Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Usaha daripada Doa, Memberikan Pengetahuan dan Kapitalisme di Dunia
21 April 2021 13:15 WIB
Tulisan dari Patrick Ivan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Usangnya sebuah ajaran yang mengutamakan doa di atas segalanya, memberikan perubahan yang besar di kehidupan. Hubungan yang dibentuk dengan percakapan antara manusia dengan Yang Maha Kuasa selalu berkaitan dengan permohonan. Memaksa-kan kehendak yang dilakukan manusia seringkali menjadi alasan mengapa doanya tidak terwujud.
ADVERTISEMENT
Makna yang diberikan dalam doa seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan sehingga manusia lebih percaya usaha daripada doa.
Masyarakat konservatif meyakini doa sebagai alat penghubung manusia dengan Yang Maha Kuasa untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Bagi pengajaran ini, percaya setiap perkataan manusia adalah doa. Maka, masyarakat ini selalu berhati-hati dalam berbicara. Selain itu, doa juga berfungsi sebagai penangkal nasib buruk atau kesialan, agar tidak mengalami cobaan yang diberikan oleh Maha Kuasa.
Untuk mewujudkan sesuatu yang kita inginkan, kita memerlukan sebuah usaha yang maksimal. Orang tua kita pernah mengatakan,
Setelah mendengar quote ini, terasa seperti omong kosong. Lebih tepatnya, realita kehidupan berbicara bahwa usaha melebihi doa. Dengan tekad dan keberanian, kita dapat melakukan apa saja demi mewujudkan apa yang kita inginkan.
ADVERTISEMENT
Kekayaan dapat menjelaskan penyebab semua orang berusaha begitu keras. Mencari jalan keluar dari kemiskinan demi hidup berkelimpahan menjadi alasan semua orang berusaha dengan bekerja keras. Semua orang pernah merasakan kesusahan dari kemiskinan, kecuali orang yang sudah kaya sejak dari lahir.
Sukarnya untuk merasakan kebebasan dan pendapatan yang tidak sesuai dengan harapan sehingga manusia akan melakukan apa saja demi keluar dari kemiskinan. Pada dasarnya, manusia ingin sekali mendapatkan kebebasan.
Manusia menciptakan hubungan dengan Yang Maha Kuasa memiliki maksud tersendiri. Melakukan komunikasi dengan permohonan agar terwujud segala keinginan, hanyalah permohonan belaka. Doa dapat disamakan dengan mantra keberuntungan sehingga kebiasaan manusia selalu berkaitan dengan doa, termasuk usaha.
Tidak heran, begitu banyak manusia lebih memilih untuk berusaha dengan keras daripada berdoa.
ADVERTISEMENT
Ketakutan manusia akan sebuah dongeng penyiksaan di dunia lain menjadi alasan mengapa semua manusia berdoa. Bahkan, kita juga tidak mengetahui apakah nyata atau hanya sekadar dongeng belaka. Sebuah lelucon yang terdapat dalam ajaran ini mengatakan manusia harus berbuat kebaikan dan keikhlasan untuk melakukan sesuatu.
Realitanya, manusia mengharapkan balasan atau keuntungan dari segala sesuatu, maka eksploitasi tidak hanya terjadi dengan lingkungan atau sesama manusia. Eksploitasi juga terjadi dengan Yang Maha Kuasa dengan doa.
Semesta terkadang tidak menyetujui dari apa yang manusia harapkan, bahkan kita sendiri bertanya ke dalam diri kita masing-masing dan evaluasi atas perbuatan kita. Keinginan manusia untuk mendapatkan kekayaan membentuk perasaan untuk berkuasa atas segala sesuatu. Perasaan tersebut membutuhkan eksploitasi secara besar-besaran sehingga tidak heran banyak pemimpin melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketidakpercayaan terhadap kekuatan doa, memilih usaha untuk mendapatkan keuntungan, memberikan jalan bagi manusia untuk mendapatkan keuntungan dengan menghalalkan berbagai cara. Hausnya akan kekuasaan dan kekayaan mengakibatkan kemunculan sebuah sistem yang dinamakan kapitalis.
Kapitalis, menurut KBBI merupakan kaum bermodal, orang yang bermodal besar, atau orang sangat kaya. Dudley (Dawam, 1987) mendefinisikan kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang mendominasi dunia barat sejak runtuhnya feodalisme.
Nantinya, sistem perekonomian ini akan dikuasai oleh individu atau pihak penguasa demi memperoleh keuntungan yang amat besar. Adanya intervensi pemerintah demi keuntungan pribadi. Semangat dari kapitalisme adalah perolehan uang dengan sebanyak-banyaknya, dikombinasikan dengan menghindari secara ketat serta menikmatinya sama sekali secara spontan. Jadi, tujuan utama dari kapitalisme adalah pemupukan modal dan perluasan modal.
ADVERTISEMENT
Para kapitalis didukung oleh ideologi dari hasil pemikiran Francis Bacon, seorang filsuf, negarawan, dan penulis inggris, kemudian, pencetus pemikiran empirisme. Bagi Bacon, pengetahuan adalah kekuasaan. Ideologi ini diterapkan oleh kaum kapitalis, bahwa pengetahuan manusia mengontrol alam dan memberlakukan alam semau dirinya, layaknya seorang majikan memperlakukan pekerjanya.
Pemikiran tentang pengetahuan adalah kekuasaan, diterapkan juga dalam kehidupan manusia. Manusia berupaya mendapatkan pengetahuan dari sekolah, universitas, dan pengalaman kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tersebut tidak hanya berbentuk akademis, namun pengetahuan linguistik dan bidang lain.
Bisa dikatakan, Pemikiran tersebut tidak sepenuhnya negatif. Nantinya, pengetahuan tersebut diimplementasikan ke dalam usaha yang dilakukan
Pengetahuan menjadi faktor utama dalam keberhasilan sebuah usaha. Seorang manusia memiliki pengetahuan yang cukup dalam mewujudkan impiannya. Sama seperti manusia biasa, seorang pemimpin juga membutuhkan pengetahuan yang cukup, agar dapat memimpin dengan baik. Pengetahuan berfungsi sebagai petunjuk dalam melakukan sesuatu sehingga dapat melaksanakan dan mendapatkan hasil secara maksimal.
ADVERTISEMENT
Mirisnya, ada perbedaan pandangan terhadap orang yang lebih mengutamakan pengetahuan daripada berdoa. Orang konservatif memberi istilah kepada orang yang mengutamakan pengetahuan daripada kepercayaan agama, yakni agnostic. Bagi mereka, kaum itu dianggap sesat dan jelmaan iblis dari akhir zaman. Namun, orang yang lebih percaya ilmu pengetahuan memiliki pemikiran yang kritis. Bagi dunia ini, perbedaan menjadi sebuah kemustahilan.
Hingga saat ini, banyak orang berusaha mencari keuntungan dengan mencari sensasi atau mencari permasalahan dengan orang lain. Maraknya penggunaan media sosial menjadi ladang uang bagi para selebritis sehingga mereka menurunkan harga diri mereka dan menjual agama demi menarik perhatian. Hal ini dapat menaikkan jumlah pengikut mereka dan membuka jalan bagi tawaran pekerjaan.
Ini membuktikan bahwa orang berusaha dengan cara seperti ini tidak memiliki pengetahuan yang lebih dalam berusaha. Kebanyakan di dunia ini orang mabuk agama, daripada orang berpengetahuan.
ADVERTISEMENT