Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Historiografi Masa Renaissence
29 November 2024 13:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Misbahul Khairul Ikhwan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut Gottschalk, pakar sejarah asal Amerika. Apa yang dimaksud sebagai historiografi adalah suatu bentuk karya yang dipublikasikan dalam wujud lisan ataupun tulisan mengenai suatu peristiwa sejarah di masa lalu. Salah satu era dimana perkembangan historiografi berkembang sangat pesat adalah di abad penerangan di eropa (14-17 M).
ADVERTISEMENT
Renaissence (abad 14-17 M) merupakan abad penerangan di Eropa paca sebelumnya benua ini dilanda masa kegelapan. Asal katanya berasal dari bahasa Prancis “Renaissence” yang berarti lahir kembali merupakan representasi dari kehidupan masyarakat eropa yang sebelumnya sempat menjadi korban dari kesewang-wenangan gereja yang sarat akan takhayul menjadi lebih rasionalis dan tidak lagi terpaku dan patuh terhadap gereja sebagai lembaga tertinggi di masyarakat.
Lepasnya pengaruh gereja dari kehidupan masyarakat membuat orang-orang Barat hidup lebih humanis, memperlakukan manusia sebagai manusia yang memiliki nafsu dan batasan dalam kesabaran. Selain itu, penemuan kembali teks-teks pengetahuan kuno dari kebudayaan Yunani dan Roma membuat masa penerangan ini semakin sempurna. Wilayah eropa yang sebelumnya tertinggal dari segi pengetahuan dari wailayah Timur Tengah era Abbasiyah kemudian mampu mengejar ketertinggalan itu. Perlu diketahui bahwa masa penerangan di Eropa dibarengi dengan masa-masa kemunduran Islam dari penguasaan terhadap kemajuan teknologi dunia.
ADVERTISEMENT
Historografi era Renaissence berfokus pada penulisan sejarah kebangkitan dari kebudayaan Yunani dan Roma. Penemuan teks-teks pengetahuan kuno dari dua kebudayaan ini merupakan ilham yang membuat masyarakat Eropa menjadi lebih manju dalam bidang pengetahuan. Menjadikan paham teologi atau ketuhanan (di masa itu berkaitan erat dengan gereja) yang sebelumnya memegang peranan yang sangat fital dalam masa-masa kegelapan Eropa menjadi lebih minimum dan tidak lagi menjadi "tuan" bagi masyarakat.
Historiografi masa Renaissence menggambarkan sejarah kebangkitan Yunani dan Roma secara masuk akal dan mengesampingkan kekuatan dari luar yang sulit dijelaskan secara nalar. Selain tulisan-tulisan tentang kebangkitan Yunani dan Roma, Historiografi masa ini biasanya berisi keritik terhadap gereja (sebagai lembaga agama yang paling popular di masa itu) dan juga pemuka agama seperti Paus yang dinilai bertindak sewenang-wenang.
ADVERTISEMENT
Salah seorang tokoh dalam kepenulisan Historiografi Renaissence adalah Macchiavelli (1469-1527), yang dalam kepenulisannya mengesampingkan peran dari ‘takhayul’ dan menjadikan sejarah kontenporer sebagai landasan kepenulisannya. Bukunya "The Prince" (1513) merupakan kritik terhadap pemerintahan kerajaan Italia yang dipandangnya kurang berhasil dalam mengelola negara. The Prince atau sang pangeran dianggap tidak kompeten dalam mengurusi kerajaannya sehingga Macchiavelli mengusung konsep negara republik kerakyatan untuk menyelamatkan negara yang diambang kehancuran.