Konten dari Pengguna

Benarkah Nasi Dingin Lebih Baik untuk Penderita Diabetes?

Kezia Joselyn
Dokter umum yang berpraktek di Bekasi, dengan minat pada Ilmu Gizi Klinik.
8 Oktober 2024 15:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kezia Joselyn tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit di mana kadar gula darah melonjak tidak teratur akibat kegagalan tubuh untuk menghasilkan hormon insulin atau menggunakannya secara maksimal. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti stroke, penyakit jantung iskemik, kanker, dan mungkin dapat menyebabkan kegagalan organ sampai kematian. Berbagai penelitian menunjukkan peningkatan kejadian diabetes di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Organisasi World Health Organization (WHO) memprediksi peningkatan jumlah pasien DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030.
Kadar Gula Darah. Sumber: Pexels.com
Diabetes berkaitan dengan tingginya konsumsi karbohidrat dan rendahnya konsumsi serat. Oleh sebab itu, mengelola diabetes melibatkan perhatian terhadap pola makan, khususnya jenis dan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Contoh sumber karbohidrat yang paling sering kita temui adalah nasi. Tentu saja banyak orang merasa kesulitan untuk membatasi konsumsi nasi, mengingat budaya masyarakat Indonesia yang sangat erat dengan nasi sebagai makanan pokok.
ADVERTISEMENT
Namun, cara nasi disiapkan dan disajikan ternyata dapat memengaruhi kadar gula darah secara signifikan. Salah satu pilihan menarik bagi penderita diabetes adalah dengan memakan nasi dingin, karena terbukti memiliki kandungan pati resisten yang lebih tinggi.
Nasi Putih. Sumber: Pexels.com
Apa yang dimaksud dengan pati resisten? Pati resisten adalah bentuk karbohidrat kompleks yang tidak dapat dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga tidak dapat dicerna oleh usus. Umumnya, setelah makan karbohidrat, tubuh kita akan memecah karbohidrat menjadi glukosa sehingga kadar gula darah meningkat. Namun, karena tubuh tidak dapat mencerna pati resisten, kadar gula darah akan menjadi lebih stabil.
Bagaimana pati resisten terbentuk? Ada empat jenis pati resisten. Tipe 3 terbentuk ketika makanan dimasak dan kemudian didinginkan, mengalami proses yang disebut retrogradasi. Saat nasi putih dimasak, suhu panas akan memecah karbohidrat menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna. Namun, jika nasi didinginkan setelah dimasak, sebagian pati akan berubah menjadi bentuk kristal, membentuk pati resisten sehingga lebih sulit dipecah oleh enzim pencernaan.
ADVERTISEMENT
Sehingga nasi yang sudah didinginkan akan memiliki kandungan karbohidrat yang lebih sulit dicerna, sementara kandungan seratnya justru meningkat. Menariknya, bahkan setelah nasi dipanaskan kembali, kandungan pati resisten tetap sama.
Pada suatu penelitian, tim peneliti mendinginkan 2 porsi nasi pada suhu 4ËšC selama 24 jam. Kemudian 1 porsi nasi didiamkan pada suhu ruangan selama 10 jam, sementara nasi kedua dipanaskan kembali. Hasilnya, kedua nasi tersebut menghasilkan lonjakan gula darah setelah makan yang lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi nasi panas yang baru dimasak.
Penelitian lain juga menemukan bahwa nasi dingin yang tinggi serat akan dicerna lebih lambat, menyebabkan rasa kenyang yang lebih tahan lama sehingga dapat membantu kontrol nafsu makan berlebih dan regulasi berat badan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pati resisten tidak dicerna dalam usus halus, melainkan langsung bergerak ke usus besar. Beberapa penelitian menunjukkan pati resisten berperan sebagai makanan bagi bakteri baik di dalam usus besar sehingga membantu menjaga kesehatan pencernaan dan sistem imun.
Melihat berbagai efek menguntungkan dari pati resisten, mengganti nasi putih yang baru dimasak dengan nasi putih yang sudah didinginkan dapat menjadi pilihan dalam pola makan sehari-hari pasien diabetes.
Namun, tetap perlu diperhatikan bahwa meskipun nasi dingin lebih baik, tetap saja tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Pasien diabetes tetap harus menjaga asupan makan gizi seimbang, memadukan asupan karbohidrat bersama dengan sayuran, protein, dan lemak sehat.