Konten dari Pengguna

Bahaya AI seperti Deepfake dan Chatgpt terhadap Masa Depan Negara

kevin Sebastian
Pelajar di SMAK Ipto
19 Oktober 2024 15:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari kevin Sebastian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/photos/technology-business-analysis-7111799/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/photos/technology-business-analysis-7111799/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada masa kini, kita tidak bisa pungkiri bahwa AI sudah menjadi suatu hal yang berkembang pesat. Penggunaan AI pada masa kini pun sudah menjadi hal yang lumrah, dan bahkan tidak tabu atau memalukan. Berdasarkan informasi Kominfo (2023), dikatakan bahwa jumlah pengguna yang terdapat di internet sekitar 77% dari jumlah total masyarakat Indonesia. Pemakaian AI pun sudah sering ditemui di beberapa bidang, seperti bidang kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan bidang sejenisnya. Namun, tanpa kita sadari, ketergantungan berlebih terhadap AI dapat membawa kita ke dalam masalah yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Salah satu bidang yang berkemungkinan terdampak besar oleh penggunaan AI berlebihan adalah bidang kepemerintahan. Seperti yang kita ketahui, bahwa AI sudah menjadi hal yang lumrah bagi para masyarakat Indonesia, terutama bagi kaum muda kita. Telah disebutkan oleh halaman berita CNN (2024) di halaman internet bahwa Indonesia menduduki posisi yang tinggi dalam hal jumlah pengguna ChatGPT. Penggunaan yang berlebihan ini bisa membawa dampak yang cukup kompleks. Dikutip dari CNBC (2023), sudah terjadi kasus penahanan ijazah karena penggunaan AI untuk pengecekan plagiarisme. Hal ini membuktikan bahwa AI memanglah bagus dan efektif, namun segala hal yang berasal dari AI tidak bisa langsung diterima dan harus diproses terlebih dahulu.
Bila anak muda di Indonesia menggunakan AI secara berlebihan, maka akan ada masalah di masa depan yang muncul dikarenakan penggunaan AI. Berdasarkan Kompasiana (2023), dikatakan bahwa AI dapat memberikan dampak negatif terhadap penggunanya, seperti malas berpikir, ketergantungan, dan lain-lain. Jika dari sekarang para anak muda terlalu sering menggunakan AI, seperti ChatGPT, maka kemampuan mereka berpikir kritis dan pengambilan keputusan tidak terasah. Bayangkan jika dari sekarang para anak muda tidak bisa berpikir kritis dan tidak bisa mengambil keputusan yang tepat, bagaimana nasib pemerintahan negara kita di masa yang mendatang? Sebagai rakyat Indonesia, kita tentunya tidak ingin pemerintahan kita dipegang oleh oknum-oknum yang tidak memiliki kompetensi untuk menjabat.
ADVERTISEMENT
Dampak negatif AI tidak selalu berdampak pada masa depan ataupun pada pola pikir seseorang, melainkan dampak negatif AI bisa ditemukan pada masa kini. Salah satu contohnya adalah penyalahgunaan AI deepfake. Deepfake merupakan salah satu jenis aplikasi AI yang dapat memalsukan wajah orang dalam suatu video. Seiring berkembangnya waktu, video yang dihasilkan oleh deepfake terlihat semakin realistis dan memiliki akurasi yang mirip dengan wajah asli seseorang.
Hal ini bisa menghasilkan dampak yang sangat besar jika disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang bisa saja terprovokasi jika melihat video AI yang menggunakan deepfake tanpa mengetahui kejelasan aslinya. Penggunaan deepfake juga bisa memicu kejadian penipuan ataupun penyebaran berita hoaks.
Perkembangan AI yang semakin menjadi-jadi ini bisa menjadi bumerang bagi pengguna aplikasi AI maupun masyarakat luas. Negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia, bisa menjadi terancam oleh AI. Bayangkan jika suatu negara belum mendapatkan pendidikan tentang AI dan bahaya tentang AI. Negara tersebut bisa saja hancur dikarenakan penggunaan AI deepfake ataupun ChatGPT karena digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Negara tersebut bisa saja hancur dikarenakan kurangnya pendidikan tentang manfaat dan bahaya dari AI. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk diadakannya pembelajaran khusus tentang aplikasi AI dan bahaya yang dihasilkan agar masyarakat bisa membedakan yang asli dan yang merupakan hasil AI.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, perkembangan AI yang sangat pesat bisa menjadi hal yang positif, namun jika kita sebagai pengguna menggunakan AI secara berlebihan, yang menyebabkan kemalasan berpikir, hal itu bisa berdampak negatif terhadap diri sendiri dan bahkan orang sekitar. Dampak negatif yang diberikan tidak hanya berdampak di saat ini, namun dampaknya bisa saja terbawa hingga masa depan.
https://pixabay.com/photos/chatgpt-laptop-ai-8101650/
Sumber:
Muhvirzaan. "Menelaah AI: Apakah Kehadirannya Menyebabkan Rasa Malas Bagi Kaum Pelajar?" Kompasiana, 10 Juni 2023, https://www.kompasiana.com/muhvirzaan/6485480a4addee1c87482fa2/menelaah-ai-apakah-kehadirannya-menyebabkan-rasa-malas-bagi-kaum-pelajar.
CNN Indonesia. "Warga Indonesia Banyak Pakai ChatGPT, Tertinggi di Asia Tenggara." CNN Indonesia, 4 September 2024, https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240904181515-185-1141027/warga-indonesia-banyak-pakai-chatgpt-tertinggi-di-asia-tenggara.
Kominfo. "Sekjen Kominfo: Penggunaan AI Harus Sesuai dengan Nilai Etika di Indonesia." Aptika Kominfo, 15 November 2023, https://aptika.kominfo.go.id/2023/11/sekjen-kominfo-penggunaan-ai-harus-sesuai-dengan-nilai-etika-di-indonesia.
CNBC Indonesia. "Kacau! ChatGPT Bikin Satu Kelas Gak Lulus, Begini Nasibnya." CNBC Indonesia, 28 Mei 2023, https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230528133059-37-441199/kacau-chatgpt-bikin-satu-kelas-gak-lulus-begini-nasibnya.
ADVERTISEMENT