'Surga' Kecil di Perbatasan Indonesia Itu Bernama Durai

Konten Media Partner
30 Juni 2021 18:15
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Durai memiliki pantai yang notabene berpasir putih sebagai ciri khasnya. foto: Milyawati/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Suka dengan tempat-tempat unik dengan wisata budaya, kesenian atau satwa liarnya? Mungkin juga lokasi yang membuat Anda memiliki dunia sendiri.
ADVERTISEMENT
Diantara tempat-tempat yang menakjubkan dalam daftar wisata Anda, pasti ada salah satu tempat yang merujuk pada sebuah pulau.
Destinasi wisata kepulauan yang eksotis di Indonesia, bisa memilih untuk berwisata di daerah Kepulauan Anambas.
Kepulauan ini terletak di Provinsi Kepulauan Riau, yang menyimpan beragam destinasi wisata yang bakal bikin takjub. Sampai-sampai wisata Kepulauan Anambas kerap mendapat julukan, surga kecil di perbatasan Indonesia.
Pulau-pulaunya seperti menyimpan sihir, menarik Anda untuk segera bertandang ke sana.

Pulau Durai

Semua pulau di Anambas memiliki pantai yang notabene berpasir putih dengan ciri khasnya masing-masing. Salah satunya adalah Pulau Durai.
suasana pantai dan laut Pulau Durai-Natuna. foto: istimewa
Masuk saja ke Pulau ini, atmosfernya yang tenang dan menentramkan akan merasuki Anda. Bagaimana tidak, itu karena Anda berada di sebuah pulau yang menjadi salah satu dari 7 pulau terluar di Anambas yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Suasana sunyi dan nyaman di beranda paling depan republik ini, terasa semakin sempurna oleh keberadaan Pulau Durai yang begitu nyata eksotis. Dikepung dengan hamparan laut biru yang begitu jernih. Pasir bersih yang membentang hampir separuh pulau. Pohon kelapa menjulang tinggi dengan barisan yang rapi di punggung pulau.
Secara Administratif, Pulau Durai masuk dalam Kecamatan Palmatak, Desa Mubur. Berada di sebelah Barat Laut Kota Tarempa, dengan luas pulau sekitar 91,52 hektar atau 0,92 Km2. Secara geografis terletak pada koordinat 03∞ 20’ 00”LU dan 106∞ 02’ 52” BT.
Untuk menjamah pulau cantik ini, butuh perjuangan. Paling tidak Anda harus menempuh perjalanan selama 1 atau 2 jam dari Kota Tarempa dengan jarak 14,2 mil laut atau sekitar 22,9 km. Tentunya sedah bisa di tebak bahwa perjalanan tidak sampai disitu saja.
Tukik yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke Pulau Durai. foto: istimewa.
Setelah terombang-ambing di laut perairan Anambas, Pulau Durai berada di depan mata, Anda tidak dapat begitu saja langsung menjejakkan kaki. Namun, harus menaiki sampan kecil terlebih dahulu. Itu karena di sana tidak terdapat dermaga untuk berlabuh.
ADVERTISEMENT
Beruntungnya saat tiba di Pulau Durai, Anda akan disambut oleh penjaga pulau yang mahir mendayung sampan. Kapanpun Anda datang dan ingin merapat, mereka akan menyambut dengan suka cita.
Penjaga pulau itu bernama La Hanni dan Sabri. La Hanni sendiri berasal dari Biningko-Bakar Rumende Kepulauan Wakatobi Sulawesi Tenggara. Sudah sejak tahun 1991 ia mendiami Pulau Durai. Tak heran jika ia mengenal betul setiap jengkal letak Pulau Durai.
La Hanni bersama Sabri, istri dan anaknya tinggal di rumah panggung berukuran 7x4 meter yang sederhana, terbuat dari kayu dan beratapkan daun sagu. La Hanni telah menghabiskan 2 dasawarsa membaktikan diri menjaga Pulau Durai.

Menyaksikan Tukik Lucu di Pulau Durai

Banyak hal yang bisa dilakukan di pulau ini. Selain bermalas-malasan di tepi pantai, juga bisa bersnokeling ria melihat keindahan bawah lautnya yang tak kalah bikin takjub. Menyelam, memancing hingga berjalan menyusuri pulau. Tapi, satu yang paling ditunggu yaitu momen melihat penyu liar bertelur.
telur penyu yang berada di Pulau Durai. foto: istimewa
yang menariknya nih, tidak hanya di Pulau Durai saja, namun juga di Pulau Pahat dan Pulau Mangkai juga digunakan sebagai tempat konservasi berbagai jenis penyu, yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas.
ADVERTISEMENT
Menurut La Hanni, pada saat tertentu, beberapa spesies penyu akan mendarat dan bertelur. Mayoritas penyu yang datang adalah penyu belimbing, penyu sisik dan penyu hijau.Kadang ada juga penyu lekang yang mendarat.
Telur-telur penyu ini akan dikumpulkan dan dipindahkan. Lalu, akan dirawat agar menghasilkan anak penyu (tukik) kemudian dilepas ke lautan.
“Waktu terbaik untuk mengunjungi Durai adalah sekitaran bulan Mei, Juni, Juli hingga Agustus. Bulan-bulan itu tepat dengan periode musim bertelur para penyu,” kata La Hanni.
Selain dapat menyaksikan penyu-penyu dan telurnya. Anda juga bisa melakukan aktifitas lain. Sangat direkomendasikan untuk mengeksplorasi bagian sisi barat pulau, yang berpagar bebatuan besar dengan aneka bentuk dan rupa.
Uniknya, di tengah-tengah kawasan tebing bebatuan terdapat satu lokasi menyerupai teluk kecil. Seluruh permukaannya berpasir putih dan halus.
ADVERTISEMENT