pemandangan jejeran pohon kelapa yang eksotis, menjulang tinggi. Hamparan bibir pantai seperti memiliki daya tarik tersendiri untuk berenang.
Bagi yang ingin memancing juga bisa, karena di salah satu sisi pantai di Karas Kecil lautannya sedikit dalam dan banyak ikan yang bermain air di sana.
“Karangnya masih bagus. Mau menyelam atau snorkeling kita ada spot yang menarik. Pilihan lain untuk berenang di pantai, kita juga bisa berkunjung di Pantai Tanjung Budus di ujung Karas. Jika Jika ingin kesana harus menaiki kapal atau speedboat. Karena tidak bisa dilewati jalur darat. Ini pun terasa seperti pantai pribadi,” jelas Nasrun.
ADVERTISEMENT
Indra mengatakan, jika ingin melihat matahari terbenam, tempat yang sangat cocok adalah di Tanjung Budus. Pemandangan lain yang bisa dilihat adalah Gunung Bintan yang berada di sisi kanan dan Gunung Kandap di sebelah kirinya.
Wisatawan yang berkunjung juga bisa memilih berkeliling menggunakan sepeda motor yang dipinjam atau sewa dari warga. Jadi, tidak perlu waktu seharian untuk berkeliling.
Legenda di Pulau Karas
Selain destinasi alam, Pulau Karas juga mempunyai legenda yang mungkin sudah terdengar oleh masyarakat luar, yakni Batu Belah Batu Bertangkup. Kisah yang menceritakan seorang ibu yang masuk ke dalam batu karena marah terhadap anak-anaknya.
Legenda lain yang tak kalah menarik adalah Batu Pak Silat. Sebuah batu besar yang bentuk aslinya menyerupai bukit. Nasrun menuturkan, dulunya Batu Pak Silat berada di tengah laut, namun kini batu tersebut sudah berada di daratan Pantai Ketapang.
ADVERTISEMENT
“Perpindahan itu terjadi karena fenomena alam. Pasir yang makin lama makin memenuhi area Batu Pak Silat. Kalau menurut legenda, pasir-pasir ini datang dari Pantai Air Utang yang ada di sebelah pantai ini. Jika di sini semakin banyak pasirnya, malah di sana pasirnya makin berkurang,” tutur Nasrun.
Menurut cerita masyarakat zaman dulu, pasir yang berpindah dari Air Utang ke Batu Pak Silat adalah bentuk atau cara untuk melunasi utang.
Pantang Larang di Pulau Karas
Saking keramatnya Pulau Karas yang begitu sakral ini, para pengunjung perlu memahami beberapa hal. Terdapat pantangan dan larangan yang perlu diikuti menurut Nasrun, di antaranya.
ADVERTISEMENT
Cara Menuju ke Pulau Karas
Angkutan yang digunakan untuk menuju ke Pulau Karas. Foto : Mily
Sama halnya dengan pulau-pulau lain yang ada di wilayah Kepulauan Riau, untuk menuju ke Pulau Karas kita harus menggunakan transportasi laut alias pompong atau speedboat. Jika dari Kota Tanjungpinang kita bisa memulai perjalanan dari pelantar KUD di Pasar Tanjungpinang.
Biasanya, jadwal berangkat kapal laut dari sini sekitar pukul 11.00 WIB. Tarif yang harus dibayarkan sekitar Rp 50 ribu untuk sekali perjalanan.
Demikian perjalanan singkat, yang penuh pengetahuan dan sajian keindahan alam nyata yang kami jalani selama sehari di Pulau Karas.
Penulis: Mily
Editor: Wak JK