Konten dari Pengguna

Kekerasan Seksual : Adakah Tempat Berlindung Bagi Perempuan?

Khanesia puteri Malika
Mahasiswi, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda,
5 November 2024 9:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khanesia puteri Malika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Kekerasan seksual adalah kejahatan yang dari dulu hingga saat ini masih sering terjadi. Bahkan seiring berjalannya waktu jumlah kekerasan seksual semakin meningkat. Pada tahun 2024 jumlah kekerasan seksual meningkat sebanyak 15.621 kasus (kompas.2024). Ini menunjukkan bahwa penegak hukum harus lebih ketat lagi dalam pemberian hukuman yang setimpal terhadap pelaku pelecehan.
ADVERTISEMENT
Seperti salah satu klien yang ada di Panti Sosial Wanita, seorang gadis berusia 16 tahun menjadi korban kekerasan seksual oleh pamannya sendiri. Kejadian ini bermula saat si korban VR yang enggan pulang kerumahnya sendiri. Saat diajak ayahnya pulang ia menolak tak ingin kerumah. Ternyata setelah diusut VR menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh pamannya sendiri, kejadian ini terjadi saat VR pulang sekolah setelah sampai dirumah yang bertepatan sang paman ada dirumah dalam keadaan tidak ada orang dirumah hanya mereka berdua sampai akhirnya terjadilah pelecehan tersebut.
Hal ini tentu membuat VR trauma berat sampai menolak untuk kerumahnya sendiri. Barulah ditahun 2022 VR akhirnya dibawa ke Panti Sosial Wanita untuk direhabilitasi, mengembalikan semangat hidupnya. Didalam Panti ini tak hanya merehabilitasi namun juga memberikan keterampilan dasar agar saat masa tinggal dipantinya habis dia bisa menjalani hidup mandiri dengan menggunakan keterampilannya ini untuk bekerja. Beragam bentuk keterampilan yang diajarkanpun beragam mulai dari kerajinan tangan, membatik, menjahit, tata boga, home industry serta kelas kecantikan. Selain membantu memberikan soft skill di panti ini juga memberikan rehabilitasi yakni memberikan pelayanan psikologis kepada para klien yang memiliki trauma agar semakin mempercepat pemulihan traumatis klien. Dengan pelatihan keterampilan ini diharapkan bisa membantu klien sedikit melupakan rasa traumanya dan bisa kembali bergaul dengan orang sekitarnya.
ADVERTISEMENT
VR selama masa tinggal di Panti Sosial Wanita ini mengalami perubahan yang terbilang cukup signifikan dilihat dari cara berinteraksi dan berkomunikasinya yang sudah membaik, sudah mulai bergaul dengan para penghuni panti juga VR menjadi anak yang cukup aktif saat dipanti. Meskipun begitu VR masih terbilang sulit mengontrol emosinya seperti saat dia marah atau berinteraksi dengan lawan jenis, dia terlalu meluapkan emosinya dan tidak tersortir dengan baik menjadikan orang disekitarnya menganggap dia labil. Saat dilakukan wawancara dengan korban, kami bertanya apakah VR memiliki keinginan kuat untuk keluar dari panti? Dia menjawab ”iya, mau”, namun saat ditanya apakah mau kembali kerumah dia tidak menjawab dan justru mengatakan ”gak tau”. Hal ini memperlihatkan bahwa VR memiliki rasa takut saat diminta kembali kerumah dan menjadi teringat rasa sakit saat kejadian itu. Kakak sepupunya menyarankan untuk tinggal dirumahnya bersama tantenya namun VR masih bimbang dan masih ingin tinggal dipanti untuk beberapa waktu kedepan.
ADVERTISEMENT
Selama tinggal dipanti, VR juga di fasilitasi pendidikan oleh pihak panti seperti tetap menyekolahkan VR di SMK terdekat panti. Dan saat diamati VR terlihat lebih bahagia tidak menampakkan tanda-tanda dia murung atau kesepian. Selain klien seperti VR dengan kasus pelecehan Panti Sosial Wanita ini ada beragam kasus yang ditangani panti seperti korban KDRT, Orang Terlantar, Gelandangan bahkan Human Trafficing ditangani di panti ini. Walaupun begitu panti ini juga memiliki kekurangan seperti para pengasuh yang aktif berkomunikasi dengan klien menjadikan kurangnya rasa kekeluargaan antara klien dan pengasuh.
Meskipun begitu panti ini tetap menjadi wadah berlindung bagi para perempuan diluar yang memiliki nasib malang, terlantar dan terancam. Mereka dibina sampai bisa hidup mandiri dan sampai mereka bisa menerima dan memaafkan kesalahan yang lalu. VR adalah contoh dari klien yang mampu bangkit dari rasa traumanya dan berkeinginan kuat untuk bisa keluar dari panti ini dan memulai hidup baru yang lebih baik dan bahagia.
ADVERTISEMENT