Konten dari Pengguna

Krisis Ekonomi Amerika Serikat yang Mempengaruhi Finansial Global

Khairun Nisa Restuningtyas
Pelajar/ Mahasiswa
18 Januari 2021 18:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khairun Nisa Restuningtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dapat diketahui bahwa saat ini sistem finansial global sedang mencoba untuk lebih beradaptasi dengan keadaan perekonomian AS yang dinyatakan sedang mengalami keterpurukan. Kondisi pergerakan sistem perekonomian AS ini lebih tepatnya sedang mengalami masa guncangan ekonomi global, hambatan perdagangan, dan negosiasi anggaran pemerintah yang mengakibatkan keterlambatan dalam pergerakan lingkup perekonomian. Hal ini lah yang menyebabkan tiga tahun peraturan pengetatan kebijakan moneter dapat berakhir sesuai dengan yang telah disampaikan oleh The Fed. Selain itu, pada waktu yang bersamaan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve tengah berusaha mempertahankan besarnya nilai suku bunga acuan yang berada pada rentang 2,25% hingga 2,5%. Hal tersebut diketahui karena pada saat itu Bank Sentral AS enggan untuk menaikkan suku bunga acuannya tersebut, bahkan lebih memilih mengambil tindakan lain dalam proses pemecahan masalah yang sedang dihadapinya. Tidak hanya itu, pada tahun 2014 juga terjadi peningkatan rencana penarikan obligasi negara dan sekuritas berbasis mortgage di neracanya sekitar US $ 0,5 triliun yang lebih tepatnya berada dikisaran angka US $ 4,5 triliun berubah menjadi US $ 4 triliun. Berdasarkan beberapa hal tersebut dapat diketahui bahwa keadaan sistem finansial global terutama pada sistem perekonomian AS sedang mengalami permasalahan yang terjadi secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan suku bunga acuan yang secara realitanya malah mengalami penurunan secara bertahap. Faktor-faktor tersebut selaras dengan yang telah disampaikan oleh Gubernur Powell. Faktor internal yang menyebabkan perekonomian AS mengalami penurunan adalah disebabkan adanya penghentian pekerjaan dengan diikuti pertumbuhan inflasi dan stabilitas keuangan yang dinilai memiliki risiko yang cukup berpengaruh masih terkendali. Kemudian keadaan ini juga yang menyebabkan keyakinan The Fed mengalami penurunan saat mengetahui perekonomian AS yang menagalami penurunan yang sangat tajam dan tak terkendali, sehingga The Fed pun tidak bisa memberikan harapan untuk perekonomian AS dapat mengalami pertumbuhan lebih cepat, bahkan meskipun hanya sekadar balik seperti semula pun tidak ada.
The Fed yang dinilai melakukan perubahan yang jauh lebih dovish terhadap kebijakan moneter yang dilakukan oleh Presiden AS saat itu ialah Donald Trump. Perlakuan yang dilakukan oleh The Fed semata-mata sebagai respons yang diberikannya kepada tekanan pasar keuangan yang terus bergejolak dan sebagai bentuk kritik pada pemerintahan saat itu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai besaran suku bunga The Fed yang berada pada rentang 2,25% hingga 2,5%. Apabila suku bunga The Fed mengalami penurunan maka secara tidak langsung The Fed mendapatkan sedikit kesempatan untuk memperbaiki keadaan perekonomian untuk kedepannya. Namun, bila yang terjadi malah sebaliknya yaitu suku bunga acuan mengalami peningkatan, maka harapan tersebut pun akan hilang dan keadaan perekonomian untuk kedepannya masih bisa dipertanyakan.
