Konten dari Pengguna

Pejabat di Lensa Kamera : Pejabat dan Transportasi Umum

Kevin Zulfian Bay
Calon Komunikator dari Universitas Pancasila, Seniman penyampaian pesan.Menulis saat dunia membutuhkan.
30 April 2025 9:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kevin Zulfian Bay tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Archive Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Archive Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
Antara Busway Sekali Seumur Hidup dan Mobil Dinas Setiap Saat Pejabat kita itu cinta banget sama transportasi umum. Saking cintanya, mereka rela naik TransJakarta… satu kali dalam lima tahun. Biasanya pas baru dilantik, pas tahun politik, atau pas ada kamera TV. Naik busway sambil senyum ke wartawan, berdiri penuh semangat, lalu turun satu halte kemudian langsung balik ke mobil dinas yang sudah nunggu di ujung jalan.
ADVERTISEMENT
Lalu muncul caption di media sosial kementerian: “Pak Menteri A naik busway, dukung transportasi ramah lingkungan.”Padahal kenyataannya: AC bus baru nyala, eh beliau sudah turun. Cuma mampir buat selfie.
Begitu kamera mati, langsung balik ke mobil dinas dengan sirine yang bikin semua orang minggir, termasuk ambulans. Kalau ada macet? Gampang. Tinggal pasang strobo, terobos jalur sepeda, dan jalan tol pun bisa jadi tempat uji coba manuver.
Tapi setiap pidato, mereka semangat ngomong soal “perlu reformasi transportasi publik”.Katanya sih, mau “mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi”.
Tapi yang bikin heran:
ADVERTISEMENT
Lucunya, setiap CFD, para pejabat ini juga ikut jalan pagi. Pakai tracksuit, sepatu olahraga, dan senyum tiga jari sambil lambaikan tangan ke rakyat. Ada yang bawa sepeda lipat mahal, tapi hanya dikayuh tiga meter buat difoto, lalu diserahkan ke ajudan.
Foto: KRL Stasiun Cawang, Archive Foto Pribadi
Ada juga yang pasang hashtag: #GoGreen #NaikTransportasiUmum #PeduliLingkungan
Tapi Senin paginya, konvoi mobil hitam berlapis kaca gelap kembali menguasai jalanan.Kita tahu mereka sibuk. Kita tahu waktu mereka berharga.Tapi kalau serius ingin rakyat naik angkutan umum, kenapa mereka sendiri enggan?
Mungkin karena panas? Mungkin karena desak-desakan? Atau mungkin karena… rakyat itu cuma objek kebijakan, bukan bagian dari kenyamanan?Akhirnya, transportasi publik tetap jadi wacana musiman.
Naik MRT hanya saat inspeksi. Naik KRL hanya saat kampanye.Tapi naik mobil dinas? Setiap hari, tanpa ganjil genap.Jadi kalau ada pejabat bilang “Saya dukung transportasi publik!”,coba tanyakan: “Naiknya kapan terakhir, Pak?”Kalau jawabnya, “Pas launching sama Pak Presiden,”berarti kita semua tahu: yang jalan bukan niat, tapi pencitraan.
ADVERTISEMENT