Idul Fitri, COVID-19, dan Budaya Bersalaman

KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI, Ketua PP Muhammadiyah
Konten dari Pengguna
15 Mei 2020 9:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
ADVERTISEMENT
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
Bila ada dua orang muslim yang bertemu lalu mereka berjabat tangan maka dosa keduanya sudah diampuni sebelum mereka berpisah .
Jadi bersalam-salaman itu dalam islam merupakan sebuah perbuatan baik dan terpuji. Tapi syariat itu tentu saja tidak bisa kita lakukan kepada semua orang kecuali hanya kepada orang-orang yang memang kita diperbolehkan oleh agama untuk bersentuhan dengannya. Oleh karena itu kalau dia bukan muhrim tentu kita tidak akan bersalaman dengannya tapi dengan menggerakkan kedua tangan misalnya ke dada kita masing-masing sambil mengangguk dan lain-lain.
Bersalam-salaman versi Islam ini kita lihat di negeri ini benar-benar sudah sangat mentradisi . Apalagi ketika Idul Fitri. Ketika presiden open house misalnya kita lihat rakyat mengular antre di Istana dan atau di tempat kediaman beliau karena ingin berjabat tangan dengan presidennya. Ini jelas merupakan sebuah budaya dan tradisi yang baik yang harus kita pertahankan karena dengan adanya sentuhan tangan itu rasa akrab dan persaudaraan antara kita benar-benar terasa hidup dan tumbuh dalam diri kita masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tetapi dalam masa COVID-19 ini kita tentu dianjurkan untuk tidak melakukannya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan berupa penyebaran dan penularan dari virus corona tersebut karena salah satu cara penyebaran virus ini yang paling efektif adalah melalui salaman. Bahkan di samping itu kita juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan acara saling kunjung mengunjungi seusai salat idul fitri seperti yang biasa kita lakukan karena melakukan hal itu dalam masa COVID-19 ini jelas sangat berisiko tinggi.
Untuk itu kita mengimbau umat dan masyarakat untuk lebih mengedepankan usaha menjaga dan melindungi diri kita masing-masing supaya tidak jatuh ke dalam hal-hal yang akan membahayakan kepada kesehatan dan jiwa kita apalagi dalam agama menjaga diri untuk tidak terjatuh ke dalam bencana dan malapetaka itu hukumnya adalah wajib sementara bersalam-salaman itu hukumnya hanya sunat. Untuk itu sebagai alternatifnya agar kita tetap dapat bisa menyambung tali silaturahim dan untuk bisa saling menyampaikan maaf maka sebagai gantinya kita dapat melakukannya melalui telepon, sms, WhatsApp, video call, dan lain-lan.
ADVERTISEMENT