Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Makanan Halal Saja Tidak Cukup?
11 November 2024 15:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari KHALISHA NAJWA NESYA HADI - tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era modern yang penuh dengan berbagai pilihan makanan, konsep halal dan gizi menjadi semakin relevan serta mudahnya akses terhadap makanan halal. Islam, sebagai agama yang komprehensif, telah memberikan panduan lengkap tentang pola makan yang tidak hanya memenuhi aspek kehalalan, tetapi juga memperhatikan nilai gizi dan dampaknya bagi kesehatan. Keseimbangan antara halal dan thayyib (baik) menjadi kunci utama dalam memilih makanan yang sesuai dengan syariat sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
ADVERTISEMENT
Makanan dalam Islam juga amat sangat diperhatikan. Allah SWT sangat mementingkan masalah makanan dan aktivitas makan bagi makhluk hidup-Nya. Makanan secara etimologi yaitu tha’am yang berarti “makanan”. Allah SWT memperhatikan apabila seseorang makan, maka akan menjadikan rasa nikmat dan puas, namun terkadang manusia menjadi lalai mengenai manfaat makanan yang untuk menjaga kelangsungan hidupnya, bukan sebaliknya atau “hidup untuk makan”. Oleh karena itu, dalam hal ini kita ingin mengkaji beberapa literatur mengenai makanan yang ditinjau dari sudut pandang islam dan kesehatan.
Makanan halal bukan sekadar tentang label atau sertifikasi. Ia merupakan konsep menyeluruh yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Dalam Al-Quran, Allah SWT memerintahkan manusia untuk mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib, mengindikasikan bahwa makanan yang kita konsumsi harus memenuhi dua kriteria utama: halal dari segi syariat dan baik dari segi kualitas.
ADVERTISEMENT
Proses pengolahan makanan halal dimulai dari pemilihan bahan baku hingga penyajiannya. Setiap tahapan harus memenuhi standar kehalalan yang ketat. Kriteria Kehalalan Islam menetapkan standar ketat untuk makanan:
- Bebas dari bahan haram (babi, alkohol, dll)
- Disembelih sesuai syariat
- Bebas kontaminasi najis
- Tidak membahayakan kesehatan
Seperti yang sudah tertera jelas di dalam Al-quran pada Surah Al-Baqarah ayat 168:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
artinya: "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan".
Makanan halal yang diproses sesuai standar juga cenderung lebih higienis dan aman dikonsumsi. Sistem sertifikasi halal modern tidak hanya memeriksa kehalalan bahan, tetapi juga menerapkan standar keamanan pangan yang ketat. Tantangan dan Solusi kita sebagai umat Muslim di era modern saat ini di tengah pesatnya perkembangan industri makanan, umat Muslim menghadapi berbagai tantangan dalam memilih makanan halal dan bergizi. Produk-produk olahan dengan komposisi kompleks, dan penggunaan bahan tambahan makanan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan edukasi berkelanjutan tentang cara memilih makanan yang halal dan bergizi. Konsumen Muslim perlu memahami cara membaca label makanan, mengenali bahan-bahan yang perlu diwaspadai, dan memahami dampak berbagai metode pengolahan terhadap nilai gizi makanan. Makanan halal dan bergizi adalah sistem holistik yang memadukan kepatuhan syariat dengan prinsip kesehatan modern. Dengan memahami dan menerapkan konsep ini, kita dapat mencapai kesehatan optimal sesuai tuntunan Islam.