Serangan ke Yaman: Bukti Amerika Serikat dan Barat Tak Punya Hati Nurani

KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI, Ketua PP Muhammadiyah
Konten dari Pengguna
13 Januari 2024 10:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pesawat Typhoon RAF lepas landas untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS dari RAF Akrotiri untuk melakukan serangan udara terhadap sasaran militer di Yaman. Foto: US Central Command via X/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Typhoon RAF lepas landas untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS dari RAF Akrotiri untuk melakukan serangan udara terhadap sasaran militer di Yaman. Foto: US Central Command via X/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kita sepakat untuk anti terhadap segala bentuk kekerasan apalagi sampai kepada melakukan tindak penjajahan dan pembunuhan secara massal (genosida) seperti yang dilakukan oleh Israel dalam beberapa bulan terakhir terhadap rakyat Gaza, Palestina yang telah mengakibatkan lebih dari 23.000 orang mati dan lebih 70% darinya adalah perempuan dan anak-anak serta puluhan ribu orang lainnya luka-luka dan mengungsi serta hidup dalam serba kesusahan dan berkekurangan.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya apakah Amerika Serikat dan Barat mau bersimpati serta berempati kepada nasib rakyat Palestina yang mengenaskan tersebut? Ternyata tidak. Sebab mereka memang sudah seperti tidak punya hati nurani dan yang mengemuka hanya kepentingan politik dan ekonomi mereka saja.
Sehingga begitu keselamatan barang-barang mereka yang diangkut dengan kapal terancam oleh tindakan milisi houthi di Laut Merah maka mereka pada Kamis tengah malam hingga Jumat dini hari tanggal 12 Januari 2024 telah melakukan serangan ke beberapa kota di Yaman seperti ke kota Sana'a, Hudaydah, Sa'ada dan Dhamar.
Tetapi anehnya begitu puluhan ribu jiwa dan nyawa rakyat Palestina hilang serta terancam oleh tentara Israel, jangankan mereka berusaha untuk mencegahnya, mereka malah juga ikut mendukung dan membantu Israel menggebuk rakyat Gaza karena yang ada dalam benak mereka hanya satu yaitu kepentingan mereka saja.
ADVERTISEMENT
Jadi Amerika dan Barat sudah merupakan kumpulan negara yang tidak lagi bisa dipercaya bila diajak bicara tentang manusia dan kemanusiaan. Sebab dalam hal ini mereka menerapkan sikap ganda di mana mereka baru mau mendukung kalau itu sesuai dengan kepentingan mereka dan apabila kepentingan mereka terusik maka mereka pasti akan menolaknya.
Hal itu terlihat dengan jelas dalam rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang berlangsung menjelang pertengahan desember 2023 di mana Amerika memveto usulan resolusi tentang gencatan senjata segera antara pasukan Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza. Dalam sidang DK PBB yang berlangsung beberapa hari yang lalu Amerika Serikat malah berhasil meloloskan resolusi menyangkut soal serangan milisi Houthi dari Yaman di Laut Merah. Resolusi itu berisi desakan agar Houthi segera menghentikan semua serangan di Laut Merah yang menargetkan kapal komersial terutama yang terkait dengan Israel.
ADVERTISEMENT
Padahal serangan yang dilakukan Houthi tersebut adalah dalam konteks membela hak-hak rakyat Palestina yang telah ditindas oleh Israel melalui agresi yang terkenal brutal dan biadab. Jadi bagi Amerika dan barat melindungi keselamatan barang-barang perdagangannya jauh lebih penting dari pada melindungi hak-hak asasi dan keselamatan jiwa ribuan manusia. Hal ini tentu jelas-jelas tidak bisa kita terima karena sangat bertentangan dengan akal sehat dan hati nurani serta rasa perikemanusiaan dan perikeadilan.