Subvarian Delta AY.4.2 Sudah Masuk Singapura, Dinkes Kepri: Tetap Ikuti Pedoman

Konten Media Partner
1 November 2021 13:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sepekan terakhir dilaporkan bahwa Subvarian Delta AY.4.2 COVID-19 sudah masuk ke negara tetangga Thailand dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Sebagai daerah di Indonesia yang secara geografis berdekatan dengan Singapura, dirasa perlu mengantisipasi penularan tersebut.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Mohammad Bisri, menyebut sudah melakukan rapat bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19.
Sebagai langkah antisipasi ia menyebutkan masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti pedoman penanganan COVID-19 yang telah ada. Termasuk juga penerapan protokol kesehatan
"Seperti tentang aturan perjalanan luar negeri maupun dalam negeri," ujar Bisri kepada kepripedia, Senin (1/11).
Ia menerangkan jika dari berbagai varian COVID-19, skema penanganannya masih dengan standar yang sama.
"Masih dengan standar pengawasan surveillance dan penanganan yang sama," pungkasnya.
Sebelumnya, dilansir oleh kumparan, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, mengungkapkan varian ini bukanlah varian baru.
ADVERTISEMENT
Prof Wiku meminta masyarakat tidak panik, karena penelitian terkait varian ini masih berlangsung. Varian ini bagian dari varian corona Delta yang mengalami perubahan atau mutasi tambahan.
Jenis varian A.Y dari mutasi Delta ini cukup beragam yaitu dari AY.1 hingga AY.28. Ditegaskannya, bahwa saat ini belum bisa diambil kesimpulan terkait karakteristik khusus yang dimiliki varian tersebut.
"Oleh karena itu, kita belum bisa mengetahui apakah berbagai jenis varian Delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat mempengaruhi laju penularan, keparahan gejala, maupun vaksinasi karena studi terkait hal tersebut masih berlangsung," kata Prof Wiku dalam situs resmi Satgas, dikutip Minggu (31/10).