Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Efektifkah Kartu Prakerja Mengatasi Pengangguran pada Masa Awal Pandemi?
10 Februari 2022 13:44 WIB
Tulisan dari KHALISAH FHADILILAH ZULKARNAEN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masalah yang cukup krusial dan terus dihadapi Indonesia dari tahun ke tahun adalah pengangguran. Masalah ini mengalami peningkatan ketika Covid-19 pertama kali menyerang masyarakat pada Maret 2020. Berdasarkan data BPS, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 sebanyak 138,22 juta orang yang naik 2,36 juta orang dibanding Agustus 2019. Hal ini diiringi dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang juga naik sebesar 0,24 persen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka bulan Agustus 2020 juga mengalami peningkatan 1,84 persen dibandingkan dengan Agustus 2019. Sedangkan penduduk yang bekerja, turun sebesar 0,31 juta orang di Agustus 2019. Hal ini disebabkan oleh makin tingginya tingkat kasus Covid-19 pada 2020.
Pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh penjuru dunia ini menyebabkan banyak kerugian. Dari sektor manufaktur, pariwisata, transportasi, hingga perdagangan mengalami penurunan produktivitas. Terjadinya penurunan produktivitas ini karena masyarakat dibatasi untuk melakukan aktivitas yang memerlukan kontak fisik. Pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah untuk seluruh masyarakat ini, pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Namun, malah menimbulkan dampak tidak menguntungkan beberapa pihak.
Data yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan pengangguran selama tahun 2020 mengalami peningkatan. Perusahaan terpaksa merumahkan karyawan untuk menutupi biaya produksi yang telah dikeluarkan. Sebagai solusi, pemerintah telah menerapkan banyak kebijakan untuk mengurangi angka pasien Covid-19. Dari penerapan pembatasan sosial, Perpu Covid-19, stimulus pariwisata, hingga pelaksanaan program Presiden Joko Widodo, kartu prakerja.
Kartu prakerja merupakan program inklusif pada masa pandemi. Kartu prakerja ini merupakan kartu yang diberikan kepada pencari kerja atau pekerja untuk mendapatkan layanan pelatihan vokasi (skilling dan reskilling). Target dari Skilling adalah para pencari kerja, baik yang baru lulus sekolah maupun kuliah. Sementara reskilling menyasar pekerja ter-PHK atau yang berpotensi ter-PHK.
ADVERTISEMENT
Namun, program yang direalisasikan di tengah pandemi ini dirasa tidak tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Apa sih pendapat dari petinggi serikat pekerja Indonesia?
Ketua KSPI, Kahar S Cahyono, mengatakan bahwa lebih baik jika bantuan diberikan dengan bentuk Bantuan Langsung Tunai. Hal ini karena kartu prakerja dirasa tidak menjawab tantangan hidup para buruh dan pekerja yang terkena PHK.
Kahar mengusulkan agar bantuan pelatihan dicairkan saja supaya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketua Dewan KSPI ini juga berpendapat bahwa seharusnya pemerintah paham mengenai hal-hal yang lebih dibutuhkan masyarakat pada masa sekarang. Walaupun pelatihan dan peningkatan kompetensi penting, namun untuk masa sekarang hal tersebut bukanlah sebuah prioritas.
Apa ada pendapat kontra dari pernyataan Ketua KSPI?
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Pengamat Ekonomi CORE, Yusuf Rendy Manilet, memberikan pernyataan bahwa Kartu Prakerja awal didesain untuk peningkatan kualitas SDM. Namun, sekarang kartu ini menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional yang memberikan pilihan kelas pelatihan bermacam-macam. Program kartu prakerja ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat yang terkena dampak pandemi langsung dalam perekonomiannya.
Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, juga mengatakan bahwa tingkat antusiasme masyarakat tiap gelombang selalu tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang bereaksi terhadap insentif yang diperoleh dari program tersebut.
Apa saja insentifnya?
Insentif yang diberikan adalah berupa modal sebesar satu juta rupiah sebagai modal awal untuk mendaftarkan diri pada pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan serta mengembangkan kompetensi individu para peserta. Dengan dibekalinya masyarakat dengan ilmu dari pelatihan yang telah dipilih, mereka berkesempatan untuk merintis usahanya sendiri atau bahkan membuka lapangan pekerjaan yang luas untuk masyarakat lainnya. Selain itu, bantuan sosial tunai yang diberikan selama 4 bulan sebesar Rp600.000,00 per bulannya juga membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
ADVERTISEMENT
Insentif lainnya sebesar Rp1.500.000,00 untuk 3 bulan diberikan pascaanggota menyelesaikan pelatihan dan mengisi survei evaluasi program kartu prakerja. Tingginya peminat untuk mendaftar kartu prakerja pada masa pandemi ini menunjukkan bahwa kartu prakerja memang memiliki manfaat yang nyata untuk masyarakat.
Dengan adanya program kartu prakerja pada masa pandemi ini, masyarakat harus percaya pada pemerintah bahwa Indonesia lambat laun mampu memulihkan perekonomiannya. Uang insentif dari kartu prakerja diharapkan dapat menjadi jaring pengaman sosial yang meringankan beban masyarakat Indonesia pada masa pandemi. Serta ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama masa pelatihan bisa berguna bagi masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan.
Banyaknya keuntungan ini harusnya bisa digunakan sebaik mungkin oleh masyarakat terutama yang perekonomiannya terdampak pandemi. Diharapkan juga antusiasme angkatan kerja untuk mendapatkan pekerjaan terus meningkat serta memberikan dampak lain, yaitu turunnya angka pengangguran.
ADVERTISEMENT