Konten dari Pengguna

Kebiasaan Belanja Online Berdampak Buruk Terhadap lingkungan? Mengapa?

Kezia Agustien
Pelajar SMA Citra Berkat, Tangerang
18 Desember 2024 18:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kezia Agustien tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Kindel Media from Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Kindel Media from Pexels
ADVERTISEMENT
Belanja online semakin marak di era digital ini terutama saat pandemi covid melandai di Indonesia dan juga berbagai negara lainnya. Pandemi tersebut memicu perubahan perilaku belanja masyarakat yang sebelumnya masih menggunakan sistem tunai, sekarang sudah mulai beralih ke sistem daring. Menurut We Are Social dan Meltwater (Januari 2024) sebanyak 56,2 persen pengguna internet di Indonesia berbelanja online lewat telepon seluler (ponsel). Kementerian Perdagangan atau Kemendag mencatat jumlah pengguna platform belanja online diperkirakan naik 11,9% dari 58,63 juta tahun lalu menjadi 65,65 juta pada 2024.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini orang-orang lebih memilih untuk berbelanja secara online dibandingkan langsung datang ke toko fisik seperti di mall, kios, warung dan sebagainya. Beberapa faktor yang mempengaruhi seperti; efisiensi waktu dan tenaga, pilihan yang beragam, harga yang cenderung lebih murah, banyaknya diskon dan promo. Belanja online dapat mengurangi kebutuhan untuk bepergian ke toko-toko, sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun dari kemudahan berbelanja online, terdapat dampak yang signifikan terhadap lingkungan berkaitan dengan sampah.
Belanja online dapat menyebabkan peningkatan limbah kemasan juga emisi karbon, karena:
Produk yang dijual secara online biasanya dikemas dengan berbagai lapis agar aman sampai ke tangan pembeli. Lapisan terdalam dari kemasan produk itu sendiri lalu ditambah kardus dan terakhir bubble wrap. Masih sangat banyak produk yang menggunakan kemasan yang sulit terurai atau sekali pakai sehingga limbah sampah hasil belanja online menumpuk.
ADVERTISEMENT
Berbagai macam transportasi yang digunakan untuk mengirim paket seperti pesawat, mobil, dan motor dapat menghasilkan jejak karbon. Jejak karbon adalah jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia atau entitas lain dalam kurun waktu tertentu. Selain itu dapat menyebabkan kemacetan, banyaknya truk yang masuk kedalam kota-kota membuat jalan semakin penuh dan ramai.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari belanja online terhadap lingkungan seperti memilih produk yang dibuat untuk bertahan lama, memilih alternatif ramah lingkungan untuk produk sekali pakai, terapkan pola zero waste yaitu menggunakan sumber daya yang tersedia dengan cara yang paling efisien, memperpanjang masa pakai produk, dan mengintegrasikannya kembali ke dalam sistem untuk digunakan kembali dan hentikan penggunaan plastik sekali pakai.
ADVERTISEMENT