Konten dari Pengguna

Pemikiran Ibnu Khaldun tentang Pertanian

Khairul anwar
Penikmat Teh Hangat di Pagi Hari. Pernah Belajar di UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan
15 Januari 2022 13:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khairul anwar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/photos/water-buffalo-riding-farm-farmer-1807517/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/photos/water-buffalo-riding-farm-farmer-1807517/
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya berupa tanah. Tanah yang sangat subur, sehingga negara ini punya keuntungan di bidang pertanian. Jangan heran ketika Indonesia disebut sebagai negara agraris. Sebab di Indonesia, sektor pertanian menjadi salah satu penopang perekonomian suatu negara.
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas lebih jauh tulisan ini. Kita perlu mengetahui dulu apa itu pertanian. Mengutip dari wikipedia, pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Konsep ekonomi pertanian telah dijelaskan oleh bapak ekonomi Islam pada masa lalu, yaitu Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun sendiri merupakan seorang historiografi dan sejarawan Muslim Arab abad ke-14. Selain dikenal sebagai bapak ekonomi Islam, Ibnu Khaldun juga dianggap sebagai salah satu bapak ilmu sosiologi dan historiografi.
Ibnu Khaldun dianggap sebagai bapak ilmu ekonomi yang sesungguhnya, karena jauh sebelum Adam Smith lahir, ia sudah mengeluarkan sebuah teori, yang berisi berbagai gagasan tentang ekonomi. Pada bidang ekonomi, Ibnu Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk ajaran tentang tata nilai, sistem harga, konsumsi dan produksi, perdagangan, uang, hingga pertanian.
ADVERTISEMENT
Menurut Ibnu Khaldun, sektor pertanian merupakan sumber kehidupan yang sangat vital. Sangat penting, karena sektor pertanian punya peran besar menghidupi manusia. Dengan adanya petani, maka sumber pangan kita bisa tercukupi.
Bisa dibayangkan kalau di dunia ini tak ada petani yang menghasilkan bahan pangan, maka sudah barang tentu ketersediaan bahan pangan sebagai kebutuhan primer kita tidak akan terpenuhi.
Bila bicara pertanian, jangan membayangkan bila pertanian itu cuma di area persawahan saja. Namun konsep pertanian yang dimaksud Ibnu Khaldun adalah pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah semua yang mencakup kegiatan pertanian (tanaman pangan dan hortikultura), perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Segala sumber kehidupan manusia tak bisa kita lepaskan dari sektor pertanian. Segala sesuatu yang masuk ke perut kita adalah produk hasil kerja orang-orang yang bergerak di pertanian. Kita bisa makan nasi, buah-buahan, biji-bijian dan lain-lain, itu karena ada peran petani. Mereka yang bekerja, kita yang menikmati hasilnya.
ADVERTISEMENT
Pertanian bisa dikatakan sebagai proses memperoleh kehidupan, seperti susu dari hewan ternak (sapi, kambing), sutera dari ulat sutera, dan madu dari lebah, atau tumbuhan yang menghasilkan buah. Itu semua bisa kita konsumsi karena ada petani yang bekerja, memproduksi hingga menjaga kelestarian sumber alam kita.
Ibnu Khaldun juga menyoroti berbagai kerajinan dan perdagangan sebagai cara alami untuk mencari nafkah. Dengan kata lain, pertanian, industri, dan perdagangan merupakan sumber daya ekonomi yang berdampak pada kualitas hidup suatu masyarakat dan bangsa.
Menurut Ibnu Khaldun, pada mulanya pertanian merupakan sesuatu yang sederhana dan sangat alami pembawaannya. Pertanian tidak membutuhkan dasar pengetahuan yang kompleks. Sehingga, pertanian dianalogikan sebagai sumber penghidupan bagi kaum yang lemah.
Konsep pertanian tersebut tentu saja berbeda dengan konsep kerajinan yang muncul setelah ada pertanian. Kerajinan (manufaktur) membutuhkan dasar pengetahuan dan proses yang lebih kompleks, lebih dalam dan luas. Sehingga, ia diidentikkan sebagai sumber penghidupan bagi golongan penduduk yang lebih mapan, lebih kaya, baik secara intelektual maupun secara ekonomi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ibnu Khaldun menyampaikan perlunya diversifikasi pada produk pertanian. Dengan kata lain, penambahan value added (nilai tambah) produk pertanian melalui proses diversifikasi produk, akan meningkatkan kesejahteraan para petani itu sendiri. Diversifikasi pertanian sendiri merupakan penggunaan sumber daya pertanian untuk mendukung berbagai kegiatan lain yang bermanfaat secara ekonomi dan lingkungan.
Ibn Khaldun juga berusaha mengaitkan antara harga di sektor pertanian dengan sektor-sektor lainnya. Harga pada sektor pertanian dapat berpengaruh terhadap harga pada sektor lain, misal industri. Ibnu Khaldun mengklaim jika harga produk pertanian tetap rendah akan berdampak pada semua kegiatan produksi pertanian. Margin keuntungan petani akan berkurang, atau mungkin tidak untung sama sekali, sehingga menyebabkan modal mereka mandek atau tumbuh pada level yang sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Meskipun sektor pertanian seringkali mengalami proses kedinamisasian, baik dari segi produksi, harga, hingga distribusi, tetapi sektor pertanian tetap mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pembangunan ekonomi. Sektor pertanian di Indonesia saat ini masih menjadi ruang untuk rakyat kecil.
Pada negara berkembang seperti Indonesia, pertanian masih merupakan tulang punggung bagi berjuta-juta penduduk yang tersebar di berbagai provinsi. Melansir dari situs pertanian.go.id, kurang lebih 100 juta jiwa atau hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian.
Kita sendiri tak banyak tahu bagaimana penderitaan petani yang telah bekerja keras, rela banting tulang siang dan malam, demi apa? Demi mencukupi kebutuhan pangan 200 juta lebih warga Indonesia. Yang kita tahu selama ini adalah bahwa padi sudah berubah menjadi beras kemudian kita konsumsi tanpa kita mau peduli bagaimana jerih payah para petani berjuang untuk kita.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, kita sebagai rakyat biasa, rakyat yang kesehariannya menggantungkan hidupnya dengan orang lain, yang sehari-harinya makan nasi, harus berterimakasih kepada para petani. Tanpa mereka, kebutuhan pangan kita tidak akan tercukupi. Melalui kerja keras tangan petani lah kita dapat menikmati seluruh asupan bergizi yang kita konsumsi sehari-hari.