Konten dari Pengguna

Revitalisasi Masjid: Membangun Peradaban, Menguatkan Identitas Muslim

Khairunnisa
Mahasiswa FKM UNAND - Menko AP BEM KM UNAND 23/24 - Satgas PPKS UNAND 22/23 - Menteri PP BEM KM UNAND 22/23 - Koor. FP Aliansi BEM Sumbar 22/23
21 Februari 2025 11:24 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khairunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : doc. pribadi penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : doc. pribadi penulis
ADVERTISEMENT
Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat peradaban yang memainkan peran penting dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan spiritual masyarakat. Sejak zaman Rasulullah SAW, masjid berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan berbagai aktivitas kemasyarakatan. Bahkan, saat Rasulullah baru sampai di Madinah, hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun masjid. Namun, meskipun menghadapi tantangan sosial dan ekonomi, masjid tetap mempertahankan perannya sebagai pusat peradaban, terutama dalam komunitas Muslim di berbagai belahan dunia. Masjid tetap menjadi episentrum kehidupan umat Islam, termasuk di negara-negara dengan komunitas Muslim minoritas. Salah satu contoh nyata adalah peran masjid dalam pemberdayaan masyarakat di Kampong Cham, Kamboja.
ADVERTISEMENT
Di banyak tempat, terutama di daerah miskin atau komunitas minoritas, masjid berfungsi lebih dari sekadar tempat ibadah. Masjid menjadi pusat kegiatan sosial dengan menyediakan bantuan kemanusiaan, pendidikan, serta program pemberdayaan ekonomi. Dalam sejarah Islam, Masjid Nabawi di Madinah bukan hanya sebagai tempat shalat, tetapi juga pusat pembelajaran dan tempat diskusi masalah sosial.
Di era modern, fungsi ini tetap dipertahankan meski dengan keterbatasan. Contohnya, banyak masjid di wilayah perkotaan yang mengadakan layanan kesehatan gratis, penyuluhan keagamaan hingga bantuan sosial bagi masyarakat miskin. Beberapa masjid juga menyediakan program pendidikan informal seperti kursus bahasa Arab, pelatihan keterampilan, dan pendidikan agama bagi anak-anak. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Pew Research Center (2011), masjid yang aktif dalam kegiatan sosial cenderung memiliki peran lebih besar dalam memperkuat komunitas Muslim lokal.
ADVERTISEMENT
Di negara-negara dengan populasi Muslim minoritas, masjid menjadi tempat berkumpul dan mempererat solidaritas komunitas Muslim. Sebagai contoh, di Eropa dan Amerika Utara, masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat komunitas yang membantu Muslim beradaptasi dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Masjid sering kali menjadi tempat di mana Muslim dari berbagai latar belakang etnis dan budaya bertemu, berdiskusi, dan saling mendukung. Tercatat dari data tahun 2016 dalam penelitian yang dilakukan Tobroni (2018), di Amerika sudah berdiri lebih dari 1200 masjid yang tersebar di sejumlah negara bagian AS dan menjadi pusat kegiatan agama serta pendidikan Islam. Masjid-masjid di AS selalu ramai digunakan untuk mengaji, mengikuti pembelajaran dasar seni baca al-Qur’an, dan menjadi sarana pembinaan agama kepada anak-anak yang tidak diajarkan di sekolah. Begitu juga bagi para orang tua yang mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah, diberikan pengajian khusus yang dirangkai dengan shalat berjamaah di masjid tersebut. Nasaruddin dalam penelitian Umar (2020) mengungkapkan bahwa masjid juga sering dijadikan tempat pengajian yang biasanya dihiasi dengan arisan keluarga untuk lebih mempererat tali silaturahim antar sesama warga Muslim. Lambat laun masjid menjadi pusat kegiatan umat Islam setempat. Gerakan masjid mulai mendapat momentum yang sebenarnya pada pertengahan abad ke-20. Pembukaan Masjid Islamic Center di Washington D.C. yang selesai pembangunannya pada tahun 1957 merupakan penanda penting bagi kalangan Muslim dan Non-Muslim bahwa Islam saat itu mulai diakui oleh negara-negara Islam di luar negeri sebagai sebuah kehadiran berarti dalam lingkungan Amerika. Masjid center ini dirancang sesuai standar-standar tertinggi arsitektur Islam karena dirancang terutama untuk melayani komunitas diplomatik Washington dan menjadi pusat kegiatan penyebaran dan pendidikan Islam.
