Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Tanjak Malaysia Dipilih untuk Seragam Pegawai Pemprov Kepri Tuai Kritik
29 Juli 2022 21:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Surat Edaran (SE) Gubernur Kepulauan Riau terkait pengenaan baju kurung Melayu dan tanjak untuk pegawai di lingkungan Pemprov Kepri yang mulai berlaku hari ini, Jumat (29/7) menuai kritik banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Salah satunya datang dari Ahlul Tanjak Nusantara. Hal ini dikarenakan tanjak yang dipilih ialah jenis tanjak "Dendam Tak Sudah', yang mana bukan warisan Kepulauan Riau sehingga pemilihannya dinilai kurang tepat.
"Tanjak Dendam Tak Sudah ini merupakan tanjak yang dipakai di Negeri Sembilan, Malaysia. Tanjak ini dikenakan Yang Dipertuan Agung kesultanan Negeri Sembilan. Jadi, tanjak ini hanya boleh dipakai oleh para sultan, bukan untuk orang umum," ujar Ketua Ahlul Tanjak Nusantara, Irwansyah.
Irwan yang telah lama bergelut di bidang tanjak ini menjelaskan, jika di Negeri Sembilan tanjak yang dikenakan masyarakat umum berbeda, artinya bukan tanjak 'Dendam Tak Sudah' yang malah dipilih untuk pegawai di Pemprov Kepri.
"Di Negeri Sembilan, untuk orang umum yang dipakai adalah jenis tanjak Solok Timbo atau tanjak Kacang Dua Helai Daun," ujarnya menjelaskan.
Selain dinilai salah kaprah, Irwan justru menilai harusnya yang dipilih ialah tanjak yang yang melekat di Provinsi Kepri. Ada banyak jenis tanjak di Kepri yang bisa digunakan digunakan.
ADVERTISEMENT
"Pokok permasalahannya, padahal banyak tanjak-tanjak warisan Kepulauan Riau yang bisa digunakan. Misal, tanjak Mahkota Alam, Bugis Tak Balik, Nakhoda Terong, dan juga Semangat Ugik. Itu tanjak-tanjak dengan ciri khas dan banyak dipakai di Kepulauan Riau," sebutnya.
Irwan menyebutkan, Ahlul Tanjak Nusantara sangat kecewa, karena dalam pemilihan tanjak ini tidak dilibatkan secara langsung. Padahal selama ini telah bergerak melestarikan tanjak dengan berbagai kegiatan.
"Kita sudah dua kali adakan kegiatan bengkel tanjak nusantara di kantor Gubernur Kepri. Janganlah nilai sakral dari sebuah tanjak itu sampai rusak karena ketidaktahuan. Jangan cuma ikut-ikutan. Padahalkan kalau tidak tahu, bisa bertanya," pungkasnya.