Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Menangkap Maksud dari Sambutan KH Anwar Iskandar sebagai Ketua MUI yang Baru
19 November 2023 14:28 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Secara resmi KH Anwar iskandar sudah dikukuhkan menjadi ketua umum MUI yang baru menggantikan KH Miftachul Akhyar yang mengundurkan diri karena kesibukannya sebagai Rais Syuriah PBNU.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutan singkat yang disampaikannya, KH Anwar iskandar tampak sangat mengharapkan agar kerja sama yang baik antara MUI dengan ormas-ormas Islam yang ada, agar benar-benar bisa dibangun dan terbangun dengan baik.
Sebab, dengan itulah menurutnya umat Islam akan bisa menjadi kuat sehingga bisa menjaga dan memelihara agama, negara, umat, serta seluruh rakyat yang ada di negeri ini dengan baik. Sehingga diharapkan, kita akan bisa menciptakan masyarakat dan rakyat menjadi sejahtera.
Tidak hanya dari segi ekonomi dan kesehatan, tapi juga dari segi-segi kehidupan lainnya. Untuk itu, kata KH Anwar iskandar--kita harus bisa menjadikan umat ini seperti sebuah tubuh yang satu dan atau sebagai sebuah bangunan, di mana antara satu dengan lainnya saling terkait, saling dukung mendukung, serta kuat menguatkan.
ADVERTISEMENT
Itu semua kita lakukan adalah karena didorong oleh keinginan kita untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai konsekuensi logis dari sikap dan pandangan tersebut--segala sesuatu yang dilakukan harus dikerjakan dengan cara yang benar dalam bingkai persatuan dan kesatuan serta ukhuwah islamiyah yang kuat.
Untuk itu, di antara kita harus tumbuh dengan subur sikap dan keinginan yang kuat untuk saling dukung dan bantu membantu atau taawun. Ini artinya, setiap orang harus siap untuk menjadi komponen bagi tercapainya maksud dan tujuan tersebut--karena tanpa itu, umat Islam tentu tidak akan bisa menjadi satu kekuatan.
Padahal, kekuatan itu sangat diperlukan. Tidak hanya untuk kepentingan umat Islam saja, tapi juga untuk kepentingan bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai.
ADVERTISEMENT
Namun, kalau sikap taawun itu tidak bisa dibangun dan dikembangkan--tentu masalah-masalah yang kita hadapi di negeri tidak akan bisa diatasi dengan baik. Padahal, kita ingin menjadikan negeri ini menjadi negeri yang tidak hanya sekadar maju, tapi juga berakhlak dan berkeadilan di mana rakyatnya hidup dengan aman, tentram , damai, sejahtera, dan bahagia.