ADVERTISEMENT
Yang sangat disayangkan adalah perlambatan perekonomian ini tidak hanya dialami oleh AS, melainkan juga dirasakan oleh perekonomian luar negri yang disebabkan oleh berbagai banyaknya pergerakan pasar keuangan yang semakin tak terbendung. Ketegangan pasar global semakin menguat seiring dengan keadaan inflasi yang semakin mengalami penurunan, sehingga beberapa pihak yang bersangkutan pun hanya bisa menyusun strategi-strategi yang bisa dilakukan saat suku bunga telah mengalami kenaikan. Pada saat itu, dimana keadaan perekonomian yang jauh dari kata stabil telah menghadirkan pihak-pihak yang memiliki pemikiran atau pandangan antara satu sama lain. hal tersebut dibuktikan saat The Fed berharap adanya penurunan suku bunga, sedangkan pihak lainnya malah mengharapkan adanya kenaikan suku bunga. Berbagai macam strategi-strategi yang dinilai dapat memulihkan keadaan perekonomian global pun akhirnya dikerahkan oleh beberapa pihak.
ADVERTISEMENT
Krisis ekonomi yang dialami oleh Amerika Serikat pada tahun 2008 ini tidak hanya dialami oleh Amerika Serikat saja, tapi juga dapat berdampak pada negara-negara lainnya. Keterpurukan perekonomian yang dialami Amerika Serikat berhasil menyeretnya ke dalam permasalahan krisis keuangan global. Hal ini tentunya memberikan dampak pada stabilitas perekonomian global di beberapa kawasan. Karena seperti yang kita ketahui bahwa ketika suatu negara mengalami keterpurukan dalam bidang perekonomian, kemungkinan untuk menyeret negara lainnya ke dalam jurang resesi pun akan semakin besar. Berdasarkan beberapa kajian literatur, krisis ekonomi yang dialami oleh AS ini berawal dari krisis kredit perumahan di negara tersebut, dimana sistem kredit dengan mudahnya diberikan kepada pihak-pihak yang tidak memiliki hak untuk itu.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa tahun berhasil terbebas dari krisis perekonomian global, Amerika Serikat kembali mengalami krisis keuangan kembali di tahun 2020. Krisis keuangan tersebut mulai terlihat saat awal tahun 2020 dimana perekonomian AS menunjukan pertumbuhan negatif di kuartal kedua. Hal ini selaras dengan pembacaan PDB akhir yang cenderung mengalami kekacauan. Kekacauan tersebut disebabkan oleh tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melakukan lockdown untuk menekan angka persebaran wabah COVID-19 yang mulai menyebar ke seluruh dunia saat bulan Januari 2020 yang bertepatan dengan keadaan perekonomian dalam status baik. Yangmana kita ketahui bahwasanya awal tahun 2020 diwarnai dengan adanya wabah penyakit COVID-19 yang diperkirakan muncul pertama kali di Wuhan, China dan terus meluas sampai keberbagai penjuru dunia, dan berdampak buruk/ melemahnya perekonomian suatu negara karena banyak kebijakan yang diambil guna menekan laju penyebaran COVID-19
ADVERTISEMENT
Kondisi pada kuartal kedua ini sangat berlawanan dengan keadaan kuartal pertama tahun 2020 dimana perekonomian AS masih berstatus baik. Penurunan perekonomian AS ini diprediksi akan mengalami penyusutan sebesar 6,5% seperti yang telah disampaikan oleh The Federal Reserve. Hal ini pun disesuaikan apabila keadaan persebaran virus COVID-19 di Amerika Serikat cepat mereda dengan tetap memperhatikan kondisi lonjakan infeksi yang dapat timbul. Namun, ternyata keadaan persebaran COVID-19 ini semakin luas, dan kasus pasien yang positif COVID-19 di AS pun semakin melonjak. Oleh sebab itu, prediksi yang dilakukan oleh The Federal Reserve memiliki kemungkinan untuk melenceng pada keadaan yang terjadi kedepannya. Dengan kata lain, Amerika Serikat dapat dimungkinkan akan mengalami masalah krisis keuangan global sama seperti yang pernah dialami sebelumnya. Bahkan tidak hanya Amerika Serikat yang dapat terdampak, tapi negara lain pun dapat mengalami hal yang serupa. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sistem finansial global dapat dimungkinkan mengalami krisis oleh beberapa faktor yang tentunya tidak bisa diprediksi secara pasti.
ADVERTISEMENT