Pistol Mainan Saat Lebaran di Kepri Tak Lagi Ramai Pembeli

Konten Media Partner
7 Mei 2022 13:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang pistol mainan di Pasar Dabo Singkep. Foto: AR/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang pistol mainan di Pasar Dabo Singkep. Foto: AR/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Di era 90an sampai dengan tahun 2020 ke bawah, pistol dan senapan angin mainan menjadi tren yang selalu ramai diburu anak-anak saat lebaran Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Seperti di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Saat momen lebaran, biasanya dapat dilihat di sepanjang jalan banyak anak-anak kecil dan remaja memegang pistol ataupun senapan mainan tersebut.
Namun terlihat berbeda di Idul Fitri tahun 2022 ini. Tak lagi banyak anak-anak yang tertarik dengan mainan tembak-tembak itu.
Hal ini pun diakui para pedagang musiman pistol mainan ini. Penjualan tahun ini berbeda jauh alias menurun dari tahun-tahun sebelumnya.
"Nah itu jadi masalah, kawan-kawan (pedagang) banyak teriak tahun ini. Padahal dibandingkan tahun lalu, ramai tahun ini yang mudik," ujar Andi Kona, salah satu pedagang pistol mainan, Sabtu (7/5).
Pria yang menggelar lapak secara lesehan di pasar Dabo Singkep ini juga membandingkan, tahun lalu di tengah pandemi COVID-19 dan ekonomi yang tak stabil justru anak-anak peminat pistol mainan ini masih tinggi.
ADVERTISEMENT
"Kerasa memang. Tahun ini belum tentu 50 persen terjual," sebutnya.
Andi menambahkan, banyak jenis pistol mainan yang dijual di lapaknya dengan kisaran harga Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu. Keuntungan yang diambil pedagang pun tidak jauh, hanya sekitar Rp 5 ribu per item.
"Kalau barang ambilnya dari Jambi," bebernya.
Menurutnya, jika barang dagangannya tidak habis tahun ini, akan kembali dikemas dan disimpan untuk dijual tahun depan. Karena barang tersebut tidak lagi dapat dikembalikan ke supplyer atau sistem beli langsung.
Sedangkan para pedagang diimbau agar tidak lagi menjual pistol mainan saat anak-anak mulai kembali masuk sekolah Senin nanti.
"Jadi modalnya terpendam di barang-barang ini," tambahnya.
Sementara itu, sejumlah anak-anak di Dabo Singkep yang ditanyai kepripedia mengaku masih suka dengan mainan-mainan tersebut. Hanya saja, kebanyakan dari mereka menyebutkan mulai dilarang orang tuanya.
ADVERTISEMENT
"Kita juga khawatir kalau anak-anak yang main pakai peluru. Takut dia nembak ke orang-orang atau hewan peliharaan orang," ujar Tio, salah satu warga yang juga merupakan ayah 2 anak.
Sisi lain Tio juga menilai, anak-anak saat ini lebih tertarik dengan game-game lain. Baik dari handphone ataupun Playstation dan komputer.
"Kalau anak saya lebih milih main game di Hp. Mungkin juga anak-anak sekarang kebanyakannya gitu. Main hp saja, tidak kayak kita dulu nenteng (bawa) pistol sambil jalan hari raya," imbuhnya.