Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Dibalik Keset Tenun: Kearifan Lokal yang Perlu Dilestarikan
15 November 2024 14:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Khakimul Faza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keset tenun, sebuah produk kerajinan yang sering dianggap remeh, sebenarnya menyimpan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang sangat berharga. Di balik setiap serat yang terjalin, terdapat cerita, tradisi, dan nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam konteks globalisasi yang semakin mengancam keberadaan produk-produk lokal, penting bagi kita untuk melestarikan keset tenun sebagai bagian dari identitas budaya kita.
ADVERTISEMENT
Keset tenun tidak hanya berfungsi sebagai alas kaki, tetapi juga sebagai simbol dari keterampilan dan kreativitas para pengrajin. Proses pembuatannya melibatkan teknik tenun yang telah dikuasai selama bertahun-tahun, sering kali dengan menggunakan alat tradisional yang diwariskan dari nenek moyang. Setiap keset yang dihasilkan memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi warna, pola, maupun bahan yang digunakan. Hal ini mencerminkan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia, di mana setiap daerah memiliki gaya dan teknik tenun yang berbeda.
Kearifan lokal yang terkandung dalam keset tenun juga mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Banyak pengrajin yang masih menggunakan bahan-bahan alami, seperti serat tanaman, untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan. Dalam era di mana isu lingkungan semakin mendesak, praktik-praktik seperti ini patut dicontoh dan dilestarikan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, keset tenun juga berfungsi sebagai sarana untuk memberdayakan masyarakat lokal. Banyak pengrajin adalah perempuan yang tinggal di daerah pedesaan, dan melalui kerajinan ini, mereka dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, pengrajin dapat mengakses pelatihan, pemasaran, dan modal yang diperlukan untuk mengembangkan usaha mereka. Ini tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga memberdayakan perempuan untuk berperan aktif dalam perekonomian keluarga dan masyarakat.
Namun, tantangan besar yang dihadapi oleh keset tenun adalah persaingan dengan produk-produk massal yang dihasilkan oleh industri besar. Produk-produk ini sering kali lebih murah dan lebih mudah diakses, sehingga membuat banyak konsumen mengabaikan produk lokal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan nilai dan keunikan keset tenun. Kampanye promosi yang menyoroti keunggulan produk lokal, baik dari segi kualitas maupun nilai budaya, perlu dilakukan. Dengan demikian, masyarakat akan lebih menghargai dan memilih produk-produk yang memiliki makna lebih dalam daripada sekadar barang konsumsi.
ADVERTISEMENT
Pendidikan juga memegang peranan penting dalam melestarikan kearifan lokal ini. Generasi muda perlu dikenalkan dengan teknik dan nilai-nilai yang terkandung dalam keset tenun. Melalui program-program pendidikan dan pelatihan, mereka dapat belajar tentang proses pembuatan, sejarah, dan makna di balik setiap produk. Dengan cara ini, keset tenun tidak hanya akan menjadi warisan budaya, tetapi juga akan terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman.
Keset tenun adalah lebih dari sekadar barang fungsional; ia adalah cerminan dari kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Dalam menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi, penting bagi kita untuk mendukung dan menghargai produk-produk lokal. Dengan melestarikan keset tenun, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkuat identitas kita sebagai bangsa yang kaya akan tradisi dan kreativitas. Mari kita bersama-sama berkontribusi dalam menjaga dan mempromosikan keset tenun, agar kearifan lokal ini tetap hidup dan bermanfaat bagi generasi mendatang.
Hasil wawancara dengan Abdul Ghoni selaku pengusaha keset tenun dikota Pekalongan beliau menuturkan bahwa zaman sekarang banyak orang yang sudah tidak peduli lagi dengan keset tenun ATBM, karena orang-orang lebih memilih keset yang dari pabrik yang dibuat oleh mesin daripada dengan yang dibuat oleh manusia (ATBM), saya berharap untuk semua masyarakat khususnya kepada masyarakat pekalongan untuk lebih melestarikan keset tenun ATBM agar tidak lenyap atau hilang.
ADVERTISEMENT