Konten dari Pengguna

Roadmap Bullion Bank Era Prabowo: Menyusun Ulang Ekosistem Emas Nasional

Kevin Adjie Suseno
Mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya
30 April 2025 21:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kevin Adjie Suseno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Roadmap Ekosistem Emas Nasional di Indonesia. Sumber ilustrasi: Dihasilkan oleh AI (ChatGPT & DALL·E), OpenAI, 2025.
zoom-in-whitePerbesar
Roadmap Ekosistem Emas Nasional di Indonesia. Sumber ilustrasi: Dihasilkan oleh AI (ChatGPT & DALL·E), OpenAI, 2025.
ADVERTISEMENT
Pada 26 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto meresmikan dua bullion bank pertama di Indonesia: PT Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Langkah ini menandai babak baru dalam pengelolaan emas nasional, dengan tujuan utama menjaga cadangan emas tetap berada di dalam negeri dan memperkuat ekosistem industri emas dari hulu ke hilir. ​
ADVERTISEMENT

Transformasi Strategis Industri Emas

Indonesia, sebagai salah satu produsen emas terbesar di dunia, selama ini menghadapi tantangan besar: sebagian besar emas yang ditambang diekspor atau disimpan di luar negeri. Dengan pendirian bullion bank, pemerintah bertujuan untuk menyimpan emas di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada pasar luar, dan meningkatkan stabilitas moneter melalui mekanisme likuiditas emas. ​

Regulasi dan Infrastruktur Pendukung

Untuk mendukung operasional bullion bank, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan Peraturan OJK No. 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion. Regulasi ini menetapkan persyaratan modal minimum sebesar Rp14 triliun bagi institusi yang ingin menjalankan bisnis bullion. Selain itu, OJK sedang menyusun Roadmap Kegiatan Usaha Bullion (KUBL) yang direncanakan selesai pada Agustus 2025, sebagai panduan strategis pengembangan industri emas nasional. ​
ADVERTISEMENT

Dampak Ekonomi yang Signifikan

Pemerintah memperkirakan bahwa keberadaan bullion bank dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp245 triliun dan menciptakan 1,8 juta lapangan kerja baru. Selain itu, dengan pengelolaan emas yang lebih efisien, diharapkan dapat meningkatkan cadangan devisa negara dan mengurangi ketergantungan pada valuta asing. ​

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun inisiatif ini menjanjikan, terdapat tantangan yang harus dihadapi, seperti membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan bullion bank dan memastikan keamanan serta transparansi dalam pengelolaan emas. Namun, dengan komitmen pemerintah dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, diharapkan bullion bank dapat menjadi pilar utama dalam penguatan ekonomi nasional berbasis sumber daya alam.