Setahun Dinanti, Politeknik Lingga Akhirnya Dapat SK Kemendikbud Ristek

Konten Media Partner
15 Maret 2022 13:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian gedung kampus Politeknik Lingga oleh Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel. Foto: Ist/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian gedung kampus Politeknik Lingga oleh Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel. Foto: Ist/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Setahun lebih kurang Yayasan Kemajuan Lingga Terbilang, yang menaungi perguruan tinggi ilmu terapan atau dikenal Politeknik di Kabupaten Lingga Kepulauan Riau berdiri akhirnya mendapatkan kabar baik. Di mana pada 11 Maret lalu, resmi mendapat Surat Keputusan (SK) dari Kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Politeknik satu-satunya di Kabupaten Lingga ini memang sangat dinanti-nanti banyak pihak termasuk masyarakat di bumi Bunda Tanah Melayu ini. Namun setelah gedung kampus diresmikan oleh Wakil DPR RI, Rachmad Gobel pada Maret 2021 lalu banyak yang tak mengetahui lagi perkembangan kampus ini lagi. Tak sedikit pula masyarakat mulai pesimis.
Namun kekhawatiran terhadap kelanjutan kampus pertanian pertama di Kepulauan Riau tersebut kini mulai menemukan titik terang melalui SK Kemendikbud Ristek tersebut.
Mantan Bupati Lingga, Alias Wello, yang merupakan ketua Yayasan Kemajuan Lingga Terbilang sekaligus pelopor dari berdirinya politeknik ini mengaku senang dengan keluarnya SK dari Kemendikbud Ristek itu.
Ia menyebutkan butuh proses panjang dan penantian yang cukup lama untuk mendirikan kampus yang terletak di Implasemen Timah di Dabo Singkep ini.
ADVERTISEMENT
AWe bercerita, sejak ia dilantik menjadi Bupati Lingga periode 2016-2020 lalu, ia telah mulai merencanakan program pertanian sebagai salah satu program unggulan di Kabupaten Lingga. Meskipun secara geografis, wilayah Lingga ini memiliki lautan yang lebih luas dibandingkan daratannya.
"Ini (Politeknik Lingga) merupakan cikal bakal jawaban dari tantangan bangsa saat ini yang sedang mengalami krisis petani. Ini bukan hanya tanggung jawab negara tapi kami sebagai warga negara juga memiliki tanggung jawab itu. Jadi sejak dulu saya mengiginkan ada kampus pertanian di Kabupaten Lingga," ujar Awe, Selasa (15/3).
Menurutnya, program pertanian menjadi sektor yang penting bagi Provinsi Kepri pada umumnya sebagai wilayah kepulauan. Karenanya, untuk pengembangan serta keberlangsungan sektor tersebut perlu studi yang fokus, termasuk dalam melahirkan petani-petani muda yang berbekal dengan keilmuan pertanian modern.
ADVERTISEMENT
"Target kita juga tidak hanya di Kepri, tapi juga hingga Sumatera. Ini bukan sesuatu yang mustahil," sambungnya.
Pria yang juga pernah menjabat Ketua DPRD Lingga ini menyebutkan, berdasarkan data Badan pusat statistik, sentral pertanian Indonesia selama ini terletak di Pulau Jawa. Namun demikian minat orang untuk menjadi petani sangat rendah dan terus turun setiap tahunnya.
Menurutnya, sejumlah lembaga penelitian seperti LIPI dan lainnya menitik beratkan persoalan petani muda sebagai masalah serius bagi Indonesia di masa akan datang. Hal ini dikarenakan minat anak-anak muda untuk menjadi petani sangatlah minim.
Bahkan di daerah penghasil beras seperti di Pulau Jawa hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) rata-rata usia petani 45 - 49 tahun berada di angka 36,30 % dan untuk usia 30-44 berada diangka 24,06 persen.
ADVERTISEMENT
"Angka ini tentunya merupakan persoalan serius bagi kita, padahal pertanian sangat penting di Indonesia, karena kita semua membutuhkan kebutuhan pokok baik itu beras maupun kebutuhan pokok lainnya dari hasil bumi," imbuhnya.
Jal yang sama juga pernah diungkapkan oleh Badan perencanaan pembangunan nasional (Bappenas). Merujuk kembali pada data BPS di tahun 2021, hampir 80 persen petani di Indonesia lulusan Sekolah Dasar (SD) dan paling tinggi Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Mungkin tahun 2063 kita tidak punya lagi petani, karena orang bertani menjadi pilihan terakhir bukan pilihan utama atau pelarian, ini menjadi sangat serius," ujar Plt Direktur Pembangunan Daerah Kementerian PPN/Bappenas Mia Amalia dalam sebuah Webinar sistim pangan dan perencanaan kota IKN beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, dengan berdirinya Politeknik Lingga ini, diharapkan menjadi penopang dan wadah lahirnya bibit-bibit petani muda di Indonesia meskipun dari wilayah kepulauan.
Sebelumnya, Bupati Lingga M Nizar mengungkapkan bahwa pihaknya hingga awal tahun 2022 lalu masih menunggu izin operasional dari yayasan politeknik Lingga.
"Karena bersifat hibah pemda lingga akan lebih cermat dan berhati-hati supaya kedepan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ungkap Nizar.
Ia menyebutkan, sejak dibentuk, pihak politeknik Lingga akan melakukan kolaborasi dengan pemkab Lingga di beberapa bidang.
"Seperti penyediaan tenaga ahli, penelitian dan penyuluhan serta pemanfaatan bersama fasilitas laboratorium," ujarnya.