Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Tanwir Muhammadiyah: Koperasi dan Kemakmuran untuk Semua
7 Desember 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanwir Muhammadiyah yang digelar di Kupang tanggal 4-6 Desember lalu mengambil tema tentang kemakmuran untuk semua. Salah satu lembaga ekonomi yang dianggap paling tepat untuk mengimplementasikan ide dan gagasan dari tema tersebut adalah koperasi.
ADVERTISEMENT
Kegiatan produksi, distribusi, hingga konsumsi bisa dilakukan melalui bantuan koperasi yang memang diorientasikan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Mungkin karena perkembangan koperasi di Indonesia belum begitu baik dan bagus seperti di negara-negara maju, maka banyak orang yang pesimistis koperasi bisa mengemban tugas tersebut.
Padahal di Prancis, misalnya, ada sebuah koperasi bernama Crédit Agricole, grup perbankan internasional yang menjadi lembaga keuangan koperasi terbesar di dunia dengan omzet sekitar 117,01 miliar USD itu. Di Jerman juga ada REWE Group, grup koperasi ritel dan pariwisata terdiversifikasi. Di Jepang ada Zenkyoren, koperasi berbasis agrikultur yang punya lebih dari 10 juta anggota.
Sebenarnya di Indonesia juga ada beberapa koperasi yang cukup bagus. Misalnya saja Kospin Jasa Pekalongan, Jawa Tengah, yang merupakan koperasi simpan pinjam. Ada pula koperasi syariah KSPPS UGT Sidogiri; Koperasi Pusat Susu Bandung Utara Lembang yang merupakan koperasi produsen; ada Koppas Srinadi, koperasi konsumen; dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Untuk itu kita harus berharap ke depannya peran koperasi di negeri ini bisa jauh lebih besar lagi. Apalagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah menjadikan koperasi sebagai Kementerian tersendiri. Sehingga diharapkan akselerasi kemakmuran bagi semua kalangan bisa segera terwujud lebih cepat lagi.
Untuk mencapai tujuan tersebut tentu tidak mudah karena dunia koperasi kita masih banyak menghadapi masalah. Misalnya saja SDM yang kurang profesional dan kompeten, lemahnya permodalan, manajemen organisasi yang kurang baik, partisipasi anggota yang masih rendah, lemahnya koordinasi dan komunikasi di antara para anggota, inovasi dan adaptasi teknologi yang masih rendah, regulasi dan kebijakan yang kurang mendukung, persaingan dengan entitas bisnis lain yang cukup tajam, pembebanan pajak yang kurang memenuhi rasa keadilan, belum adanya sistem penjamin terhadap simpanan di koperasi, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Mudah-mudahan pemerintahan Prabowo akan bisa mengatasi semua hal tersebut sehingga diharapkan koperasi ke depan tidak lagi hanya mengurusi UMKM saja. Koperasi diharapkan juga bisa membentuk dan mengurusi usaha-usaha besar sehingga kemakmuran bagi semua tidak hanya merupakan cita-cita tapi akan bisa menjadi fakta. Semoga.