ADVERTISEMENT
Masjid di negara-negara dengan minoritas Muslim berperan sebagai jembatan antara komunitas Muslim dan masyarakat luas. Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penguatan identitas komunitas. Di luar negeri, masjid juga menjadi simbol keberadaan komunitas Muslim serta tempat berkumpul yang penting. Selain itu, masjid berkontribusi dalam membangun toleransi antarumat beragama dan aktif dalam kegiatan sosial yang mendukung kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu contoh nyata bagaimana masjid berperan dalam pemberdayaan masyarakat adalah di Kampung Cham, Kamboja. Kampung Cham adalah daerah dengan populasi Muslim Cham yang cukup signifikan, tetapi masih menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan sosial. Masjid-masjid di wilayah ini telah menjadi pusat pendidikan, pelatihan keterampilan, dan bantuan kemanusiaan. Banyak masjid di Kampung Cham berperan dalam memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak Muslim yang kurang mampu menurut laporan Islamic Relief pada tahun 2021. Selain itu, masjid juga menjadi tempat pelatihan keterampilan seperti menjahit, bertani, dan wirausaha kecil bagi masyarakat lokal. Program-program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan Masyarakat, tetapi juga memperkuat identitas dan solidaritas komunitas Muslim Cham.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, komunitas Muslim di Kampong Cham masih dihadapkan pada berbagai tantangan dalam menjadikan masjid sebagai pusat peradaban. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan fasilitas dan sumber daya di masjid yang menghambat fungsinya sebagai pusat pendidikan dan sosial. Banyak masjid di wilayah ini belum memiliki program pendidikan yang terstruktur sehingga anak-anak Muslim kesulitan mendapatkan pembelajaran agama yang berkelanjutan. Selain itu, minimnya dukungan ekonomi bagi jamaah menyebabkan masjid kurang optimal dalam menyelenggarakan kegiatan sosial, seperti pelatihan keterampilan dan program bantuan bagi masyarakat miskin. Infrastruktur masjid yang masih terbatas juga menjadi hambatan dalam menjadikannya sebagai pusat pertemuan dan solidaritas umat.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pengembangan masjid sebagai pusat pendidikan dapat dilakukan dengan mendirikan sekolah berbasis masjid serta menyelenggarakan kelas literasi Al-Qur’an dan pelatihan keterampilan bagi masyarakat. Selain itu, masjid dapat menjadi pusat pemberdayaan ekonomi dengan membentuk koperasi berbasis syariah yang memberikan akses modal usaha bagi jamaah. Pemerintah dan organisasi Islam internasional juga dapat berperan dalam mendukung pembangunan infrastruktur masjid, termasuk penyediaan fasilitas pendukung seperti perpustakaan dan akses internet. Dengan memperkuat fungsi masjid sebagai pusat pendidikan, sosial, dan ekonomi, komunitas Muslim di Kampong Cham dapat menjadikannya sebagai episentrum peradaban yang memperkuat identitas dan kesejahteraan umat Islam di tengah tantangan global.
ADVERTISEMENT
Masjid memiliki potensi besar sebagai pusat peradaban yang tidak hanya terbatas pada aspek spiritual, tetapi juga sosial dan ekonomi. Di tengah keterbatasan, masjid mampu tetap berfungsi sebagai tempat pendidikan, pusat kegiatan sosial, dan sumber pemberdayaan ekonomi bagi umat Islam. Dalam konteks komunitas Muslim di negara minoritas, masjid berperan sebagai wadah pemersatu yang memperkuat identitas Islam serta menjembatani hubungan dengan masyarakat luas. Di Kampung Cham, Kamboja, masjid telah menjadi agen perubahan melalui program pendidikan, pelatihan keterampilan, dan ekonomi berbasis komunitas yang berdampak nyata bagi masyarakat setempat.
Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat peradaban yang berperan dalam pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan sosial umat Islam. Di berbagai belahan dunia, baik di negara mayoritas maupun minoritas Muslim, masjid tetap menjadi episentrum kehidupan komunitas, seperti yang terlihat di Kampung Cham, Kamboja, dan Washington D.C. Dalam keterbatasannya, masjid terus menjadi agen perubahan, membangun solidaritas, serta menjembatani hubungan antarumat beragama. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk mendukung dan mengembangkan peran masjid agar tetap relevan sebagai simbol kekuatan, kebersamaan, dan kemajuan Islam di era modern.
ADVERTISEMENT