news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Terapi di Air Panas Alami Satu-Satunya di Kepulauan Riau

Konten Media Partner
17 Februari 2019 21:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolam pemandian air panas di Dabo Singkep, Lingga (Foto: melayupedia/Meutya)
zoom-in-whitePerbesar
Kolam pemandian air panas di Dabo Singkep, Lingga (Foto: melayupedia/Meutya)
ADVERTISEMENT
Kepripedia.com, Lingga - Padatnya aktivitas sehari-hari membuat tubuh mengalami penurunan energi. Rasa lelah lesu pasti akan muncul seiring dengan aktivitas yang tiada henti. Keadaan seperti ini tentunya akan berpengaruh pada kondisi tubuh yang bisa berdampak pada datangnya berbagai penyakit.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang ditengah padatnya pekerjaan adalah terapi dengan uap air panas. Air panas dipercaya dapat membuat tubuh kembali fit dan segar.
Hal serupa tidak jauh berbeda yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Ada sebagian yang menggunakan waktu liburan akhir pekan untuk merefleksikan tubuh di pemandian air panas, Dabo Singkep.
Pemandian air panas yang dulunya dikenal dengan nama air hitam ini berada tidak jauh dari pusat kota Dabo Singkep. Berdasarkan keterangan dari pengelola, uap panas di pemandian tersebut berasal langsung dari belerang bumi.
Air panas mengandung unsur kimia yang baik bagi tubuh diantaranya Mg, Ca yang sangat baik untuk kesehatan tulang. Selain itu, dengan merendamkan diri diair panas dapat mengeluarkan racun didalam tubuh, mengobati insomnia, melancarkan sirkulasi darah dan lain-lain yang bermanfaat bagi kesehatan dan perawatan tubuh.
ADVERTISEMENT
Suasana pemandian air panas (Foto: melayupedia/Meutya)
Pemandian yang berada di kawasan Bukit Lintang, Dabo Singkep ini merupakan pemandian air panas alami satu-satunya di Kepulauan Riau. Kerap didatangi oleh wisatawan-wisatawan domestik maupun manca khususnya Singapura dan Malaysia. Terlebih pada hari-hari besar seperti Idul Fitri, Imlek, dan Natal.
Tidak sekedar memanjakan tubuh, pengunjung yang datang juga dapat memanjakan mata dengan suasana alami. Tidak jarang suara burung terdengar, bahkan pengunjung juga dapat melihat monyet dan tupai yang melewati kawasan pemandian.
Terdapat 4 kolam pemandian dengan suhu yang berbeda-beda. Pengunjung dianjurkan untuk memulai dari suhu yang sesuai dengan tubuh terlebih dahulu sebelum kemudian merendamkan diri di suhu tinggi untuk terapi.
Perlu di ketahui, untuk menikmati wisata langka ini, kita hanya mengeluarkan uang Rp 3.000 - Rp. 5.000 per pengunjung. Harga yang sangat kecil bukan dengan segala keindahan dan manfaat yang didapatkan. Selain kursi-kursi bersantai, juga terdapat fasilitas lain yang tersedia seperti gazebo untuk beristirahat, kamar mandi, dan musholla.
ADVERTISEMENT
Pengunjung dari luar wilayah juga dapat memesan villa yang telah disediakan dengan langsung menghubungi pengelola dilokasi tersebut. Ada dua paket yang di tawarkan.
Paket pertama dengan jumlah orang yang menginap 1-4 orang, 2 hari 1 malam akan dikenakan biaya sebesar Rp.300.000,- per orang. Apabila ingin menginap selama 3 hari 2 malam akan di kenakan biaya sebesar Rp.450.000,-. Dengan paket ini pengunjung akan memdapatkan fasilitas seperti, transportasi mobil (PP), home stay, musholla, makan / sarapan pagi, dan tempat Barsantai.
Paket yang kedua dengan jumlah orang yang ingin menginap 1-8 orang, 2 hari 1 malam akan dikenakan biaya sebesar Rp.210.000,- per orang. Apabila ingin menginap selama 3 hari 2 malam akan dikenakan biaya Rp.350.000,- per orang. Fasilitas yang didapatkan sama seperti pada paket pertama, hanya saja pengunjung akan mendapatkan fasilitas tambahan yaitu track di alam bebas air terjun.
Lokasi homestay pemandian air panas (Foto: melayupedia/Meutya)
ADVERTISEMENT
Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pemandian kurang lebih 30 menit dari pusat perkotaan. Selama diperjalanan, pengunjung akan melihat beberapa tempat bekas galian timah atau lebih dikenal masyarakat sekitar dengan nama “kolong timah” dan "Telaga Hijau". Kolong (kolam besar bekas tambang -red) tersebut sudah ada dari zaman pemerintahan Belanda, dan kemudian tetap aktif karena Dabo Singkep dulunya merupakan salah satu wilayah penghasil timah di Indonesia.
---
Pewarta : Hasrullah