Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Maraknya Kejahatan Transnasional Illegal Wildlife Trade di Sub Sahara Afrika
23 Desember 2024 16:25 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Khansa Estiningtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tingginya permintaan terhadap satwa liar dan produk yang dihasilkannya telah menjadi faktor utama yang mendorong pesatnya praktik illegal wildlife trade atau perdagangan satwa liar ilegal. Permintaan ini berasal dari berbagai sektor yang memanfaatkan satwa liar untuk kebutuhan konsumsi, tradisi, atau bahkan keuntungan ekonomi. Fenomena ini melibatkan eksploitasi besar-besaran terhadap spesies yang dilindungi, yang tidak hanya mengancam keberlangsungan hidup flora dan fauna, tetapi juga berdampak pada keseimbangan ekosistem global. Praktik kejahatan transnasional ini semakin mengalami peningkatan karena didukung oleh keuntungan ekonomi yang didapatkan dan tingginya permintaan pasar terhadap produk satwa liar ilegal.
ADVERTISEMENT
Salah satu bentuk kejahatan ini terjadi di kawasan Sub Sahara Afrika, dimana wilayah ini marak akan aktivitas perburuan liar terhadap spesies gajah, badak, dan kadal trenggiling karena didorong oleh tingginya permintaan terhadap produk seperti gading, cula, dan sisiknya. Permintaan tertinggi terhadap produk-produk tersebut berasal dari Asia, terutama di negara-negara seperti China dan Vietnam. Negara-negara tersebut sering menggunakan produk satwa liar untuk bahan pembuatan barang-barang seperti perhiasan, barang antik, barang dekorasi, kerajinan, mangkuk persembahan, hingga bahan meracik obat-obatan tradisional. Meskipun manfaat medis dari sebagian besar obat tradisional yang menggunakan bahan dari satwa liar yang terancam punah sudah dibuktikan salah secara ilmiah, obat-obat ini tetap terus digunakan oleh sebagian orang karena adanya kepercayaan tradisional.
ADVERTISEMENT
Dampak ekonomi
Perdagangan satwa liar ilegal menghasilkan keuntungan besar bagi kelompok kejahatan terorganisir, dengan nilai yang diperkirakan mencapai US$5 hingga 23 miliar per tahunnya. Selain itu, UNODC memperkirakan bahwa pendapatan gelap dari perdagangan gading dan cula badak mencapai ratusan juta dolar antara tahun 2016 dan 2018. Hal tersebut tentunya membuat para kriminal mendapat keuntungan yang besar, akan tetapi pemerintah mengalami kerugian. Perburuan liar yang meningkat juga berpotensi menyebabkan pengeluaran yang semakin besar bagi pemerintah dan organisasi pelestarian dalam upaya perlindungan dan pemulihan spesies yang terancam punah. Biaya yang seharusnya bisa digunakan untuk pembangunan ekonomi dan konservasi malah teralih untuk menanggulangi kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas ilegal ini. Keuntungan yang didapatkan oleh kelompok kejahatan ini juga memicu perburuan liar yang semakin meningkat, memperburuk kerusakan pada ekosistem, serta mengancam kelangsungan hidup spesies yang dilindungi.
ADVERTISEMENT
Biodiversitas terancam
Semakin maraknya kejahatan transnasional perdagangan satwa liar ini juga memberikan dampak yang sangat luas terhadap keragaman hayati yang ada di bumi atau biodiversitas, yang berpotensi akan merusak stabilitas ekosistem global. Hilangnya spesies-spesies yang diperdagangkan secara ilegal, seperti gajah, badak, dan trenggiling, bukan hanya mengancam kelangsungan hidup mereka tetapi juga berdampak besar pada ekosistem tempat mereka hidup. Spesies-spesies ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem sehingga hilangnya mereka dapat menyebabkan kekosongan dalam rantai makanan, merusak struktur ekosistem, dan pada akhirnya mengganggu keseimbangan alam yang sudah ada selama ribuan tahun.
