Konten dari Pengguna

Benarkah Jatuh Cinta Membuat Kupu-Kupu Menari di Perut Kita?

Keyla Yunto Ferens
Mahasiswa Universitas Braijaya, Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, Prodi Psikologi
4 Desember 2024 17:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Keyla Yunto Ferens tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: freepik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: freepik
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian merasakan sesuatu yang menggelikan terjadi di perut saat merasakan jatuh cinta? Sensasi ini sering disebut sebagai "butterflies in the stomach," sebuah frasa yang sering kita dengar untuk menggambarkan rasa gugup atau berdebar saat berhadapan dengan seseorang yang membuat hati kita berdebar-debar. Namun, apakah sensasi ini benar-benar terjadi? Jika iya, apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh kita? Apakah ada kaitannya dengan yang terjadi di otak kita? Yuk simak penjelasannya!
ADVERTISEMENT
What are butterflies in the stomach?
“Butterflies in the stomach” adalah sensasi yang sering dirasakan saat seseorang mengalami emosi intens, seperti gugup, cemas, atau jatuh cinta. Sensasi ini berkaitan dengan biologis dan melibatkan hubungan antara otak dan sistem saraf enterik (disebut gut-brain axis). Ketika seseorang berada dalam situasi penuh tekanan atau kegembiraan, sistem saraf simpatik aktif dan memicu pelepasan hormon. Hormon-hormon ini mempercepat detak jantung, mengalihkan aliran darah dari saluran pencernaan, dan menyebabkan perut terasa “berdebar”. Sensasi ini menunjukkan adanya hubungan erat antara otak, emosi, dan respons tubuh, serta bagaimana faktor psikologis dan biologis saling mempengaruhi.
Mekanisme butterflies in the stomach secara biologis
Secara biologis, sensasi "butterflies in the stomach" terjadi karena reaksi tubuh terhadap stres atau kecemasan. Sensasi ini juga dapat kita rasakan ketika jatuh cinta, sensasi tersebut dapat dijelaskan secara biologis dengan melibatkan beberapa faktor yang sama dengan respons stres atau kecemasan, tetapi dengan kesan emosional yang berbeda. Fenomena ini berkaitan dengan perubahan kimiawi dalam tubuh, sistem saraf, dan reaksi fisiologis terhadap perasaan cinta yang intens. Berikut adalah penjelasan mekanisme biologis di balik sensasi ini saat jatuh cinta:
ADVERTISEMENT
1. Aktivasi Sistem Saraf Otonom (ANS)
Seperti halnya dengan respons kecemasan atau stres, jatuh cinta juga dapat memicu sistem saraf otonom (ANS), yang mengontrol banyak fungsi tubuh tanpa disadari, seperti detak jantung dan pencernaan. Ketika kita merasakan ketertarikan atau jatuh cinta, sistem saraf simpatetik (bagian dari ANS yang mengatur respons "fight or flight") aktif, meskipun dalam konteks yang lebih positif. Hal ini menyebabkan beberapa perubahan fisiologis yang mirip dengan kecemasan, seperti detak jantung yang lebih cepat, peningkatan aliran darah ke otak, dan perubahan aliran darah ke organ pencernaan.
2. Pelepasan Hormon Cinta
ADVERTISEMENT
3. Peningkatan Aktivitas Pencernaan
Saat jatuh cinta, adrenalin dan dopamin dalam tubuh kita mengalami peningkatan, peningkatan tersebut dapat mempengaruhi sistem pencernaan kita. Adrenalin mengarahkan tubuh untuk mempersiapkan diri terhadap perasaan intens, tetapi juga dapat mengurangi aliran darah ke saluran pencernaan, menyebabkan sensasi ketegangan atau kegelisahan di perut, yang kita kenal sebagai "butterflies." Reaksi ini mirip dengan respons "fight or flight" di mana tubuh memprioritaskan diri untuk melawan atau melarikan diri dari ancaman. Meskipun dalam konteks cinta tidak ada ancaman fisik, respons fisiologis yang mirip tetap terjadi.
4. Pengaruh Psikologis dan Emosional
Perasaan yang kita rasakan ketika jatuh cinta mengarah pada kecemasan positif, kegembiraan, atau kegugupan. Pikiran tentang orang yang kita sukai memicu perubahan emosi yang mendalam, dan tubuh merespons dengan meningkatkan aktivitas fisik, termasuk sensasi di perut. Selain itu, perasaan cinta bisa memicu perubahan hormon yang berinteraksi dengan pusat emosional di otak, seperti amigdala dan hipotalamus, yang mengatur respons emosional terhadap perasaan kita.
ADVERTISEMENT
5. Interaksi dengan Sistem Pencernaan
Sistem saraf enterik atau "otak kedua" tubuh yang bertugas mengatur pencernaan juga memainkan peran dalam sensasi ini. Ketika kita merasa gugup atau bersemangat, sinyal dari otak dan tubuh dapat menyebabkan ketegangan pada saluran pencernaan, menghasilkan sensasi aneh di perut. Otot halus di perut dan usus dapat berkontraksi atau bergetar, menciptakan perasaan seperti "geli" atau sensasi berdebar-debar yang kita rasakan sebagai "butterflies."
Jadi sebenarnya "butterflies in the stomach" yang kita rasakan saat jatuh cinta adalah hasil dari kombinasi reaksi kimiawi dalam tubuh (terutama hormon dopamin dan adrenalin) dan respons fisiologis yang melibatkan sistem saraf otonom. Sensasi ini adalah wujud fisik dari perasaan euforia, kegembiraan, dan kecemasan yang sering muncul saat kita terlibat secara emosional dengan seseorang yang kita sukai atau cintai. Jadi, kapan terakhir kalian merasakan “butterflies in the stomach?”
ADVERTISEMENT
Referensi:
Johns Hopkins Medicine. (n.d.). The brain-gut connection. Diakses pada 30 November 2024, dari https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/the-brain-gut-connection
Field, B. (1 November 2024). Why do we get that “butterflies in the stomach” feeling? Verywell Mind. Diakses pada 30 November 2024, dari https://www.verywellmind.com/the-butterflies-in-stomach-feeling-737142