Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN Undip Berinovasi Olah Kulit Pisang Jadi Pupuk Organik Cair
17 Agustus 2024 22:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Khanifa Juliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa Madugowongjati yang dikenal dengan produk olahan pisang, seperti salai pisang, kini tengah mengalami perkembangan dalam hal pengelolaan limbah berkat inovasi yang dibawa oleh mahasiswa Oseanografi Tim II KKN Universitas Diponegoro 2024. Para mahasiswa ini memperkenalkan metode pengolahan limbah kulit pisang menjadi pupuk organik cair (POC), sebagai solusi untuk mengatasi limbah yang selama ini kurang dimanfaatkan.
ADVERTISEMENT
Salai pisang, yang menjadi salah satu sumber penghasilan utama masyarakat di Desa Madugowongjati, hanya dimanfaatkan daging buah pisang saja, sedangkan kulitnya seringkali dibuang begitu saja atau digunakan sebagai pakan ternak. Padahal, kulit pisang mengandung 42% kalium yang memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai pupuk, yang dapat memperkuat batang tanaman, melawan penyakit, serta menyuburkan bunga dan buah pada tanaman.
Dengan tujuan untuk mengoptimalkan potensi limbah kulit pisang ini, mahasiswa KKN Undip 2024 melaksanakan program kerja pembuatan pupuk organik cair bersama para pelaku UMKM salai pisang di desa tersebut. Kegiatan dimulai dengan pengumpulan limbah kulit pisang dari beberapa usaha salai pisang, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan pupuk yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Proses pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan teknik sederhana, sehingga mudah diikuti oleh para pelaku UMKM. Beberapa alat dan bahan yang diperlukan antara lain botol bekas, pisau, kulit pisang, air bersih, dan gula pasir sebagai molase. Dalam pelatihan ini, masyarakat diajak untuk mengikuti setiap tahap pembuatan, mulai dari pencacahan kulit pisang hingga proses fermentasi.
Tahap pembuatan pupuk organik cair dimulai dengan menyiapkan botol-botol bekas yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian, kulit pisang dipotong kecil-kecil agar lebih mudah terurai. Gula pasir sebagai molase ditambahkan ke dalam botol plastik, dengan perbandingan satu sendok makan gula pasir untuk setiap 250 mL volume botol. Selanjutnya, gula pasir tersebut dilarutkan dengan air bersih di dalam botol. Setelah itu, kulit pisang yang telah dipotong dimasukkan ke dalam botol yang telah berisi larutan gula pasir. Botol kemudian ditutup rapat dan didiamkan selama 7-10 hari untuk proses fermentasi. Selama waktu tersebut, tutup botol perlu dibuka setiap hari untuk melepaskan gas yang terbentuk. Setelah lebih dari tujuh hari, pupuk organik cair siap digunakan pada tanaman.
ADVERTISEMENT
Program ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat Desa Madugowongjati, yang melihat potensi besar dari pemanfaatan limbah kulit pisang ini. Dengan keberhasilan program ini, diharapkan Desa Madugowongjati dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam hal pemanfaatan limbah dan pemberdayaan masyarakat, sekaligus menunjukkan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan dan perekonomian lokal.
Penulis: Khanifa Juliana Nivya, Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
DPL: Ragil Setia Dianingati S.Farm., Apt., M.SC