Lebih jauh lagi, kerusakan terhadap spesies-spesies tersebut juga berpotensi mengganggu interaksi yang saling menguntungkan antar spesies lainnya. Di ekosistem hutan, gajah adalah spesies yang sangat penting dalam ekosistem karena mereka memberikan berbagai berbagai manfaat yang mendukung kehidupan spesies lain. Jejak kaki gajah yang besar juga berfungsi sebagai jalan bagi hewan-hewan lain untuk berpindah tempat. Gajah sering kali membuka jalur-jalur baru melalui hutan atau padang rumput yang lebat, yang memungkinkan hewan-hewan kecil, seperti mamalia kecil, reptil, dan serangga, untuk bergerak lebih mudah dan mencari makanan serta tempat berlindung. Selain itu, hilangnya spesies seperti gajah dan badak juga bisa mengganggu proses alami lainnya, seperti penyebaran biji tanaman. Banyak pepohonan yang bergantung pada gajah untuk menyebarkan biji mereka ke area yang lebih luas melalui kotoran mereka. Jika hewan-hewan ini punah, banyak tanaman yang berpotensi akan kesulitan untuk berkembang biak dan menyebar ke wilayah baru, sehingga mengurangi keberagaman tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Melibatkan kejahatan lain
Tidak hanya berdampak pada ekonomi dan biodiversitas, perdagangan satwa liar ilegal ini juga melibatkan berbagai kejahatan yang dapat mengganggu stabilitas negara. Aktivitas ini seringkali melibatkan jaringan kejahatan terorganisir yang menggunakan jalur perdagangan ilegal untuk memindahkan satwa liar dan juga menyelundupkan barang-barang terlarang lainnya seperti narkoba, senjata, bahkan manusia. Jaringan tersebut dapat semakin meluas skala operasi kriminalnya dan berpotensi memanfaatkan kelemahan dalam sistem hukum dan keamanan negara, sehingga menciptakan ancaman yang lebih luas. Tidak hanya itu, masyarakat lokal yang hidup disekitar tempat pemburuan dan hidup dalam kondisi sulit akan berpotensi bergantung pada aktivitas ilegal ini. Minimnya peluang ekonomi yang tersedia memaksa mereka mencari penghasilan melalui cara-cara yang tidak legal. Dalam kondisi ini, mereka menjadi sasaran empuk bagi jaringan kriminal yang memanfaatkan keterbatasan mereka untuk merekrut pemburu, informan, atau tenaga logistik. Situasi ini tidak hanya membuat kondisi ekonomi dan sosial masyarakat setempat semakin buruk, tetapi juga merusak solidaritas sosial karena adanya keterlibatan dalam aktivitas yang melanggar hukum.
ADVERTISEMENT
Perilaku kejahatan terhadap satwa liar ini, dalam kerangka theory of reasoned action dipengaruhi oleh berbagai faktor yang membentuk niat dan tindakan pelaku, baik di tingkat masyarakat lokal maupun dalam jaringan organisasi kriminal internasional. Di tingkat masyarakat lokal, keterlibatan dalam aktivitas ilegal ini sering kali didorong oleh tekanan ekonomi yang mendorong individu untuk mencari sumber penghidupan alternatif, bahkan jika itu berarti melanggar hukum. Sementara itu, pada tingkat jaringan kriminal internasional, perdagangan satwa liar ilegal menjadi bagian dari skema yang lebih besar, di mana keuntungan finansial yang sangat tinggi merupakan pendorong utama untuk mereka bertindak. Dalam kerangka theory of reasoned action, seluruh tindakan kejahatan yang dilakukan oleh masyarakat lokal maupun jaringan kriminal ini mempunyai latar belakang atau alasan dibalik tindakan tersebut. Adanya latar belakang tentang hasil yang menguntungkan inilah yang sangat mempengaruhi niat para kriminal untuk melanjutkan praktik ilegal tersebut.
ADVERTISEMENT