Pencanangan BIAN 2022, Menkes Imbau Masyarakat Tidak Khawatir Hepatitis Akut

Konten Media Partner
18 Mei 2022 21:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin saat hadir pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di Gedung Daerah, Tanjungpinang, Rabu (18/5). Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin saat hadir pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di Gedung Daerah, Tanjungpinang, Rabu (18/5). Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, meminta masyarakat tidak terlalu khawatir dengan wabah hepatitis akut yang belakangan ramai diperbincangkan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hingga kini Kemenkes bekerjasama dengan WHO masih mencari tahu lebih lanjut tentang informasi terkait penyakit yang rentan menyerang anak usia dibawah 5 tahun tersebut. Ciri-cirinya pun hampir sama dengan hepatitis pada umumnya, yakni diare dan tubuh agak kekuningan.
"Hepatitis akut ini terjadi di luar negeri. 23 April 2022 kemarin, WHO menemukan indikasinya di Eropa. Kemudian, 4 hari Kemudian Kemenkes sudah mengeluarkan edaran mengenai penyakit tersebut," ungkapnya usai pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di Gedung Daerah, Tanjungpinang, Rabu (18/5).
Namun demikian, ia tetap mengimbau masyarakat agar tetap mewaspadai penyakit itu masuk ke daerah. Yakni, dengan menjaga kebersihan makanan sebab penularan penyakit hepatitis akut ditularkan melalui makanan dan lingkungan yang tidak mejaga kebersihan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, diketahui penularan hepatitis akut ini masih begitu jarang dan cenderung lambat. Sehingga, tidak sempat terjadi klaster yang menyebabkan penularan secara masif.
"Sampai sekarang di Amerika dan Inggris belum bisa dipastikan penyebabnya apa. Karena, sifatnya mirip sakit kuning tapi setelah diperiksa  belum diketahui jenisnya apa, maka kita juga masih cari tahu," sebut Menkes Budi.
Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, menyebut sebagai langkah antisipatif dirinya sudah menyurati kabupaten/kota dapat melakukan pengawasan. Supaya, jika panyakit itu masuk ke daerah bisa langsung diidentifikasi, sehingga bisa dicegah meluasnya  penularan.
"Kita lakukan upaya preventif. Kalau tidak ditemukan pun kita bisa lakukan antisipasi," demikian Ansar.