Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Dari Unggah-Unggahan hingga Buka Bersama: Tradisi Ramadhan di Batursari
6 April 2025 10:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kesya Nyctagina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bulan Ramadhan di desa Batursari, Pekalongan, tidak hanya sekedar tentang menjalankan ibadah puasa saja. Tapi juga diwarnai dengan berbagai tradisi yang semakin memperkuat kebersamaan antar warganya. Tradisi-tradisi ini sudah sangat melekat dan sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Batursari, yang dilaksanakan dengan semangat gotong-royong dan kekeluargaan. Beberapa tradisi yang sering dilakukan selama bulan puasa di desa ini adalah Unggah-Unggahan, nyekar, gotong-royong, buka bersama, dan ceramah singkat setelah sholat Subuh.
ADVERTISEMENT
1. Unggah-Unggahan (Doa Bersama dan Ambengan)
Salah satu tradisi yang khas di desa Batursari Pekalongan adalah tradisi unggah-unggahan. Tradisi ini biasanya dilakukan setiap menjelang awal bulan Ramadhan. Warga desa biasanya berkumpul di masjid atau musholla sekitar setelah sholat Maghrib atau Isya' untuk doa bersama. Selain doa bersama, kegiatan ini diisi dengan acara ambengan. Warga biasanya membawa nasi dan lauk pauk serta aneka jajanan pasar, lalu dimakan bersama-sama. Tradisi unggah-unggahan tidak hanya sekedar untuk senang-senang saja, tetapi juga untuk mempererat tali silaturahmi dan juga menciptakan momen berbagi kebahagiaan serta saling mendoakan kebaikan bagi sesama.
2. Nyekar (Ziarah ke Makam Leluhur)
Nyekar atau ziarah ke makam leluhur merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman sahabat nabi Shallallahu alaihi wassallam. Begitu pula di desa Batursari, tradisi ini sudah melekat dan tak terpisahkan dari bulan puasa. Biasanya, menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga desa melakukan ziarah ke makam orang tua atau leluhur mereka untuk mendoakan agar para leluhur dapat diampuni segala kesalahannya dan diterima di sisi Allah SWT. Warga biasanya memanfaatkan waktu sebelum lebaran untuk mengganti nisan yang sudah rapuh, atau hanya sekedar membersihkan area makam saja. Selain itu, tradisi ini juga mengingatkan warga untuk selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah SWT dan mendoakan mereka yang telah mendahului kita.
ADVERTISEMENT
3. Gotong-royong Membersihkan Lingkungan dan Tempat Ibadah
Menjelang bulan suci Ramadhan, warga desa Batursari biasanya bergotong-royong membersihkan lingkungan sekitar, jalanan, dan tempat ibadah seperti musholla-musholla dan masjid. Selain itu, warga juga membersihkan fasilitas dan perlengkapan ibadah yang ada, seperti sajadah dan mukena. Kegiatan ini dilakukan agar tetap tercipta lingkungan yang nyaman dan bersih, sehingga jamaah dapat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk.
4. Buka Bersama di Masjid atau Musholla
Buka puasa bersama di masjid atau musholla adalah tradisi yang tidak boleh ketinggalan selama bulan Ramadhan. Di desa Batursari, warga desa mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa, berkumpul di musholla atau masjid sekitar untuk berbuka puasa bersama setelah seharian penuh berpuasa. Setiap keluarga membawa hidangan yang dapat dinikmati bersama, seperti nasi beserta lauk-pauknya hingga berbagai macam takjil seperti es buah dan sebagainya. Selain berbuka, warga biasanya saling mengobrol dan bercanda sembari menunggu waktu sholat Isya' dan melaksanakan sholat tarawih berjamaah.
ADVERTISEMENT
5. Ceramah Singkat Setelah Sholat Subuh
Satu lagi yang menjadi ciri khas di desa Batursari adalah ceramah singkat setelah sholat Subuh. Biasanya warga menyebutnya dengan sebutan "kuliah Subuh". Setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah, warga biasanya berkumpul di masjid atau musholla untuk mendengarkan ceramah singkat sebelum melanjutkan aktivitas mereka yang lainnya. Topik ceramahnya pun beragam yang seringkali bertema keagamaan. Jamaahnya pun tidak hanya dari kalangan orang dewasa saja, tetapi anak-anak dan beberapa remaja juga sering mengikuti kegiatan tersebut. Dengan mengikuti ceramah ini, warga diharapkan dapat lebih meningkatkan ibadah dan keimanannya selama bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini.
Dengan berbagai macam tradisi bulan Ramadhan yang mewarnai tersebut, warga diharapkan dapat melestarikannya sambil tetap menjalankan ibadah puasa dengan semangat gotong-royong dan saling berbagi dangan sesama. Dengan begitu, bulan puasa di desa Batursari tidak hanya menjadi waktu untuk beribadah, tetapi juga memperkuat tali silaturahmi antar warga. Melalui tradisi-tradisi ini juga, diharapkan dapat memberikan nuansa Ramadhan yang penuh dengan kebersamaan yang kental dan dapat mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT