Raup Untung Pedagang Musiman Pernak Pernik HUT RI di Karimun

Konten Media Partner
2 Agustus 2022 13:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang pernak-pernak HUT RI di kawasan Poros, Kabupaten Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang pernak-pernak HUT RI di kawasan Poros, Kabupaten Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia memang menjadi berkah tersendiri bagi Imam Sundaffa.
ADVERTISEMENT
Pria asal Bandung, Jawa Barat ini setiap tahun rutin berkunjung ke Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, untuk mencari rezeki.
Usaha berdagang pernak-pernik HUT RI yang ia lakoni dimanfaatkan untuk meraup keuntungan. Meski hanya musiman, namun hasil yang diperoleh dari usahanya itu tidak bisa dianggap remeh.
"Kalau omzet itu variasi sih, puncaknya tapi bisa sampai kisaran Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per hari," ujar Imam saat ditemui kepripedia, Selasa (2/7).
Sama seperti tahun sebelumnya, lokasi ia mendirikan stand dagangannya berada di pertigaan lampu merah jalan Jenderal Sudirman, Poros, atau tepat di depan RSUD M. Sani Karimun.
Baginya, lokasi ini menjadi faktor utama penentu penjualan pernak-pernak HUT RI yang ia jajakan. "Di sini lokasi strategis, ada taman, perempatan, dan banyak warga melintas," katanya.
ADVERTISEMENT
Kesehariannya, sebenarnya adalah seorang pedagang gorengan kaki lima di daerah asalnya. Namun, momen bulan Agustus ia biasa akan beralih profesi menjadi pedagang pernak-pernik HUT RI.
"Datang ke karimun musiman aja, kalau mendekati 17 Agustus. Usaha sehari-hari di Bandung itu dagang gorengan," bebernya.
Tahun ini, ia berangkat bersama kelima orang temannya. "Tapi yang di Karimun hanya berdua, yang lain ada juga yang di Batam," ungkapnya.
Meski memperoleh untung yang cukup besar, harga yang dipatok untuk setiap pelanggan cukup bervariasi, sesuai ukuran dan jenis bendera yang butuhkan.
Untuk jenis bendera yang biasa digunakan di sepeda motor, ia mematok harga Rp 5 ribu. Sementara bendera yang berukuran lebih besar atau biasa dikenakan di kendaraan mobil hanya di banderol Rp 10 ribu.
ADVERTISEMENT
Dari seluruh jenis bendera yang dijajakannya, bendera yang biasa didirikan di rumah warga adalah yang paling laris terjual.
"Paling banyak di beli standar rumah, karena kalau rumahkan umum, apalagi ada imbuhan pemerintah untuk setiap rumah wajib mendirikan bendera," katanya.
Pada tahun ini, memang terjadi lonjakan harga jual bendera di banding tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan kenaikan harga bahan yang digunakan untuk membuat bendera.
"Harga kita sama tapi mmg tahun ini agak naik dari kemarin, karena harga bahan naik. Kemudian, itu bisa kita atasi karena masih ada stok lama. Jadi harga masih relatif terjangkau lah," jelasnya.