news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Video: Pagar Superblok Habibie di Batam Roboh, Rumah Warga Rusak

Konten Media Partner
30 Januari 2020 9:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sejumlah rumah warga yang terletak di Perumahan Citra Batam harus menjadi korban runtuhnya pagar pembatas superblok megah Pollux Habibie, Rabu (29/1/2020) sore.
ADVERTISEMENT
Runtuhnya pagar pembatas antara perumahan dan Pollux ini diduga akibat tidak kuat menahan arus dari air hujan deras sore itu.
"Rumah kami dibelakangnya (Pollux Habibie) persis, pecahan reruntuhannya dan bercampur tanah kuning masuk rumah," kata salah satu warga, Uya saat dihubungi kepripedia, Kamis (30/1).
Dari ceritanya, kondisi terparah ialah rumah yang berada tepat dibelakang tembok yang runtuh. Selain rumah, barang elektronik dan kendaraan pun ikut rusak.
"Bukan hanya soal ganti rugi, keselamatan warga jangka panjang juga perlu diperhatikan," ucapnya.
Cerita sama datang dari warga yang juga berdomisili di kompleks Citra, Saiful Badri Sofyan. Ia menuturkan, warga merasa terkejut ketika banjir berlumpur datang dari arah Polux Habibie bak air bah, dan menerjang puluhan rumah, beberapa rumah ada yang pagarnya rusak.
ADVERTISEMENT
"Juga merusak mobil yang lagi parkir, dan satu motor tertimbun runtuhan pagar dan lumpur yang dibawa air," kata Saiful bercerita.
Menurut Saiful, dari dahulu pembentukan Pollux Habibie sering memunculkan masalah buat warga Citra Batam. Hanya saja dari pihak Pollux Habibie kurang serius memperhatikannya.
"Seperti dilihat dari konstruksi pagar yang jelas tidak memperhatikan sisi keselamatan bagi lingkungan warga di sini," kata Saiful.
Selama ini, lanjut dia, limbah dan air dari Pollux Habibie juga mengarah ke Citra Batam dengan tidak ada kompensasi. Juga tidak ada solusi dalam memperbaiki parit di Citra Batam yang ukurannya tak memadai.
Ia juga mengatakan, jika hujan agak lebat saja juga tidak mampu untuk menampung debit air. Seharusnya mereka punya system drainase sendiri.
ADVERTISEMENT
"Ini kok Citra Batam dijadikan untuk saluran airnya," pungkasnya.
Pagar yang roboh itu diketahui dibuat dengan tinggi sekitar 4 meter. Masyarakat sekitar menilai pagar itu dibuat tanpa penyangga dan pondasi yang memadai sedangkan air dari bangunan Pollux Habibie yang berjarak hanya sekitar 1.5 meter diarahkan ke pagar.
"Jika tidak ada kompensasi dari pihak Pollux, warga meminta pembangunan Pollux Habibie dihentikan sebelum ada solusinya. Pembangunan adalah untuk kemajuan," kata Saiful.
Dari informasi yang diperoleh kepripedia, hingga malam, beberapa warga dan aparat kepolisian masih membersihkan perkarangan dari lumpur dan bongkahan yang terbawa arus air hujan.
Pagar superblok Pollux Habibie runtuk. Foto: Istimewa