Konten dari Pengguna

Kapan Perempuan di Afghanistan Merdeka?

Khairan Rei
Saya Khairan Rei! Hobi saya menulis puisi, cerpen, dan juga artikel tentang opini saya sendiri! Saya masih pelajar di Sekolah Cikal Amri Setu.
18 September 2024 19:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khairan Rei tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa benar hukum Taliban itu hukum berdasarkan Islam?
Sudah hampir 3 tahun hukum Taliban ini diterapkan di negara Afghanistan. Beberapa peraturan berdampak sangat signifikan kepada rakyat-rakyat. Ada beberapa yang setuju dengan keputusan Taliban karena seluruh hal yang mereka tekunkan sangatlah terhubung dengan islam. Namun, ada banyak sekali yang tidak setuju dengan seluruh hal yang dilakukan oleh mereka. Kebanyakan hukum yang mereka dirikan sangatlah opresif, karena yang mereka lakukan bukan mensejahterakan dan menerapkan ilmu islam kepada kehidupan perempuan namun justru membatasi kemajuan perempuan dalam mendapatkan hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Apa benar hukum Taliban itu dibuat oleh sekumpulan misoginis?
Mengapa beberapa hukum yang Taliban berikan seringkali merujuk kepada perempuan? Mengapa hukum yang Taliban berikan rasanya seperti membatasi kemajuan perempuan?
photo from pexels - https://www.pexels.com/photo/close-up-photo-of-a-wooden-gavel-5668481/
Ada banyak sekali hak perempuan yang telah Taliban batasi. Mereka selalu berlindung dalam kata "Inilah yang islam katakan." Padahal tidak! Beberapa hukum mereka tidak pernah mengrefleksi terhadap aturan dan ilmu islam! Berikut beberapa hukum yang Taliban buat mengakibatkan kejatuhan kemajuan perempuan dalam memiliki haknya.
photo source from pexels - https://www.pexels.com/photo/two-women-in-burqa-walking-past-hazrat-ali-mazar-mosque-in-mazar-i-sharif-afghanistan-18258199/
Pertama, Taliban baru saja memberitahu serangkaian undang-undang baru yaitu melarang perempuan untuk berbicara di depan umum mau didalam ataupun diluar rumah. Dan bukan itu saja, mereka juga memberitahu perempuan untuk tidak menunjukan wajahnya diluar rumah. Ini berarti perempuan di Afghanistan tidak bisa bernyanyi secara kencang-kencang, membaca secara keras-keras, mendengar musik dengan lantang, dan masih banyaknya.
ADVERTISEMENT
Kedua, perempuan di Afghanistan harus memiliki pendamping pria kemanapun mereka pergi. Entah mereka ingin pergi ke luar negeri, ke gym, ke taman, ke tempat manapun yang publik. Dimana letak kebebasan untuk perempuan menjelajah ke tempat-tempat yang adalah hak mereka sendiri juga.
Ketiga, kekerasan seksual terhadap perempuan masih sangat tabu. Mereka berkata bahwa hal ini salah satu dalam kejahatan kriminal yang sangat serius. Namun, mereka sendiri tidak memiliki undang-undang dan juga peraturan yang kuat terkait kasus-kasus pelecehan seksual. Masih banyak sekali perempuan yang tidak memiliki bantuan untuk menuntut pelaku pelecehan seksual.
Keempat, Taliban tidak memperbolehkan perempuan untuk menempuh SMA. Ini juga berlaku untuk universitas sendiri. Tentu saja amarah rakyat Afghanistan membeludak terhadap peraturan yang baru saja diterapkan saat itu. Banyak sekali dari mereka yang menentang dengan pernyataan Taliban terhadap keputusan mereka. Sehingga, mereka selalu berjanji kepada mereka bahwa larangan SMA kepada perempuan akan dibuka kembali. Mereka berkata bahwa perempuan bisa menempuh SMA kembali dengan kurikulum islam yang lebih kuat. Namun apa? Bahkan sampai sekarang mereka belum menepatkan janjinya.
ADVERTISEMENT
Terkait isu itu saya suka sekali dengan pertanyaan yang saya temui ketika saya riset tentang undang-undang tersebut.
"Islam Tidak Melarang Pendidikan Untuk Perempuan. Jadi Mengapa Taliban?"
Bukankah Taliban berkata bahwa seluruh undang-undang yang mereka berikan sesuai islam?
Masih ada banyak lagi peraturan dan undang-undang yang diberi oleh Taliban yang hanya ditujukan kepada perempuan. Seperti, pernikahan anak, peluang kerja yang lebih sedikit, tidak diperbolehkan berolahraga, bekerja di area politik.
Seluruhnya telah membuktikan bahwa orang-orang didalam Taliban adalah misoginis yang tidak ingin melihat perempuan berkembang. Mereka tak ingin melihat perempuan lebih unggul dibandingkan mereka. Lantas mengapa mereka selalu berkata bahwa undang-undang yang diberikan selalu berhubungan dengan ilmu islam? Mereka tidak ingin diberitahu bahwa aksi mereka termasuk aksi yang akan dilakukan oleh para misoginis.
ADVERTISEMENT
Lalu, kapan perempuan di Afghanistan merdeka dari Taliban? Kapan perempuan di Afghanistan akan bebas dari ikatan misoginis?