Konten dari Pengguna

Pengalaman Pertama Pergi ke Monas

Kezia Netania
Seorang mantan reporter TV berita. Saat ini menikmati peran menjadi ibu rumah tangga.
30 Juni 2022 21:25 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kezia Netania tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Kamu sudah ke Monas?" barangkali itu pertanyaan hampir semua teman atau rekan kerja saya di ibu kota. Lebih dari setahun sejak pindah ke Jakarta, jawaban saya selalu sama, “Belum. Memang ada apa di sana?” Tentu saja saya mencari tahu seperti apa Monas, ada apa di sana, bagaimana sejarahnya. Tetapi, tetap ada keengganan untuk pergi, mungkin karena tidak ada teman yang juga ingin ke sana. Sampai suatu hari, saya mengobrol dengan seorang kawan. Singkat cerita, kawan saya juga penasaran dengan Monas. Akhirnya, kami merencanakan pergi ke sana.
ADVERTISEMENT
Hari itu, selepas kerja kami naik bus Transjakarta ke arah Monas. Mungkin sekitar pukul enam sore kami tiba di sana. Meskipun sudah di depan Monas, kami sempat kebingungan harus masuk lewat gerbang yang mana. Maklum, perdana. Tetapi saya ingat, kami masuk lewat gerbang kecil dan berjalan di jalan setapak dengan pemandangan Monas malam hari. Saya agak bergidik. Bukan karena ngeri, tetapi kagum, “Jadi, inilah Monas!” Monas tidak terlalu penuh, mungkin karena itu adalah hari kerja. Tetapi kami bisa mendengar banyak turis dari luar Jakarta, kentara dari logat mereka. Bahkan saya sempat mengobrol dengan rombongan dari Madura. Malam itu, kami hanya berjalan-jalan di taman dan berfoto di depan tugu. Tetapi saya ingat merasakan aura kemegahan, berdiri menghadap tugu yang puncaknya bertahtahkan 50 kilogram emas. Berikutnya saya tahu, total emas di sana ada 72 kilogram. Bukan karena jumlah emas, tetapi karena ada kebanggaan saat memandangnya.
ADVERTISEMENT
Malam Tahun Baru 2018 di Monas Foto: dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Malam Tahun Baru 2018 di Monas Foto: dok. pribadi
Setelah pecah telur, entah mengapa, saya jadi sering ke sana. Suatu hari seorang teman lain datang ke Jakarta. Saya mengajaknya ke Monas. Kali itu, kami masuk museum di dalam tugu. Di sana, kami bisa melihat gambaran sejarah bangsa Indonesia. Kami pun menyempatkan naik ke area paling atas, di sana kami bisa melihat pemandangan kota Jakarta. Saat itu saya kembali terkagum. Saya juga sempat beberapa kali ke sana, untuk keperluan pekerjaan, olahraga santai atau menghadiri event tertentu. Selalu, saya menyempatkan untuk memandang monumen nasional itu.
Beberapa hari yang lalu, sebagai kado #HUTDKI495 , Monas kembali dibuka. Sebelumnya, kompleks Monas direvitalisasi selama dua tahun lebih, tepatnya sejak November 2019. Dengan banyak area yang lebih terbuka, memang berbeda. Tetapi, masih ada perasaan yang sama. Perasaan kagum dan bangga.
ADVERTISEMENT
#HUTDKI495